Awal Perjumpaan
Humairah
Krrrrriiiiiiiiiiing..... bel istirahat kedua berdering. Guru pun menutup proses pembelajarannya.
Adzan pun terdengar dengan sangat merdu. Menurutku ini sangat mirip dengan suara Muzammil seorang hafidz Qur'an yang terkenal.
Membuatku penasaran
"Septia itu yg adzan siapa ya?" Tanyaku kepada temanku Septia."Oh itu, sepertinya sih kak Zakir, Rah. Emang kenapa?" Dengan ekpresi bingung.
"Su..Suara adzannya merdu banget ya.. Mirip sama Muzammil kan." Jawabku dengan sedikit gugup.
"Waahh jangan-jangan kamu sukaa yaa?? Cieee.." dengan senyum usilnya ia mengejekku.
"Ih apaan sih, orang aku cuman kagum aja sama suaranya kok ." Aku menanggapinya berakhir dengan memajukan bibir bawah ku, berpura pura ngambek.
"Hehehe iyaa deh maaf. Aku cuma bercanda kok Rah." Septia segera minta maaf karena takut aku ngambek.
"Okay, Yaudah ayoo kita ke Mushola, nanti kita gak kebagian tempat." Aku langsung menarik tangannya.
Aku dan septiapun langsung bergegas ke Mushola yg berada di sekolah kami.
Namun karena asyik mengobrol tanpa memperhatikan jalan aku pun tidak sengaja menabrak seseorang.
"Aduhh...." rintihku dan orang yg ku tabrak tadi.
Mata kami pun akhirnya bertatapan bebera detik. Kemudian dengan cepat kami menundukkan pandangan. *karena dalam Islam dilarang saling bertatapan kepada lawan jenis,agar terhindar dari zina mata.
"Ma..maaf yaa kak" ucapku terbata.
Ia hanya tersenyum dan berlalu meninggalkan ku. Ia berwudhu kembali.
Namun ada rasa aneh yg bergejolak dihatiku saat ini. Namun aku hanya mengacuhkannya.
Septia yg sedari tadi ada dibelakangku pun tetawa.
"Hahaha.. Cieee Humairah baru tadi ngomongin orang itu, eh sekarang kok malah lo tabrak.. Hahaha" tawanya kembali pecah.
"A...a..apa maksud lo? Kapan gue ngomongin dia?" Dengan mimik wajah heran dan ucapan terbata bata
"Lo lupa ya.. tadi kitakan ngomongin dia. Yang lo bilang suara adzannya mirip Muzammil." Dengan santainya septia mengucapkan itu.
"Jaadii... Yg barusan aku tabrak itu kak Zakir???" Aku langsung kaget serta pipihku pun memerah tanpa disadari.
"Emaang iyaaa. Ciee pipinya kok jadi merah gitu?" Ejeknya kepadaku dengan nada jahil.
"Ehh yaudah, ayoo kita segera ambil wushu dibelakang." Akupun segera mengalihkan pembicaraan dan juga karena takut tidak kebagian tempat.
Kamipun memasuki Musholla dan ikut sholat dzuhur bersama.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menitih Rasa
Spiritual[Romance] aku lebih memilih mengagumi dia dalam diam.. Diam-diam memintanya kepada Allah untuk disandingkan dengan ku.