12

93 5 0
                                    

Pov hamas.

Sekarang gue sedang mencari pekerjaan dan sudah dari pagi hingga sore menjelang magrib gue belum dapat juga pekerjaan.

Ketika adzan berkumandang gue bergegas menuju masjid terdekat.

Setelah selesai melaksakan kewajiban gue bergegas pulang kerumah.

Namun ketika menyusuri trotoar gue melihat seorang gadis yg tengah berjalan namun dibelakangnya ada dua orang lelaki berbadan tegap tengah mengikutinya.

Dan benar saja gadis itu dibawa oleh dua orang lelaki itu.

Gue lari dan langsung memukul dua lelaki brengsek itu.

Sempat gue terkena pukulan dan membuat gue hilang kesimbangan dan mulai memukul mereka lagi.

Setelah dua lelaki itu lengah langsung saja gue bawa gadis ini ketempat yg lebih aman.

Gue kini ada digang komplek menuju rumah gue. Dan gadis ini masih mengikuti gue dari belakang, padahal daritadi gue udah suruh dia puang namun dia tak kunjung pulang.

"Ehh mau lo apa sih ngikutin gue terus?" gue mulai jengah atas tingkah gadis ini.

Tiba2 gadis ini menangis...

Gue panik, knp dia bisa nangis?

"Lo knp?" tany gue

"Aku tidak punya tempat untuk pulang, rumahku terlalu kejam untuk aku pulang" ucap gadis ini dengan air mata yg mengalir deras

"Maksud kamu?" gue belum faham.

"Aku takut jika aku pulang kerumah, aku akan dijodohkan dengan lelaki yg tidak aku cintai" jelas sang gadis.

"Eumm yasudah kamu pulang kerumah ku dulu untuk sementara waktu"

Gadis ini pun tersenyum manis kearah gue

Dirumah.

"Assalamualaikum bu, hamas pulang" salam hamas.

"Waalaikumussalam,hamas kamu sama siapa nak?" tanya ibu heran pasalnya dibelakang hamas ada seorang gadis.

Hamas menceritakan semuanya pada sang ibu.

"Yasudah nak kamu boleh tinggal disini dan masih ada kamar kosong disana yg bisa kamu tempati" ujar ibu kepada sang gadis dengan senyuman yg khas.

"Baik bu" ucap gadis ini.

"Ngomong2 nama kamu siapa nak?" tanya ibu

"Namaku Qila azahrah bu" jawab qila tersenyum manis

"Nama yg bagus, yasudah hamas sana antarkan qila kekamar yg ada disana" perintah ibu.

Hamas mengantarkan gadis ini kekamar sesampainya diambang pintu kamar hamas membukakan pintu untuk gadis berhijab ini.

"Makasih" ucap qila

"Iya sama2, kamu ada baju gantikan?" tanya hamas.

"Ada kan aku bawa tas ransel ini dan didalamnya sudah ada baju2ku ko" jwb qila ramah

"Oh yasudah saya pergi dulu" ucap hamas dan berlalu meninggalkan qila.

Hari libur.

Pagi hari yg cerah, cahaya surya menembus jendela milik ainun.

"Ainun sayang bangun" hamas kini mulai menarik-narik selimut ainun

Ainun terbangun dan diam...

"Sejak kapan ka hamas panggil aku ainun sayang?" selidik ainun, karena pasti ada sesuatu yg membuat hamas bahagia.

"Udah sana ke meje makan, dan intinya kk lgi bahagia" hamas mulai senyum2 gaje.

Dimeja makan.

Suasana dimeja makan terasa berbeda seperti ada yg bertambah satu orang.

"Ka siapa perempuan itu?" bisik ainun pada hamas

"Panjang ceritanya, intinya dia akan tinggal disini untuk sementara waktu" jelas hamas

Setelah selesai sarapan ainun dan qila mencuci piring dan ibu pergi bekerja.

Suasana mencuci piring rasanya ambigu.
Qila dan ainun hanya diam dan hening.

Bukan ainun namanya jika kuat dalam diam2an, mulut ainun rasanya gatal ingin bertanya siapa perempuan disampinya ini.

"Oh iya namaku qila azahrah" ucap qila seperti tau apa yg ainun fikirkan

"Ehehe kalo boleh tau kk masih sekolah apa gimana?," tanya ainun

"Aku sudah kuliah dan panggil saya mba saja rasanya aku tidak terbiasa dipanggil kk hehe" ujar qila tersenyum

"Ehehe iya mba"

Selesai mencuci piring ainun mengajak qila untuk bersepeda keliling komplek. Dan hamas ikut nimbrung. Dan berhubung sepeda hanya dua, ainun akhirnya bonceng bersama hamas.

Setelah lelah berkeliling komplek mereka bertiga istirahat ditaman sejenak.

"Ka aku haus beliin minum dong" rengek ainun pada hamas.

Hamas menghela nafas....

"Iya iya" hamas pergi untuk membeli minum.

"Ngomong2 mba panas ngga sih pakaiannya tertutup gituh?" tanya ainun membuka pembicaraan.

"Alhamdulillah ngga, disini panasnya ngga seberapa dari panasnya api neraka ainun" jelas qila lembut.

Ainun pun tersentak hatinya.

"Hmm rasanya ainun belum siap untuk menutup aurat mba" ainun mulai resah.

"Tutup aurat sebelum tutup usia, wajib berjilbab ketika sudah baligh bukan ketika sudah baik, jadi ainun renungkan dan coba dilaksanakan karena semua butuh proses" jelas qila dengan lembut seperti seorang ibu.

Ainun hanya tersenyum kearah qila.

"Aku akan coba mba" ujar ainun

"Ini dek minumannya" hamas menyodorkan air mineral pada ainun.

"Makasih ka, buat mba qila mana?" tanya ainun heran.

"Ini buat kamu" ucap hamas sedikit dingin.

'Haha ka hamas bisa aja pura2 dingin padahal dihatinya mah udah berbunga bunga tuh'
-batin ainun.

"Makasih" lalu qila mengambil air mineral yg diberikan hamas.

Dari kejauhan ada yg mengintai mereka bertiga.

Bersumang....

senior masa gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang