Fajar Angga Radiatma

62 14 0
                                    

Pagi yang cerah menyambut kedatangan sosok dua orang yang serupa, mereka memiliki Tatapan mata yang tajam dengan alisnya yang tebal dengan bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir tipis berwarna merah muda. Siapapun yang melihatnya akan merasa iri dengan sosok perempuan cantik dan disampingnya terdapat pria tampan yang kelihatan begitu dekat dan jika siapapun yang melihat pasti mengira mereka adalah sepasang kekasih. Ristania Andrea Renata  Dan sosok disampingnya ialah Willy Andrean Mustofen, mereka adalah sepasang adik kakak. Tania dan Willy ini terkenal anak yang jarang sekali tersenyum dan cuek dengan keadaan sekitar mereka. Mereka lebih memilih mengurusi hidup masing-masing dari pada mengurus kehidupan orang lain yang menurutnya belum tentu ingin membantu masalahnya.

"Sekolah yang rajin, jangan bolos nanti gue yang kena amuk papa" ucap Willy sambil mengacak-acak rambut Tania yang sudah ia tata dengan rapi.

"Ish! Bego! Rambut gue berantakan elah!" kesal Tania, karena Willy hanya memperlihatkan senyum manisnya.

"Ya udah turun, gue mau ke sekolah nih" usir Willy saat Tania masih tak beranjak dari tempat duduknya disamping Willy, karena mereka saat ini berada di mobil Willy.

"Awas aja Lo kalo gue punya mobil, Lo gak boleh masuk!" ancam Tania kepada Willy.

"Pulang jangan sendiri, kabarin gue" pesan Willy saat Tania membuka pintu mobil.

"Bodo!" ucap Tania dibarengi gebrukan pintu mobil Willy hingga menimbulkan bunyi keras.

Willy memang berbeda sekolah dengan Tania dan mereka yang memilih sendiri untuk tidak satu sekolah dengan saudara mereka, alasan mereka adalah karena tidak ingin mengakui bahwa mereka adik-kakak. Mereka juga ingin bebas dan tidak ingin satu sama lainnya akan ikut campur dengan urusan mereka.

"Siapa?" tanya seseorang dibelakang Tania saat dirinya masih melihat mobil kakaknya yang menjauh dan menghilang dari gerbang sekolahnya.

"Siapa?" tanyanya lagi, karena Tania sangat mengenali sosok dibelakangnya saat ini, tanpa perlu menjawab Tania membalikkan tubuhnya dan meninggalkan sosok laki-laki tersebut menuju kelasnya.

Merasa tak dianggap oleh Tania, laki-laki itupun menyusul Tania menuju kelas mereka. Ya, dia satu kelas dengan Tania.

"Yang tadi siapa Lo?" Tanya Fajar saat dirinya sudah memasuki kelas dan menemukan Tania dibangkunya sambil memainkan ponselnya. Lagi dan lagi, Tania mengabaikan pertanyaan yang diajukan oleh Fajar. Memang, murid yang sekolah di tempat Tania tidak mengetahui siapa keluarga dan latar belakang dari Tania.

"Bisa gak, Lo, gak ganggu gua sehari aja?!" tanya Tania dengan penuh penekanan disetiap perkataannya.

Sebelum menjawab pertanyaan dari Tania, Fajar tersenyum lebar sampai membuat Tania mengerutkan keningnya dalam, Tania mulai merasa tidak beres dengan Fajar yang memang tampang urakan tapi pintar ini, dan tambahkan tampang cool yang dimiliki Fajar. Dia juga ganteng. - gue mikir apa sih? Batin Tania.

"Karena, gue suka." polos Fajar, ia menyuarakan apa yang seharusnya diungkapkan.

Di sekolah ini, siapa sih, yang nggak tertarik dengan Tania? Banyak dari adik kelas dan kakak kelas yang sering curi perhatian untuk Tania, bahkan ada yang terang-terangan memberi apapun itu untuk Tania. Tapi, sayang sekali pemberian itu harus berakhir ditempat sampah dan tak lain akan ia berikan kepada teman sekelasnya.

"Minggir Lo!" ketus Tania saat dirinya ingin bangkit dari tempat duduknya.

"Silahkan my girl." Fajar memberi akses jalan untuk Tania yang memang duduk di pojok kelas paling belakang, dan saat itu Fajar sedang duduk di meja sambil menghadap Tania dan tak lupa kaki panjangnya menutupi jalan keluar bagi Tania untuk keluar. Dan otomatis Fajar harus turun dari meja dan memberi jalan untuk Tania.

BULLSHIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang