Bagian 6

59 3 0
                                    

"Doa adalah senjata paling ampuh. Seperti anak panah yg akan tepat sasaran."


Suara azan subuh berkumandang..

Dan juga

Suara ayam jantan yang berkokok bersahutan..

"Huaaaam, Alhamdulillah gak kesiangan.." Humairah menutup mulutnya yang menguap serta mengucek matanya.

Walaupun sebenarnya, ia sudah terbiasa bangun subuh. Namun ia selalu bersyukur setiap bisa bangun setiap subuhnya.

Dia bangun, mengemasi tempat tidurnya lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu. Setelah itu ia langsung menunaikan ibadah sholat subuh di kamarnya.

"Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ampunilah Dosa kedua orang tua ku dan dosa-dosa ku, Sayangilah mereka sebagai mana mereka menyayangi ku diwaktu kecil, Sehatkan lah kami semua,

Limpahkanlah kami rezeki yang halal. Teguhkanla hati ku diatas agama Mu, kuatkanlah iman hamba. Semoga hamba dapat mencapai cita-cita hamba sebagai dokter serta hamba dapat selalu membahagiakan dan membahagiakan kedua orangtua ku.

Kelak berikanlah aku seorang Jodoh yg Sholeh, yg taat kepada mu, yg mencintai hamba dengan tulus, serta dapat membimbing dan membawa ku ke Jannah Mu." Disujud terakhirnya humairah berdoa dengan khusuk,  ia pun tak mampu membendung air matanya.

Setelah sholat dan berzikir ia pun bersiap-siap untuk ke sekolah.

"Assalamualaikum, Umi, Abi, Dhea, dan Fhia." Senyum mengembang

"Waalaikumussalam, nak" Abi-uminya menjawab serempak.

"Waalaikumussalam, kak."

"Yuk sarapan dulu nak"

"Iya. Umi"

"Yaudah Mi, Abi, aku berangkat duluan ya soalnya hari ini aku takut telat,kan sekolah aku jaraknya lumayan jauh"

"Iya nak."
Humairahpun mencium tangan kedua orang yg paling ia sayangi itu.

"Assalamualaikum, Lo dateng awal bener sep"

"Waalaikumussalam.. Hehe iya dong! Kan gue yg pertama  dateng" senyum sombong :v

"Yaudah deh terserah lu aja"

"Wkwkwk okay, okay" nyengir kuda

"Sep senin kita Ulangan semester kan?"

"Iya Rah, tapi kita pisah kelas dong, kan pasti diacak."

"Oh iya iya.. Berarti satu ruangan juga gabung dengan kakak kelas kan?"

"Ya iya lah. Jangankan kakak kelas,adik kelas juga digabung sama kita"

"Semoga aku satu ruangan dengan kak Zakir.." seru humairah kegirangan dalam hatinya. "Eh kok malah mikirin kak Zakir, Astarghfirllah lo kenapa sih ra!" Ucapnya kembali membatin

"Lo kenapa malah bengong rah!!!" Gerutu septia sambil menepuk tangannya ke bahu humairah.

"Iiiiihhh apaaan sih sep! Sakit tau!"

"Yaahhh siapa suruh ngelamun, rasain tu! Wkwk" 

"Dasar lu ya!" Gerutu Humairah memajukan bibir bawahnya

Menitih Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang