5. Rumah Sakit

1.6K 167 30
                                    

Nana pov

Kita semua turun dari mobil, Rachel yang tadi pisah mobil sama gue dan Zhafira langsung lari nyamperin sambil nangis. Dia langsung meluk gue dan gue hanya bisa ngelus punggungnya berharap dia lebih tenang.

"Kalian disini aja ya, ada 3 orang suruhan Papa yang bakal jagain kalian." Kata Kak Xiumin sambil ngelus kepala gue yang kemudian mengangguk.

"Hati-hati ya kak."

Musuh mereka yang kali ini nggak main-main, nggak cuma anak yang masih SMA, mereka ini juga cowok berusia 20 tahunan keatas.

"Papa bakalan urusin yang di awal, kalian langsung masuk ya." Kata Papa Xiumin. Papa Xiumin ini udah percaya banget sama anaknya. Kak Xiumin dan yang lainnya udah dilatih bela diri semenjak SD, awal mereka ketemu dan temenan sekarang.

Papa Xiumin ini dulunya mafia, enggak tahu gimana dan kenapa dia jadi polisi sekarang.

Wajah 3 lelaki yang jaga mereka ini sangar-sangar, mereka nggak berotot, cuman wajahnya yang bikin orang takut.

"Wih ada cewek-cewek." Segerombol cowok yang berseragam SMA itu mendekat kearah gue, Zhafira, dan Rachel yang langsung dihadang 3 lelaki penjaga.

"Weh kalem dong bor, cewek lo?"

3 laki ini nggak njawab yang bikin Zhafira sama Rachel semakin mengeratkan genggaman tangannya pada gue karena cowok pimpinan mereka menampakkan wajah semakin marah.

Gue menahan apapun yang mau keluar dari mata dan mulut gue. Pengen banget nyumpahin cowok didepan itu.

"Sini dong cantik," kata cowok itu sambil berusaha nyentil dagu gue yang tangannya langsung ditahan sama lelaki penjaga.

"Apaan lo?!" Sungut cowok itu kesal.

"Berani dia bos." Ucap cowok yang lain.

"Jangan sentuh mereka kalau kalian semua nggak mau mati." Kata lelaki penjaga dengan santai.

"Ngeremehin kita nih bos." Ucap cowok yang lain menyunguti bos nya.

Duh, masih SMA udah belagu gila.

Si bos itu melayangkan tinjunya kearah lelaki yang masih nahan tangannya dan dengan sigap lelaki itu nahan kedua tangan cowok itu dan langsung memelintirnya. Ngebuat cowok itu semakin kesal karena bisa kalah dengan sentuhan kecil.

Akhirnya gerombolan cowok-cowok itu nyerang semua yang awalnya masih bisa di hadang 3 lelaki dengan baik, sampai akhirnya ada seorang lelaki yang sepertinya udah kewalahan dan akhirnya meminta bantuan lewat sebuah alat yang nempel di telinga mereka.

Gue mulai pusing sekarang. Liat darah yang keluar dari hidung maupun sudut bibir mereka yang adu jotos itu. Rachel sama Zhafira nggak kalah takutnya sama gue. Rachel bahkan mulai nangis yang bikin gue tambah pusing. Akhirnya, gue jongkok sambil nutup mata gue, nggak mau liat lebih lama lagi. Dan telinga gue tutup rapat-rapat. Gue butuh ketenangan.

Keringat juga mulai bercucuran dengan deras dari pelipis gue dan yang gue rasakan semuanya seolah berputar. Rachel dan Zhafira berulang kali tanya dengan suara paniknya, "Nan, lo gapapa?" "Nan, lo kenapa?"

Suara terakhir yang gue denger, "Brengsek lo-lo pada!" dan samar-samar gue liat Kak Kyungsoo yang menyerang cowok yang mau ngedeketin gue, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Dan setelahnya, semua hitam.

***

Gue membuka mata pelan, cahaya disini terang banget membuat gue silau namun akhirnya mata gue terbuka.

Gue liat dengan jelas wajah Kak Kyungsoo yang pertama gue liat, dan Kak Lay yang ada disamping Kak Kyungsoo.

"Nan, inget gue kan?" Itu Kak Lay yang tanya. Gue yang masih lelah menutup mata lagi dan kemudian membuka mata sambil melihat ke sebelah kanan gue. Disana Berlin masih tidur dengan luka lebam di pipi dan ujung bibir, Kak Baekhyun tidur di kursi samping Berlin sambil ngenggam tangan cewek itu.

Breathtaking [DKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang