Pilihan

2.7K 220 18
                                    


Touchstone

"Coba jelaskan pada ku bagaimana kau mendapatkan luka-luka ini." Suara Hokage ke lima itu terdengar rendah, marah dan tidak sabar.

Kakashi hanya tak menjawab. Ia hanya terus memandang langit gelap diluar dari jendela rumah sakit. Pikirannya terbang jauh melayang bahkan tengah ada dalam situasi yang sulit. Jari-jemari Tsunade tengah sibuk membenahi luka memanjang di sisi kanan Kakashi. Jika ia mau, Sannin legendaris dengan jutsu penyembuhan itu hanya perlu menjentikan jari untuk menyembuhkan luka di sisi kanan anak buahnya itu.

Tetapi Tsunade memilih menahan keinginan untuk menanbah rasa sakit yang berlebih hingga akhirnya ia selesai melakukan perawatan medis dan mengeluarkan chakra kuning pudar sebagai peredam rasa sakit. Kakashi lebih memilih mengalihkan pandangan dari pandangan aneh Tsunade yang melihat luka di sisi lain pada saat ia melepaskan pakaiannya.

"Luka ini.... hampir seperti..." Tsunade menerawang keadaan dalam diam. Kakashi masih tetap sama, mengabaikannya. Berdiskusi tentang asal muasal luka-luka ini hanya akan membuat situasi semakin rumit.

Setelah keterdiaman yang cukup lama, Tsunade mendesar berat.

"Baiklah, jika kau tak ingin memberitahu ku, maka jangan kau beritahu." Wanita berusia setengah abad itu mundur dan mengangkat tangannya ke arah pintu seraya berkata

"Sekarang pulanglah."

Bahkan sebelum Kakashi berjalan ke lorong gelap rumah sakit, ia mendengar sautan pimpinan desanya bersua. "Jangan sampai terjatuh dijalaan ya!"

OOOOOOOOOOO

"Kau ingin aku —APA?!" Protes Shizune. "Aku tak mau membobol rumah Kakahi-san!"

Godaime berambut pirang panjang itu hanya menatap serius gelas sake yang isinya tinggal setengah saat ia tengah memutar-mutar gelasnya.

"Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Cidera yang ia dapatkan itu bukan berasal dari misinya. Jika ia tak ingin memberitahuku maka kaulah yang kan mencari tahu informasinya untuk ku."

"Aku—APA?" Shizune ternganga mendengar ucapan nonanya.

"Apa kau benar-benar ingin aku untuk membobol paksa rumah seorang Jounin yang merupakan seorang mantan ketua Anbu dan jika boleh kutambahkan mebobol rumahnya? Aku akan sangat beruntung bila berhasil selamat melewati pintu depan rumahnya!" Tsunade hanya tersenyum jahat.

"Coba ku tebak, pasti kau tak akan kembali dengan selamat."

OOOOOOOOOOOOO

Dua jam kemudian setelah berkutik pada ujung gagang pintu, Shizune beranggapan bahwa Kakashi tidak akan meletakan jebakan apaun didepan rumahnya. Ia tahu kebiasaan Jounin itu selalu masuk melalui jendela dan amat jarang melihatnya masuk lewat pintu. Terlihat aman memang...

Wanita asisten pribadi Hokage itu mengambil kunai datar dan memulai aksi pembobolan pintu. Memperhatikan dengan seksama bunyi kenop pintu yang perlahan terbuka.

Saat kenop pintu itu mengeluarkan bunyi 'klik' tanda pintu sudah tak terkunci, Shizune berhenti seketika. Ragu-ragu apakah ia harus masuk ke rumah Kakashi atau tidak. Sejauh yang ia ketahui, Kakashi tak pernah sekalipun mengundang orang lain untuk masuk dan bertamu kerumahnya. Shizune yakin betul Kakashi akan manaruh dendam padanya karena memasuki kediaman pribadinya tanpa izin. Tapi dilain pihak, kalau ia tak mau melakukan ini, nyonyanya pasti akan menghabisinya.

Semua itu bukanlah pilihan yang baik bukan? Perlahan pintu itu terdorong dan membuka, tetapi belum juga selangkah masuk ia disambut oleh sesuatu yang besar, merah, dan bergelimang air liur mendarat tepat didadanya hingga ia harus jatuh terpelanting. Membuatnya merasakan udara yang ia hirup ditarik keluar secara paksa.

TouchstoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang