Bagian 7

84 3 0
                                    


Hari ini ulangan pertama humairah ia menempati ruang 12.

Kriiingggg!!!! Kriiinggg!!! Kriiinggg!!!
Semua siswa masuk keruangannya masing-masing.

Humairah duduk dibangku kedua barisan ketiga.  Satu bangku panjang di isi dua orang. Namun anehnya Humairah hanya duduk sendiri.

"Assalamualaikum.. Selamat siang anak-anak"

"Waalaikumussalam.. Selamat siang bu"

"Sebelum Ulangan ini dimulai marilah bersama-sama kita berdoa. Berdoa mulai".   "Selesai".

Hari pertama ini ruangan 12 di awasi oleh bu yesi seorang guru killer.
Suasanapun sunyi. Tak ada suara sedikitpun. Mereka semua tidak berani berkutik sedikitpun. Namun tiba tiba...

"A..A..Assalamualaikum bu. Maaf saya terlambat" kata seseorang diambang pintu.

"Waalaikumussalam. Kamu Za ini udah jam berapa! Kenapa kamu terlambat! Inikan hari ulangan pertama! Lagian kamu inikan anak kelas XII seharusnya beri contoh yang baik keadik-adik kelasmu! SEKARANG KAMU JALAN JONGKOK DARI SITU SAMPAI RUANG GURU!" Bu yesi mengomeli dan memberi hukuman dengan suara lantang.

"Baa..ba..baik bu.." beberapa menit kemudian   "sudah bu.."

"Yaudah kalo gitu sekarang kamu boleh duduk. Tapi jangan kamu ulangi lagi ya!"

"Terimakasih bu.."

Orang yang barusan dihukum inipun langsung bergegas menuju satu bangku kosong yang berada diruangan 12 ini.

Zakir POV

Deggg...

"Wanita ini? Oh jadi dia yang jadi teman sebangku *senyum* baguslah.. Uppssh astarghfirllah fokus Za, fokus! ". Gumamnya dalam hati kemudian memberikan senyum kepada wanita.
Lalu ia secepatnya menundukkan pandangan.

Humairah POV

Deggg...

"Apa jadi sebenarnya aku gak duduk sendiri? Malahan sekarang aku duduk dengan Kak Zakir." Gumam Humairah panik dalam hatinya.

Kemudian sebelum duduk pria yang disamping ku itu pun langsung tersenyum kepada ku.

Degggg..

Jantungku berdetak cepat. Namun aku tetap langsung membalas senyum dari kak Zakir.

Karena senyum itu adalah ibadah. Suatu ibadah yang sangat kecil namun yang melakukannya mendapat ganjaran pahala.

Tidak mungkinkan aku melewati satu pahala ini. Namun setelah membalas senyumnya, aku langsung menundukkan pandangan. Karena takut akan adanya zina mata.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~








Kemudian mereka sibuk sendiri dengan Lembar kerjanya.

Tiba tiba *pulpen humairah terjatuh ke kolong meja Zakir.

"Hmm.. Maaf kak, aku boleh minta tolong ambilin itu gak?" Seraya menunjuk pulpennya

"Ngambilin apa? Oohh.. Ini, okay waiting!"

"Terima kasih kak"

Zakir hanya tersenyum, dan kembali menyibukkan diri dengan Lembar kerja ulangannya.
Sementara humairah yang berada disampingnya menjadi salah tingkah.
Yah wajar aja namanya juga sedang berbunga-bunga hatinya...






 

Menitih Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang