Aku terus mencoba membiasakan diri tanpa hadirmu
Berusaha menjalani hidup tanpa dirimu disisiku
Meski bayangmu selalu hadir dalam mimpiku
Yang berakhir dengan rindu tanpa temu.Jujur, enggan melepasmu
Sebab banyak kenangan tersimpan dalam ingatan
Tentangmu yang pernah menjadi pusat kebahagiaanku
Warnai hidupku dengan canda tawamu.Tuan, ingatkah engkau
Dulu, tiada hari tanpa jenaka mu
Tingkah konyol mu selalu berhasil mengusir senduku
Ya, walaupun hanya untuk sesaat.Namun sekarang keadaannya berbeda
Semua berubah saat kau memutuskan untuk meninggalkan
Dan memilih berpindah ke sosok yang lain
Menyisakan diriku yang mencoba mengikhlaskan
Pada kenyataan yang memilukanTuan, awalnya kupikir kau adalah pelabuhan terakhir ku
Sosok penggenap separuh imanku
Namun nyatanya semua hanya spekulasiku belaka
Semua semakin jelas ketika kau lebih memilih dia, seseorang yang jauh lebih sempurna dariku
Tak mengapa, itu pilihanmu.Tuan, nyatanya pertemuan selalu diiringi perpisahan
Aku tak pernah menyesal pernah mengenalmu
Pun tak pernah membenci dirimu walau kini kau meninggalkan ku
Namun tuan, hati ini masih belum terbiasa tanpa hadir mu
Jadi ku mohon jangan pernah memaksaku melupakanmuTuan, masihkah namaku tersimpan dalam memorimu?
Ataukah kini sosok ku telah memudar termakan waktu?
Meski begitu, tak masalah bagiku
Aku akan terus menyimpanmu dalam doaku
Semoga kau bahagia bersama pilihanmu
Dariku yang mencoba melepasmu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutipan Akhwat
SpiritualBuku ini berisi rangkaian diksi sebagai bentuk motivasi, bahan muhasabah, serta refleksi diri. Mari saling mengingatkan dalam hal kebaikan. ---- Aku tidak lebih baik dari kamu.