Jurit Malam dan Hari Minggu

61 8 0
                                    

"Mual nih"

"Beneran mual"

"Huekkkk"

Memoriku berputar menuju satu tahun yang lalu, di bis yang sama dan duduk bersama orang yang sama juga, membersihkan sepatuku yang kotor terkena muntahannya. Iyuuhhh, peristiwa itu masih segar di ingatanku.

Seperti yang aku katakan, hari ini aku duduk disamping Biru sambil mengamati Ia membaca, matanya sibuk dengan buku tapi tersirat kegelisahan yang tersorot, wajahnya pucat. Dia ingin muntah lagi?  Jangan, kumohon.

Aku sibuk menggeledah seisi tasku berusaha menemukan tas plastik. Aku tak ingin kejadian itu terulang lagi.

"Ini"

Ia menatapku heran, sedetik berikutnya ia menggeleng.

"Aku gak mau kamu muntah disepatuku meneh."

Masih diam tak bersuara. Biru menggeleng lagi, sangat susah membujuknya. Aku menghela nafas, "Wajahmu pucat"

Dia diam dan aku tak menghiraukannya.

~

Aku dan team OSIS lainnya telah siap di pos masing-masing, menunggu anak-anak kelas 8 dan 7 datang bergantian. Malam ini aku bertugas berjaga pos 3 dengan Biru lagi. Aku sebenarnya agak bosan dengannya, sekarang ia susah diajak bicara apalagi bercerita.

Jam menunjukan pukul 8.45 WIB sejak 45 menit yang lalu kegiatan sudah dimulai setelah briefing. Kemudian diawali dengan sambutan oleh Pak Samir selaku kepala sekolah di SMPku.

Kesunyian melanda aku dan Biru, ia masih enggan berbicara. Alih-alih menjawab pertanyaanku Biru malah asyik menggali-gali tanah dengan ranting. Aku cukup sabar dan malas dengannya, sungguh.

Sekian menit aku menunggu sendirian, akhirnya ada suara kaki yang mendekat. Aku bersiap menyiapkan mimik muka ngeri macam monster atau gendruwo. Haha tidak, aku bercanda.

Kulihat Biru bangkit berdiri lalu mendekat, mengambil alih tugasku menerima laporan dan memberi tugas. Kuamati dia diam-diam,

Cantik
Manis
Menenagkan
Dia masih sama, tapi ada yang hilang.

"Halooooo"
"Kamu ngapain Ka"
"Biasa aja dong lihatnya" Tangannya dikibas depan mukaku.

Sialan aku ketahuan.

*****

Kejadian seperti ini pernah aku baca dinovel 'Jakarta'. Dimana si tokoh bersedih karna masa jabatannya akan usai. Sama seperti aku,

"Dulu kamu cerewet banget, sekarang hampir enggak mau ngomong."

Matanya beralih padaku. Nyesss, tatapannya membuat dadaku sesak bukan main.

"em....."

krusek

"Eh udah ada yang dateng"

Ku telan kembali jawabanku. Aku melirik Lengka sekilas lalu berdiri fokus dengan OSIS baru didepanku tapi pikiranku melalang buana.

Bukan engga mau ngomong Ka, aku cuma takut suka kamu lebih lanjut.
-

"ANATIRTA BIRU. WOYYYYY"

Aku tersentak nyaris terjengkang, untungnya ada yang menarik tanganku. Ternyata aku ngelamun to

"Eh eh sori, gak krungu. Ada apa?"

"Ditunggu cah-cah tu lo, ngapain disini?"

Aku mengubah posisiku menjadi berdiri, "Ngadem Fi"

Aku dan Rafi berjalan beriringan menuju sekertariat, kita akan melakukan evaluasi dan anak OSIS baru diperbolehkan istirahat. Besok pagi kita akan berangkat bada subuh.

~

Bus sudah melaju dengan kecepatan rata-rata menuju sekolahku.

Kali ini aku berbeda bus dengan Lengka, ia di bus nomer 1 dan aku tetap no 2. Huh, aku tersenyum kecut mengingat bagaimana Lengka begitu khawatir padaku, memwaspadai agar aku tak mabuk perjalanan lagi. Haha, manis sekali rasanya.

Aku bosan setengah kilo berada di bus, Kana yang disampingku sudah tidur dari tadi. Tidak hanya Kana, beberapa OSIS baru dan lama juga melanjutkan tidurnya yang terpotong. Alih-alih memejamkan mata, aku mengambil hp dan headset berniat mendengarkan musik saja.

Alengka.a : Nanti aku anterin ya

Senyumku mengembang macam bakpo.

Ana Biru : Gamau ngrepotin kamu:D

Alengka.a : Ga. Kalau minggu transjogja penuh, gojek apalagi. Mau aja,

Ana dsdss d : Maksa ga?

Alengka.a : Banget:)

Ana Biru : Boleh.

-
Seandainya ini  bukan di dalam bus, aku ingin menjerit sekeras-kerasnya. Aku sangat senang, bibirku tak mau berhenti tersenyum.

~

Aku menunggu Lengka di depan ruang OSIS, ia benar-benar akan mengantarkanku. Sambil sesekali aku mengkontrol jantungku yang berdetak tak normal sejak tadi.

Hari ini Minggu, Lengka dan OSIS yang lain di izinkan membawa motor karena acara kemarin. Sebenarnya di SMPKU dilarang menggunakan sepeda motor, dan sebenarnya Lengka dan teman-teman sedikit pemaksaan pada Bu Muji.

"Yuk"

Kupakai helm dari Lengka, kemudian ia lajukan motor meticnya dengan hati-hati.

Hari Minggu dibulan Oktober ini, aku dan Lengka memecah kebekuan.

*******

Yuhu. Chapter 2 done. Gimana?
Jangan lupa coret-coret di komentar. Dan jangan lupa VOTEnya jugaa:*

Banyak yang baca = Banyak Semangat.

DUFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang