Prolog

665 24 1
                                    

Arkaan pov
Suara lantunan ayat-ayat suci masih terdengar indah di indra pendengaranku. Suara itu seakan akan seperti sihir yang bisa meyihir diriku. Kaki ku melangkah mengikuti suara itu, seperkian detik suara indah itu menjadi isakan isakan kecil. Kaki ku terhenti melangkah melihat wanita berkerudung marron yang sedang membaca Al-qur'an dengan isakan isakan kecil. Mataku masih melihat pergerakan pergerakan kecil yang dilakukan wanita itu. Dia mengakhiri bacaan qur'an nya kemudian ia memohon ampun. Perasaan ku serasa bergejolak, entah perasaan apa yang merasuki hati ku.



Sabiaya pov
Aku melantunkan ayat demi ayat untuk menenangkan jiwaku. Rasa kehilangan yang masih terpatri indah di hatiku. Untuk menenangkan perasaan ku yang dirundung kesedihan aku menyempat kan membaca ayat ayat al -qur'an sehabis sholat dhuhur. Sekelebat bayangan kebahagiaan keluargaku menari nari indah di fikiran ku, tak terasa air mata mengalir deras diwajah ku. Ku sudahi membaca al-qur'an dan menutup nya. Seraya aku menengadah kan tangan dengan nenundukan kepala sambil memohon ampun pada nya agar perasaan ku tenang. Masjid ini menjadi saksi bisu akan kesedihan ku.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang