BAB-20

29.7K 915 21
                                    

Seperti hari biasanya, Rere berangkat ke sekolah bersama Azka. Namun Rere tetap meminta di turunkan di perempatan dekat sekolahan. Walaupun dalam hati, mereka tidak tega membohongi bunda Azka lagi dan lagi.

Rere membuka pintu mobil Azka yang sedari tadi sudah menunggunya di depan rumah.

"Lama banget sih?" Protes Azka yang sudah bosan menunggu selama setengah jam yang lalu.

Pagi ini Rere memang terlambat bangun, karena semalam sepulang acara pertunangan dia mengerjakan laporan kimia yang belum terselesaikan hingga larut malam.

"Ya maaf. Gue telat bangun tadi gara-gara ngerjain tugas semalaman" Jawab Rere menyadari kesalahannya. Dia tau Azka pasti kesal karena telah menunggu terlalu lama.

Walaupun sedikit kesal namun Azka mencoba untuk bersabar, toh hari ini jam masuk di mundurkan setengah jam dari biasanya karena para guru sedang ada rapat pagi.

"Lo tuh mulai sekarang harus bisa memanage waktu dengan baik. Karena nantinya lo bakal jadi seorang ibu, kalau lo gak bisa manage waktu sebaik mungkin yang ada tugas rumah jadi berantakan" Ujar Azka menasehati calon istrinya tersebut.

"Iya iya gue tau, gue kan juga baru mau belajar"

"Lo tuh juga, jangan urakan! Gue gak mau anak gue ntar jadi urakan kaya lo" Sambung Rere menasehati bali Azka.

Azka tersenyum sambil mengerlingkan matanya, "Kok jadi ngomongin anak? Mau buat sekarang emang?" 

"Ishh, apaan sih masih kecil bahas anak!" Jawab Rere geli sendiri mendengarnya.

Azka tertawa puas, senang sekali menggoda gadis di sampingnya ini. Sangatlah lucu!

"Gapapa dong kan kita bentar lagi juga mau nikah" Ucap Azka kembali setelah dia berhenti tertawa.

"Nikah ya nikah aja. Gue gak mau punya anak dulu" Jawab Rere serius.

Azka mengernyitkan dahinya, "Kenapa? Kok gitu. Gak baik loh nunda Rezeki dari Allah"

Rere menatap Azka sebentar kemudian kembali memalingkan wajahnya menatap luar jendela.

"Gue mau kejar karir dulu. Gue pengen jadi dosen Bahasa Inggris"

Raut wajah Azka langsung berubah saat mendengar perkataan Rere tersebut.

"Re, lo cukup jadi istri yang baik aja udah cukup. Biar gue aja nanti yang kerja" Ucap Azka serius.

"Tapi gue gak mau jadi cewek yang cuma bergantung pada cowok. Gue pengen mandiri, punya penghasilan sendiri"

Yah! Itulah prinsip hidup seorang Rere Aquenna. Dia tidak mau menjadi seorang istri yang hanya bergantung pada suaminya. Dia ingin menjadi istri yang mandiri, mempunyai pekerjaan dan penghasilan sendiri. Tidak seperti wanita-wanita manja di luar sana yang hanya mau bergantung pada suaminya saja.

Azka pun hanya pasrah dengan keputusan Rere tersebut. Azka kagum dengan calon istrinya itu, karena dia bukan wanita manja seperti kebanyakan istri diluar sana.

***

Rere memasuki ruang kelasnya dengan santai, karena tugas sekolahnya sudah ia kerjakan. Tidak seperti hari biasanya saat ada PR matematika, ia harus berlarian di koridor kelas agar cepat sampai kelasnya dan menyalin jawaban matematika milik Lily.

Rere berjalan menuju ke bangkunya yang sudah terisi Lily disana. Gadis itu sedang membaca novel yang berada di atas mejanya.

Ia pun duduk di bangkunya dan langsung meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan yang menjadi bantalnya.

"Kenapa lo? Baru datang udah lemas aja" Tanya Lily yang melihat Rere seperti tidak ada semangat.

"Gue ngantuk. Semalem cuma tidur tiga jam" Jawabnya dengan mata yang terpejam.

"Ngapain lo tidur tiga jam aja? Manfaatin kouta malam ya? Haha" ledek Lily.

"Ngerjain laporan kimia lah. Anak rajin gitu loh"

"Cih, sosoan. Coba kalau tugas matematika pasti juga cuma lo anggurin" Tandas Lily.

Skak mat! Rere pun memilih untuk diam saja.

"Pagi Lily. Pagi Rere" Sapa Darel yang baru saja datang.

"Pagi juga Rel" Jawab Lily tersenyum manis.

Darel mengalihkan pandangannya ke arah Rere, bingung mengapa Rere tidak menjawab sapaannya di tambah wajah gadis itu juga nampak sedikit pucat.

"Rere, lo kenapa? Sakit?" Tanya Darel mendekat ke samping Rere.

Rere mendongakkan kepalanya, membuka matanya sayu, "Gak kok gue gak papa. Cuma kurang tidur aja"

"Serius? Perlu gue anterin ke UKS gak?" Tanya Darel memastikan.

"Gak usah Rel. Gue gapapa kok"

Darel mengalah, dia pun kembali ke tempat duduknya karena Bu Har selaku guru Kimia sudah masuk ke dalam ruang kelas.

"Selamat pagi anak-anak" Salam Bu Har.

"Selamat Pagi bu" Sahut murid-murid serentak.

"Ayo kumpulkan laporan kimia yang ibu tugaskan kemarin"

Semua murid yang ada di kelas itu pun membawa laporannya masing-masing ke meja guru.

"Titip dong Ly" Pinta Rere untuk mengumpulkan laporannya sekalian.

"Mana?"

Saat akan membalikkan badannya untuk mengambil laporan yang ada di tasnya, tiba-tiba tidak sengaja tangan Rere tergores paku kecil yang ada di sudut kursi, alhasil punggung tangan Rere pun berdarah. Darahnya pun cukup banyak.

"Aww..." Ringis Rere pelan.

Karena tidak ingin laporannya terkena bercak darah, dia pun terpaksa mengambilnya dan memberikan kepada Lily dengan tangan kirinya.

"Sorry  banget Ly, pakai tangan kiri. Tangan kanan gue kena paku jadi takut nanti laporannya kena darah." Ujar Rere saat menyodorkan laporannya kepada Lily.

"Ya ampun tangan lo berdarah. Ayo kita bawa ke UKS aja, nanti infeksi loh kalau gak segera di obatin" Khawatir Lily setelah menerima laporan milik Rere.

Lily pun menarik tangan kiri Rere, memaksanya agar mau di bawa UKS agar lukanya cepat ditangani dan tidak menimbulkan infeksi.

Setelah mengumpulkan laporan dan sudah meminta izin dari bu Har, akhirnya mereka pun sampai di UKS. Saat ini UKS sedang sepi, karena kebetulan dokter yang biasanya menjaga disini sedang pergi keluar kota selama tiga hari kedepan.

Lily menyuruh Rere untuk duduk saja di kursi yang ada pojok ruangan, sedangkan Lily berdiri mengambil kotak P3K.

Saat Lily akan berniat membersihkan luka Rere dengan alkohol, Rere mencegahnya,

"Gue bisa sendiri Ly" Cegah Rere mengambil kapas di tangan Lily yang sudah di tetesi alkohol oleh gadis itu.

Lily pun hanya membiarkan Rere membersihkan lukanya sendiri. Toh Rere juga tidak memperbolehkannya. Saat dia memandangi Rere sedang membersihkan lukanya dengan tangan kirinya, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Wisshh...cincin lo baru Re? Tumben lo pakai cincin?" Tanya Lily.

"DEGG!!"

***

Happy New Year 2018 readers 🎉🎉
Semoga tahun ini menjadi tahun kesuksesan buat kita semua. Amin

Makasih yang udah vomment. Apresiasi dan dukungan kalian buat author semangat buat update.😍

Maaf kalau banyak typo, soalnya ngetiknya buru-buru. nyempetin buat update soalnya besok udah masuk sekolah lagi.

Wait the next chapter.

DON'T FORGET TO VOMMENT!

salam!

Lakadefi

My Husband Is My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang