Perihal perasaan ku,akan ku serahkan pada sang pemilik hati.
Sekeluar Nathan dari rumah Daniar Nathan melihat Nika terdiam dengan air mata yang membasahi pipinya,nika tidak menyadari bahwa Nathan memperhatikan nya yang sedang memandang tulus dengan begitu sendu.
Nathan melangkah lebih dekat dengan Nika sambil berkata
"Tidak seharusnya kamu seperti ini nik."
Nika yang terkejut dengan suara Nathan langsung menatap wajah Nathan dengan pipi yang basah oleh air mata sambil berkata
"Tau apa bapak tentang perasaan saya."
Nika berkata sambil tersedu-sedu,Nathan menatap wajah Nika dengan begitu datar"Saya tau,Karena saya sedang mengalami perasaan yang sama dengan mu." Dia berkata dengan begitu datar.
"Bapak tidak tau apa-apa tentang perasaan saya."
"Saya tau bahkan yang saya rasakan lebih menyakitkan dari pada kamu,tapi saya tidak mau terlalu larut dalam rasa sakit ini."
Nika hanya diam mendengarkan Nathan berbicara kepadanya.
"Perihal perasaan lebih baik kita serahkan kepada sang pemilik hati,kamu Muslimah yang baik seharusnya bukan seperti ini cara mu mencintai seseorang,saya pamit dulu assalamualaikum." Nathan berlalu meninggalkan tempat Nika dengan wajah sedatar-datarnya.
"Waalikumusalam."
Nika pov
Mendengar bahwa Niar sudah keluar dari rumah sakit aku langsung bergegas menuju rumahnya,awalnya aku dan Sintia akan kesana bersama-sama tapi Sintia ada urusan mendadak jadi dia menitipkan salam.
Aku memikirkan motor ku dihalaman rumah Daniar disamping mobil yang sepertinya tidak asing bagi ku, subhanallah inikan mobil pak Nathan sedang apa dia di rumah Daniar,sebaiknya aku bergegas masuk.
Entahlah apa yang sedang aku dengarkan sampai membuat air mata ku luruh seperti ini, astaghfirullah ya Allah ampuni hamba.
Aku terus mendengarkan obrolan mereka mengenai perasaan seseorang yang aku harapkan itu.
"Khitbahlah dia secepatnya." Kata-kata pak Nathan kepadanya membuat air mata ku tak terbendung kan lagi.
"Astaghfirullah ya Allah ini begitu menyakitkan." Ucap ku dalam hati.
Aku kembali mendengar suara kak Tulus yang semakin membuat tak berdaya.
"Besok lusa aku dan keluarga ku akan melamar Daniar suf,aku akan mempertanggungjawabkan perasaan ku ini." Dia berkata sambil tersenyum bahagia,apa yang dapat aku lakukan lagi dia telah memilih sahabatku sudah seharusnya aku bahagia tapi kenapa air mataku terus saja mengalir seperti ini.
"Tidak seharusnya kamu seperti ini nik." Aku memandang pemilik suara itu.
"Tau apa bapak Tentang perasaan ku."
"Saya tau,karena saya sedang mengalami perasaan yang sama dengan mu." Dia mengalami hal yang sama dengan ku apakah dia mencintai Daniar juga.
"Bapak tidak tau apa-apa tentang perasaan ku."aku lagi-lagi berkata seperti itu
"Saya tau bahkan yang saya rasakan lebih menyakitkan dari pada kamu,tapi saya tidak mau terlalu larut dalam rasa sakit ini."
"Perihal perasaan lebih baik kita serahkan kepada sang pemilik hati,kamu Muslimah yang baik seharusnya bukan seperti ini cara mu mencintai seseorang,saya pamit dulu assalamualaikum."
"Waalikumusalam."
Apakah yang aku lakukan ini salah,apa perasaan ini salah.
"Ya Allah ampuni hamba yang berharap lebih kepada seorang hamba mu ya rob,lapangkan perasaan hamba."kata ku dalam hati,benar kata pak Nathan tidak seharusnya aku seperti ini dalam mencintai.
Aku bergegas pulang karena tidak mungkin aku menemui Daniar dalam kondisi seperti ini.
Autor
Nika yang ingin bergegas pulang terhenti oleh suara Tulus
"Nika." Tulus memanggil Nika sambil berlari dia heran kenapa Nika tidak masuk kerumah Daniar .
Nika mendengar suara Tulus pun berlari menghindari tulus karena dia tidak ingin terlihat begitu menyedihkan di hadapan tulus.
Maaf ya kalau part ini pendek....
Semoga kalian menyukainya...
Jangan lupa berikan komentar ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibi
SpiritualNathan Pradipta "Kamu wanita Solehah yang ajaib" Daniar wijaya "Allah selalu meridoi hambanya yang berbuat baik" Tulus brilian "Apakah Allah meridhoi ku untuk memperjuangkan mu "