16.

1.1K 153 22
                                    

"Kak, gamau balik?" Tanya gue ke Kak Kyungsoo yang masih senderan di bahu gue dan meluk gue dari samping.

Kita udah sejam disini dan gue yakin Kak Kyungsoo bakal kedinginan.

"Dingin loh kak." Kata gue lagi karena pertanyaan gue tadi nggak dibales sama dia.

"Kan dipeluk sama kamu." Kata Kak Kyungsoo malah semakin ngusel-ngusel ke leher gue.

"Ayo Kak nanti dicari sama yang lain," gue akhirnya melepaskan pelukan dia dengan paksa yang ngebuat Kak Kyungsoo cemberut.

Sumpah imut banget. Jarang dia bisa berekspresi kaya gini. Haha.

"Yaudah ayo," ucap dia akhirnya dengan berdiri sambil males-malesan.

"Nan, bentar," dia nahan tangan gue yang gue jawab dengan alis yang mengangkat keatas.

cup

"Aku sayang banget sama kamu."

Gue melongo, siapa yang nggak shock dicium di bibir tiba-tiba?!

"K..Kak?"

"Ayo, dingin." Kak Kyungsoo narik gue buat naik ke motor dan mulai nyalain mesinnya.

"Peluk biar aku nggak kedinginan." Katanya lagi sebelum ngegas karena jaket dia gue yang make.

Karena gue juga pengen,

akhirnya gue meluk dia.

Nyaman banget.

"Kak, kita pacaran?" tanya gue dengan lirih. Kak Kyungsoo yang sepertinya nggak kedengeran jadi nanya balik,

"ngomong apa, Nan?"

Gue ngegeleng. Aduh gue malu banget.

***

"Darimana aja sih? jam segini baru balik." omel Kak Suho ke gue yang gue jawab, "tanya aja Kak Kyungsoo."

"Beli kado." Jawab Kak Kyungsoo yang bikin gue mengernyit. Bohong dia.

"Mana coba kadonya?" Tanya Kak Xiumin sambil ketawa.

"Adalah pokoknya." Kata Kak Kyungsoo sambil ke dapur dan ambil minum.

Kak Xiumin jalan nyamperin gue yang ada di sofa, terus duduk sambil senyum-senyum sendiri.

"Gimana dek?"

"Apanya Kak?" Gue nanya balik. Oh iya Kak Xiumin sekarang manggil gue adek, soalnya kata dia biar nyaman aja gitu.

"Udah milih nih antara Kyungsoo sama Lay?"

Gue ngegeleng sambil ketawa, "Apaan dah Kak kaya barang aja milih-milih segala."

Kak Xiumin ngikut ketawa, "jangan cepet-cepet ambil keputusan ya dek, ntar nyesel."

"Weee ada sesi curhat mamah Umin nih." Kak Kai dateng langsung ngerusuh. Wadah popcorn yang tadinya anteng diatas meja jatuh dan isinya tumpah semua.

"Popcorn aja nolak lo dateng kesini, Kak." Ucap gue yang ngebuat Kak Kai mendecih, "rese."

"Beresin, Kai." suruh Kak Xiumin yang ngebuat Kak Kai nurut, gue ketawa ngeliat wajah kesalnya yang malah gue peletin.

"Kasian deh."

"Kak Min gue nyamper Berlin dulu ya." Pamit gue ke Kak Xiumin yang dia iyakan.

***

"Ber?" Berlin noleh sambil meletakkan jari telunjuk di depan bibir, nyuruh gue pelan-pelan, soalnya Kak Baekhyun tidur.

"Tolong jagain ya sus," kata Kak Berlin ke susternya kemudian kita jalan ke balkon lantai dua.

"Gimana Kak Baekhyun?"

Berlin senyum, "syukur udah lebih baik dari sebelumnya."

"Syukur deh."

"Ber," gue manggil Berlin yang saat ini noleh ngerespon panggilan gue.

"Gue habis dicium Kak Kyungsoo."

Berlin menganga sambil mendelik, "sumpah lo demi apa? dimana? kapan? nyiumnya di mana?"

Nah kan heboh.

"Dulu dia nyium gue di kening, pernah nyium di pipi juga sih, terus tadi di bibir."

Berlin semakin shock. "Kok bisa sih, Nan?"

"Kalian tuh nggak ada tanda-tanda deket gitu loh. Malah gue kira lo sama Kak Kai."

"ANJINGAN AJA YA BER. OGAH SAMA DIA."

Gue menghembuskan napas, "Kak Lay kok jadi semakin menjauh dari gue ya Ber?"

Berlin mendecak sambil ngegeleng, "kamu suka sama Kak Lay?"

"Nggak-"

"hm?"

"Nggak Ber, aku nggak suka sama Kak Lay, tapi kalau dia ngejauhin gue gini ada yang aneh gitu."

"Lo cuma nggak mau kehilangan temen gitu maksudnya, Na?"

Gue ngangguk, "iya, karena pertamakali gue akrab sama Kak Lay."

"Iya sih," ucap Berlin kemudian menghembuskan napas.

"Capek, Ber?"

Berlin ngangguk, "gue gak bisa tidur akhir-akhir ini. Takut Kak Baekhyun kenapa-napa." jawabnya dengan tatapan menerawang kearah kamar Kak Baekhyun.

"Tenang aja Ber, Kak Baekhyun pasti sembuh kok. Kak Baekhyun pasti bisa ngelawan sakitnya." Gue memeluk Berlin yang langsung dia terima dengan baik.

eh lama-lama ketiduran dia.

berat cuy.

***

"Udah makan?" Kak Kyungsoo menghampiri gue yang lagi cuci piring.

"Udah, Kak Dyo makan gih masih ada nasi goreng." Kata gue. Kak Kyungsoo belom makan malem soalnya dia habis keluar sama Kak Kai.

"Havana Na Na Na," Kak Kai masuk ke dapur sambil nyanyi-nyanyi lagu Havana, yang mana merupakan nama gue.

"Apaan lo panggil-panggil." Sahut gue ketus.

"Idih ge-er. Orang gue nyanyi."

Gue cuma mengendus kesal karena Kak Kyungsoo nahan gue biar gak tubir sama Kak Kai.

"Ayo temenin aku makan."

"Pokoknya nggak ada Kak Kai aku mau." Ucap gue yang langsung disahut Kak Kai.

"Iyaa iyaaa yang baru jadian mah bedaaa!!" katanya teriak.

Kak Kyungsoo langsung melototin Kak Kai dan udah siap-siap mau mukul dia, gue juga gitu. Tapi, Kak Kai malah ketawa dan lari ke ruang tamu buat bocorin semuanya.

"Sumpah?!" Kata Kak Sehun nggak percaya.

"Apaan sih Kak, Kak Kai tuh emang mulutnya licin banget." Ucap gue sambil nyinisin Kak Kai.

Kak Kyungsoo malah diem aja, makan nasgor dengan tenang.

"Emang nggak mau jadian sama Kyungsoo?" Tanya Kak Chen sambil ketawa-ketawa.

"Yaaa nggak gitu jugaa!"

"Lo berdua jadian, Soo?" Tanya Kak Lay memastikan dan mengajukan pertanyaan ke Kak Kyungsoo.

"Iya. Nana pacar aku mulai sekarang."


kapan nembaknya coba

nggak tau dah terserah

TBC

Breathtaking [DKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang