"Soal umurku. Apa yang mereka katakan benar. Umurku 38th."
- Jong suk ahjussi
Ini Fanfiction pertama yang gw publish di Wattpad, biasanya gw upload di akun facebook gw KIM HA NA.
So, kalo ada kurang lebihnya mohon dimaklumi. Saran dan kritik are wel...
Ku ketuk pintu rumah mertua ku. Rasanya aku ingin cepat cepat menemui Hana.
"Jong suk-ah... Masuklah..." Papa datar lalu mengajakku masuk rumah.
"Menantu Lee... aku senang akhirnya kau datang. Mama sedang siapkan bubur buat Hana." kata Mama pelan.
"Ayo kita ngobrol dulu di belakang..." ajak Papa.
Sepertinya Hana udah cerita semuanya kepada orang tuanya. Dan sekarang giliranku untuk disidang. Atau mungkin Papa mertua mau menghajarku.
Aku pasrah.
Papa mengajakku duduk di gazebo di sudut halaman belakang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu tahu ini tempat apa?" tanya Papa.
"Gazebo Pa..." jawabku gugup.
"Iya lah gazebo... "
Aishhhh apa sih aku.
"Ini adalah tempat favorit Hana kalau sedang galau, sedang baper. Hana itu, meskipun anak perempuan, dia merasa lebih nyaman mengobrol dan curhat sama Papa ketimbang sama Mama." kata Papa.
"Hana... sudah cerita semuanya ya Pa?" tanyaku hati hati.
"Enggak juga sih. Hana bilang cuma ada salah paham antara kalian. Papa juga ga pengen nanya lebih jauh. Mungkin Hana mau mencoba menyelesaikan sendiri."
Aku terdiam.
"Yaaaahhh.... makhluk tuhan yg namanya Perempuan memang beda dengan kita para lelaki. Perempuan itu apa apa pakai perasaan dan kehati-hatian. Terkadang memilih diam dan menangis daripada berdebat. Kita sebagai lelaki harus jadi makhluk peka untuknya. Wanita kan maunya dimengerti. Kalo dia marah, dengarkan saja, biar dia luapkan kemarahannya dulu. Kalau situasi sudah adem baru diomongin... Kalau dia marah terus kita juga marah, ga bisa selesai nanti. Harus ada yg mau mengalah...."
Aku mendengarkan dengan seksama.
"Beban pekerjaan, kesibukan kita yg berat dan padat kadang berimbas terhadap emosi kita. Jadi yang bisa kita lakukan adalah berhati hati. Jangan sampai efek dari emosi kita mengenai orang2 di sekitar kita." lanjut Papa.
"Iya Pa, Jong suk sadar sekarang. Jong suk juga menyesal Pa. Aku yg salah." kata ku.
"Bukan soal salah siapa, Yang penting apa apa itu harus kita pahami dulu. Biar ga ada miss understanding." Papa menepuk bahu ku.
"Iya Pa. Makasih ya... Hmmm Jong suk boleh nemuin Hana ga Pa? katanya dia sakit."
"Tentu saja boleh. Temui dia. Papa yakin dia kangen banget sama kamu." Papa menepuk bahu ku lagi.
---
Aku naik ke lantai dua menuju kamar Hana. Mama baru saja keluar dari kamar Hana sambil telfonan.
"Hana baru saja makan sama minum obat. Kamu masuklah. Ajak bicara dia. Mama bikinin teh dulu ya..." kata Mama berbisik.
Aku mengangguk.
Kubuka pintu kamar Hana. Kulihat dia berbaring miring membelakangiku.
"Obatnya udah diminum kok Ma." katanya pelan lalu dia bersin bersin.
Dia mengira aku adalaglh Mama yg kembali ke kamarnya.
Aku berjalan pelan mendekatinya, matanya terpejam.
Aku berdiri di depannya. Kulihat Hana mulai membuka pelan matanya. Sepertinya dia menyadari itu aku.