Part 6

2.1K 121 9
                                    

Pov Daniar

Heningnya malam menyelimuti sujud ku kepada sang maha pemilik hati.

"Ya Robb."

"Berikan hamba petunjuk,hamba takut bila hamba terlalu larut dalam cinta kepada hamba mu ya Rabb,tuntun hamba menemukan jawaban sebaik-baiknya."

Setelah menyelesaikan solat ku,aku kembali teringat akan kejadian tadi siang.

Flashback on

Aku bergegas menuju ruang tamu, seperti nya disana begitu ramai.

"Assalamualaikum."

"Waalikumusalam." Semua orang memperhatikan ku yang baru saja memasuki ruangan tamu,aku yang diperhatikan langsung mengambil tempat duduk di samping mama,dan mata ku tertuju kepada seseorang yang tengah duduk di samping dosen beruang itu.

Aku heran kenapa banyak sekali orang di ruangan ini.

"Pah ma,sedang ada acara apa ini?." Aku penasaran ada acara apa sih ini.

"Bismillahirrahmanirrahim,Daniar maukah kau menerima khitbah ku." Bukannya jawaban mama ataupun papa yang aku dengar malah jawaban yang membuat ku diam tak mampu berbicara lagi.

Bukan hanya aku yang terdiam tapi semua orang yang ada di ruangan ini pun ikut terdiam mendengarkan hal yang disampaikan kak Tulus tadi.

Semua orang hening yang terdengar hanya lah helaian nafas,aku masih melamun memikirkan perkataannya tadi,papa membuka suara terlebih dahulu dan menyadarkan ku dari lamunan ku.

"Nak,apakah kau mendengar perkataan nak tulus."

"Iya pa." Kata ku sambil menundukkan pandangan ku

"Nak jawaban lah pertanyaan nak Tulus." Papa meminta ku untuk menjawab pertanyaan itu,memikirkannya saja aku tak sanggup apa lagi menjawab nya.

"Pah,biarkan aku sholat istikharah dulu,baru akan ku tentukan jawabannya."

"Baiklah kalau itu yang kau inginkan,dan nak Tulus sanggup kah kau menunggu jawaban Putri ku nak."

"Tentu saja Om,saya akan menuggu jawaban Daniar." Dia berkata dengan senyuman yang tak pernah hilang dari wajahnya.

"Niar ku tunggu jawaban mu." Ku tunduk kan pandangan ku,kami belum pantas untuk saling pandang seperti ini.

Autor

Sama halnya dengan Daniar,ada sosok laki-laki yang tengah mengandung kepada sang pencipta nya,tidak jauh berbeda dengan yang Daniar lakukan laki-laki ini pula tengah gundah dengan perasaannya,langkah apa yang akan dia lakukan setelah ini untuk seseorang yang tengah dia perjuangankan.

"Ya Robb,apa yang harus hamba lakukan."

"Apakah ia akan terluka apabila ia tau tentang semua."

"Ya Robb,hamba yakin semua ini adalah yang terbaik untuk mereka,lindung ia ya Robb."setelah itu ia membuka Al Qur'an nya.

Matahari menampakkan dirinya dan orang-orang memulai aktivitas seperti biasa,begitu pula dengan dua insan Allah ini yang tengah beraktivitas.

Pov Tulus

Hari ini,akan kah ia memberikan jawaban atas pertanyaan ku,ini sudah hari ke lima sejak aku menyatakan niat ku kepadanya,hari itu ia terlihat begitu terkejut sekali mendengarkan niat ku kepadanya,aku harap apa yang sudah aku niatkan dengan baik ini terjawab pula dengan baik.

Sepelung aku dari sekolah,belum sempat aku mengucapkan salam mama terlebih dahulu menghampiri ku dengan begitu semangat,ada dengan beliau tidak biasanya ia terlihat begitu bersemangat ketika aku pulang.

"Assalamualaikum,nak." Mama terlihat begitu bahagia

"Waalikumusalam,Ma ada apa kenapa Mama terlihat begit bersemangat dan bahagia sekali." Aku heran dengan Mama ku ini

"Hehhe ya dong mama kan bahagia, soalnya sebentar lagi mama akan memiliki menantu." Kata beliau tidak bisa berhenti tersenyum.

"Maksud mama."

"Itu loh nak,keluarga Daniar sudah menyampaikan balasan atas niat baik mu,tadi kepada mama,mereka menerima lamaran mu Nak." Aku terdiam apakah aku yang sedang mama maksud.

"Alhamdulillah ya Allah."

Aku tidak dapat lagi menahan rasa bahagia ini,niatan ku ternyata disambut dengan baik oleh Daniar subhanallah Maha besa engkau ya Robb.

DANIAR Pov

Hari ini,aku akan memberikan jawaban kepada kak Tulus sehubungan dengan niat baiknya kepada, insyaallah ini jawaban terbaik dan pilihan terbaik.

Sepulang dari kamu aku bergegas menuju ruang makan,setelah semua orang selain dengan makanan mereka ku utarakan jawaban Ku kepada mereka.

" Pa, ma ada yang ingin aku katakan kepada kalian semua." Sambil ku tunduk kan kepala ku.

"Ya nak ada apa,apakah perihal jawaban mu kepada Nak Tulus itu." Papa menatap sambil tersenyum.

"Ya pa,aku sudah menemukan Jawaban atas niat baiknya pah."

"Alhamdulillah,apakah jawaban mu Nak." Mama terlihat begitu antusias mendengarkan ucapan ku.

"Bismillah,pa,ma aku menerima lamaran nya, insyaallah aku siap pa." Aku tersenyum malu .

Semua orang yang berada diruang makan terlihat begitu antusias dan bahagia mendengar jawaban Ku ini, Alhamdulillah ya Robb.

Autor

Berbeda dengan keadaan Daniar dan Tulus,Nathan dan Nika terlihat gelisah.

Nika yang mendapatkan telpon dari Daniar,terlihat begitu tak berdaya lagi mendengar kan hal yang disampaikan oleh sahabatnya ini bukannya dia tidak bahagia tapi,hati ini yang tak mau berhenti mencintai seseorang yang bukan mahramnya,dia merasa begitu bersalah kepada Daniar, laki-laki yang ia cintai kini adalah calon dari sahabatnya sendiri apa yang harus ia lakukan.

"Ya Robb,sang pemilik hati hamba,ampuni hamba dan hapuskan segala hal yang tak halal ini ya Robb." Tak terasa lagi air ma yang menjatuhi pipi perempuan ini.

Nathan terlihat gelisah di ruangannya,dia tak pernah berhenti memandangi hpnya.

Setelah mendapatkan telpon dari seseorang raut wajah Nathan tampak begitu gelisah.

Handphone Nathan berdering,ketika Nathan menjawab telpon tersebut air wajah Nathan menjadi begitu terlihat tegang.

"Bangsat apa yang sedang kau rencanakan,batalkan semuanya,aku yang mempunyai masalah dengan mu bukan dia."

Tbc

Maaf ya,baru ngpost lagi soalnya lagi sibuk persiapan buat Tri out hehhe Afwan ya..

Jangan lupa vote and comen ya ...

Ya Habibi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang