Angin semilir masuk melalui jendela yang terbuka, bermain-main dengan tirai cokelat hingga pamit pulang dan hilang. Hidungnya mencium berbagai jenis aroma; seperti air, pepohonan dan debu kapur –perpaduan jelas yang menggambarkan sosok Iruka– namun ada aroma aneh; bau ikan.
Bau ikan?
Kakashi menapakan kakinya ke lantai dari jendela yang terbuka. Wajah malas dan lambaian tangan. Mencoba menyapa tuan rumah. "Yo..... Iru...ka?"
Shizune meyeringai pada sosok Jounin dari tempatnya duduk. Kedua tangannya penuh dengan ikan. Sibuk membulak-balikkan benda ditangannya kedepan kebelakang dan Kakashi amat yakin indra pendengarnya menangkap bunyi 'kretak' seperti sesuatu yang sengaja dihancurkan dari 'mainan' Shizune.
"Selamat Pagi, Kakashi-san." Wanita ahli medis itu berhenti sejenak meneliti ikan dihadapannya, tak lama setelahnya menyeringai senang dan puas, meletakkan 'mainannya' diatas tumpukan ikan yang lain.
Perhatian Jounin itu teralih pada tumpukan ikan mati, beralih pada Shizune dan kembali pada tumpukan ikan mati. "Apa yang ka―....?"
"Shizune-san, apa ini akan berhasil?" Ucapannya terhenti. Kakashi mengalihakan perhatian pada pintu tepat saat Iruka berbelok kearah ruang tamu dan berhenti mendadak. Kaget.
"Kakashi-san? Apa yang kau lakukan disini?"
"Selamat Pagi Iruka-sensei!"
Krik krik Iruka mengedipkan mata beberapa kali; mencerna situasi yang terjadi.
Chuunin itu tertawa kikuk, menekan-nekan serbet ditangannya. "Maaf, aku benar-benar tak sopan. Selamat Pagi Kakashi-sensei." Sapa Iruka mencoba mengendalikan diri.
"Maa... ku pikir akan baik jika menyempatkan diri mampir dan melihat perkembangan latihan mu." Matanya mengarah pada Shizune, tangannya membernarkan posisi ikat kepalanya. "Mempelajari hal baru?"
Shizune mengangguk. Fokusnya masih pada ikan. Intonasi suaranya terdengar serius, "Ku pikir akan sulit mengajar dan menerapkan ilmu baru pada orang yang sudah terbiasa dengan pekerjaannya, bukan begitu Kakashi-san?"
Sebelah matanya memicing tajam. "Aku meragukan pendapat mu."
"Yakin?" Shizune menantangnya balik.
"Jika saja kau berani mencopot masker mu itu, aku baru percaya dan mengakui kesalahan ku." Kilau mata hitam asisten Hokage itu memberikan tatapan mengejek.
"Iruka-kun pasti akan melihat wajah dibalik topeng mu itu kan?"
Kakashi membalas dengan menguap malas. "Mungkin." Begitu bangganya dia mampu mengubah kata sesederhana 'mungkin' menjadi sebuah 'sindiran' halus untuk Iruka. Ekor matanya menangkap gerak kepala Chuunin yang menunduk malu. Tanpa ia sadari, senyuman kecil terbentuk dibibirnya.
Shizune menepuk bagian kosong sofa yang ia duduki., "Duduklah disini Iruka-kun!" Kepala Iruka terangkat; yakin tak yakin melihat posisi tempat duduk yang ditawarkan Shizune.
"Jadi, apa yang sedang kalian kerjakan?" Suara bass Kakashi menghentikan sunyi diantara ketiga ninja.
Shizune meraih ikan yang lain dengan cepat dan menggenggamnya erat. "Iruka-kun akan mempelari cara menyembuhkan patah tulang. Akan ada banyak tulang ikan yang sempurna di badan ikan-ikan ini, jadi ku rasa akan lebih cepat mempelajari nya jika ia banyak berlatih dengan ikan-ikan ini."
Guru akademi itu duduk bersandar dada pada tepian meja; membentangkan serbet ukuran besar dan memindahkan 'mainan'nya keatas serbet.
Tanpa aba-aba, Shizune dengan lihai melempar ikan yang sudah tak berbentuk tulangnya pada tumpukan yang hendak Iruka bersihkan. "Kau bisa pilih dengan cara apa Iruka-kun akan berlatih." Kakashi mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchstone
General FictionSetiap Anbu yang ditugaskan untuk membunuh pasti kembali dalam keadaan tidak stabil. Insting liar, kewaspadaan tinggat tinggi, kemampuan bertarung dan bertahan, intelektual bersatu padu menjadikan mereka monster tanpa mereka ketahui. Touchstone Per...