Aku duduk seorang diri di meja paling pojok katin sehat sekolahku. Seperti yang sudah direncakan tadi malam saat Lengka me-Whatsapp aku untuk meminta bertemu dikantin, saat ini aku sedang menunggunya datang.
Masih sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, hatiku meronta-ronta ingin pergi dari tempatnya. Rasa rindu minggu-minggu kemarin hilang sekejap berganti dengan degupan yang tidak wajar ini. Ya Allah semoga engga meledak ini jantung,
"Eh lama banget ya nunggu nya?
Ku lemparkan senyuman lalu menggeleng.
"Mau ngomongin apa sih?"
Ucapku sambil bergeser sedikit ke kanan agar Lengka bisa duduk.
"Terimakasih" Balasnya
"Kangen nih aku. Sudah lebih dari dua bulan setelah purna OSIS, kamu engga ada kabar, sekalinya ketemu hanya tukar senyum terus pergi"
Blush. Aku berdoa dalam hati supaya pipiku tidak memerah, aku pasti sangat malu lagi.
"Maaf ya"
Itu saja yang dapat aku ucapkan.
Wahai kaum-kaum hawa, bagaimana perasaanmu ketika sedang sedekat ini dengan laki-laki pujaanmu? Aku yakin perasaanmu sedang terbang bebas tanpa kendali, sama sepertiku.
"Tidak papa"
Aku katakan padamu Alengka Adamdy, aku benci senyummu yang itu. Senyum yang tulus tapi menyakitkan, yang membuatku sangat takut mencintaimu.
"Gimana kalau besuk jalan?" Pintaku "Aku butuh refreshing nih"
Butuh nyali besar dan membunuh gengsi untuk menlontarkan kata ajakan itu.
"Maaf ya Ra, tapi aku udah ada janji sama seseorang"
Deg

KAMU SEDANG MEMBACA
DUFAN
Fiksi RemajaHallo Bantu aku dalam tantangan menulis tanpa menggantung cerita ya, karena digantungin itu sakittt. Eaaaaaa Ok, see u. ______________________________________________ "Sebiru hari ini birunya bagai langit terang benderang, sebiru hari kita bersama d...