Pada setiap untaian doa yang kulangitkan syahdu
Dipenghujung malam kelabu,
Maafkan aku
Sebab masih dengan lancangnya menyebut namamu diantara bait doaku,
Memohon kepada Sang Pemilik Hati agar berkenan menjadikanmu sebagai bagian dari masa depanku.Pada setiap munajat yang tak henti kurapal disetiap waktu,
Maafkan aku
Sebab masih saja menjadikanmu sebagai bahan untuk ku perbincangkan bersama Rabbku,
Berharap agar aku dan kamu lekas menjadi kita,
Ya, meskipun kedengarannya amat mustahil.
Namum takdir Tuhan siapa yang tahu?Tuan,
maafkan aku sebab masih mengharapkanmu
menjadi pelengkap diriku.
Maaf, belum bisa melupakanmu dari masa laluku.
Juga maaf atas rindu yang tak seharusnya kurasakan atasmu.Tuan,
aku memang masih mengharapkanmu,
Namun aku tak ingin patah untuk yang kedua kalinya,
Aku tak ingin kembali merasakan sakit akibat harap yang berlebih kepada manusia.Karenanya kuserahkan segalanya kepada Allah, sebaik-baik tempat bergantung dan memohon perlindungan.
Kuserahkan segala takdirku kepadaNya.
Karena aku yakin,
Sejauh apapun jarak terbentang diantara kita,
Sehebat apapun waktu memisahkan kita,
Jika kita memang ditakdirkan untuk bersama,
Kita akan bertemu juga pada akhirnya.Namun jika tidak? Aku yakin barangkali ada seseorang yang lebih baik darimu telah menungguku diseberang jalan sana.
Takdir Allah tak pernah salah apalagi keliru. Benar bukan?
...
Jadi apa kabar?
Lama nggak ketemu hehe:v
Maaf baru bisa up😤Selamat bermalam minggu.
Buat para jomblo, daripada galau-galauan, mending baca Al Qur'an kuy! 🙋 biar berkah hehe...Salam sayang,
Chimi ❤😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutipan Akhwat
SpiritualBuku ini berisi rangkaian diksi sebagai bentuk motivasi, bahan muhasabah, serta refleksi diri. Mari saling mengingatkan dalam hal kebaikan. ---- Aku tidak lebih baik dari kamu.