14

136 8 0
                                    

Ainun kini mulai berjalan menuju kelas, namun ainun baru menyadari bahwa dua pasangan yg berjalan didepannya ini adalah fany dan haris karena terlihat dari postur tubuh mereka berdua.

Ainun diam2 mendengarkan percakapan antara fany dan haris.

"Sayang sekarang kamu sudah baikan?" tanya haris lembut pada fany.

Ainun terkejut ketika haris memanggil fany dengan sebutan sayang.

"Terima kasih telah menggoreskan luka yg sangat dalam" batin ainun

Haris mengantarkan fany hingga kedepan kelas.

Ketika dipintu kelas bertemu dengan fany, ainun hanya tersenyum tipis dan terpaksa.

Ainun mencoba bersikap biasa.

Pelajaran pun dimulai.

Sungguh kalut fikiran ainun saat ini belajar pun tak fokus.

Serumit itukah cinta?

Pulang sekolah.

Ainun kini mulai membereskan buku2 dan peralatan tulis dan dimasukan kedalam tasnya.

Fany yg merasa dari pagi diabaikan oleh ainun pun mulai angkat bicara.

"Ai kamu tahu tentang hubungan aku dengan haris ya?" tanya fany karena tadi pagi fany melihat ainun yg ada dibelakangnya. Dan fany tahu pasti ainun sakit hati, karena ainun menyukai haris.

Tak ada jawaban, ainun terdiam lalu butiran bening itu lolos dari kelopak matanya yg cantik.

"Knp kamu ga bilang sih, aku sakit menaruh harapan. Knp kamu harus bohong fany" ainun mulai tersulut emosi dan air matanya jatuh semakin deras.

"Maafin ak..u ai"

"Kamu tau betapa aku sangat berharap bisa bahagia dengan dia, lalu apa? Kamu merusak segalanya" ainun pergi meninggalkan fany dikelas sendirian.

Ainun lari sekencang mungkin dan fany mengejarnya dari belakang.

Ainun tidak melihat sekeliling tanpa disadari dari arah utara ada sebuah mobil minibus yg siap menerjang tubuh ainun

Brukkkkkk...

Ainun tersungkur hilang setengah kesadarannya.

"Ainun bangun" ucap qila

"M..ba qi..la" ucap ainun terbata bata.

Dirumah sakit.

Ainun terbaring lemah diruang operasi, entah orang2 disekitarnya ini sedang melakukan apa yg jelas kepala ainun pusing dan sepertinya sedang dijahit oleh dokter, dan akhirnya ainun kehilangan kesadaran .

"Qila adik aku mana?" tanya hamas panik

"Adik kmu lgi dioperasi mas" jwb qila

Hamas kini memeluk ibu nya erat menenangkan ibunya agar tidak terlalu khawatir.

"Semuanya akan baik2 saja bu" hamas memeluk ibunya erat.

3 jam berlalu

Dokter pun akhirnya keluar dari ruang operasi.

"Dok apa ainun baik2 saja?" tanya hamas.

"Dia baik2 saja dan butuh istirahat" dokterpun berlalu.

Pov qila.

Aku melihat hamas yg sangat menyayangi adiknya, rasanya hati aku tersentuh akan kebaikan dia.

"Dek bangun kk disini dan ibu khawatir sama kamu, ayo bangun dek jgn tidur terus" ucap hamas mencium tangan adiknya.

"Hamas sudah adzan subuh" ucap qila mengisyaratkan untuk melaksanakan kewajiban.

"Iya, ibu jaga ainun ya hamas pamit dulu mau kemasjid assalamualaikum" lalu hamas mencium punggung tangan ibunya.

"Waalaikumussalam"

Hamas pun sudah pergi.

"Qila kamua ngga solat nak?" ajak ibu

"Qila lagi bulan datang bu" ucap qila tersenyum.

"Oh yasudah kamu jagain ainun dulu ya"

Rehan pov.

Pulang sekolah gue ke kelas ainun untuk mengantarkannya kerumah gue.

Sesampainya dikelas ainun gue hanya menemukan tiffany sahabat ainun.

"Lo temen ainun kan? Kalo boleh tau ainun kemana?" gue nanya tapi fany hanya diam.

Fany menangis.

"Lo knp nangis? Gue gabakalan macem2 ko" gue panik pasalnya fany menangis tiba2.

"Ainun di rumah sakit" ucap fany sambil menghapus kasar air matanya.

"Dirumah sakit mana?" gue khawatir bukan main.

"Di RS Kasih ibu"

Dirumah sakit.

Gue melihat ainun yg terbaring lemah, menyedihkan memang.

Dan diruangan ini hanya ada gadis berhijab yg entah siapa.

"Ainun aku minta maaf ya, ini kesalahanku" ujar fany terus meneteskan air mata.

"Pasti ainun memaafkanmu" qila kini mulai angkat bicara, qila tau akan peristiwa itu.

Gue bingung apa yg dua gadis ini bicarakan yg jelas gue ngga tau apa2.

"Maaf mba memangnya ainun knp dia bisa celaka?" gue bertanya pada gadis berhijab ini

Qila menghela nafas panjang...

Dan akhirnya qila menceritakan kejadian dari awal hingga akhir.

Gue geram sama fany bisa2 dia celakain sahabatnya sendiri.

Namun emosi gue tahan. Gue ngga mau lagi nyelakain seorang perempuan karena jika aku melukainya, itu sama saja gue melukai ibu.

dan kini ainun mulai siuman.

Dilihatnya kini ada qila, rehan, ketika melihat fany. Ainun memalingkan wajahnya rasanya muak melihat.

Fany mendekati ainun.

"Ai maafin aku" ucap fany tanpa sadar air matanya mulai kembali jatuh, entah sudah berapa banyak fany menangis.

"PERGI DARI SINI" bentak ainun pada fany

Qila mengisyaratkan pada rehan dan fany untuk pergi dan menunggu diluar.

"Ainun setiap manusia pasti mempuyai kesalahan, membenci sesorang itu sama saja melukai dirimu sendiri ainun, jadi fikirkan baik-baik dan maafkanlah fany karena manusia ini tidak ada yg sempurna" jelas qila lembut.

Ainun menangis...

"Tpi bagaimana dengan hati ainun mba, ainun sakit melihat orang yg aku sayangi mencintai orang lain" kini ainun mulai terisak.

Sesak dadanya ketika melihat orang yg ia cintai besanding dengan yg lain.

Qila mulai mendekap ainun untuk memberikan ketenangan.

"Mba mengerti apa yg kamu rasakan ainun, kamu harus ingat Allah saja maha pemaaf masa kita yg berpredikat seorang hamba tidak memaafkan sesama" ujar qila halu nan lembut agar tak menyakiti hati ainun.

"Baik mba ainun coba untuk memaafkan dia" ucap ainun tersenyum.

BERSUMANG.....

senior masa gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang