Semuanya terjadi begitu cepat dari yang Iruka bayangkan; satu dua detik kemudian, tubuh Jounin itu terbangun, mendapatkan kekuatanya Kembali. Kedua tangan melingkari bahu Iruka dengan eratnya, sementara itu Kakashi mendorong dan mengunci tubuh Iruka ke belakang dinding kamar mandi. Detik berikutnya, Iruka hanya bisa merasakan bibirnya menyentuh sesuatu yang empuk, mulutnya dipaksa terbuka, kemudian daging tak bertulang itu mengabsen barisan giginya. Mata Iruka terbuka lebar, tak percaya, kaget akan hal tersebut. Tak sengaja kedua tangan Iruka mencoba mendorong tubuh yang lebih besar darinya. Namun dorongan itu terlihat semakin memicu bara nafsu Kakashi.
Reaksi yang sangat aneh dan berlainan dengan perilaku Kakashi sebelumnya yang membuat otaknya tak sanggup mencerna. Tak sampai disitu saja, saat otaknya memproses aksi pertama, mulut Kakashi melepaskan kulumannya dari mulutnya; berpindah ke dagu. Menjilat, dan mengulum, tak henti. Sementara satu tangan tampak sibuk menarik pinggulnya untuk sedekat mungkin, tangan yang lain mengelus kulitnya ke samping dan ke belakang, meningkatkan getaran yang mendera tubuhnya, dan dia bisa merasakan bagian bawah anatominya merespons, bahkan pikirannya pun masih belum sanggup merespon cepat.
'Pasti terjadi sesuatu yang buruk padanya, amat buruk hingga berlaku seperti ini.'
Iruka tahu betul bahwa hampir semua shinobi setelah melakukan misi pasti adrenalinnya terpacu; yang konsekuensinya memicu mereka untuk mencari 'pelampiasan' hingga 'rasa' adrenalin itu tersurutkan. Dan akan terus seperti itu. Tapi ini Kakashi, si Jounin hebat dari Konoha −yang selalu berlaga cool; lebih tepatnya malas− yang melakukan ini semua setelah selesai misi. Orang yang menjadi pasangannya pasti sangat senang dan akan sangat sulit melupakan memori 'indah' Bersamanya.
'Mungkin aku juga akan seperti itu...'
Tapi mari kembali ke realita kehidupan yang sesungguhnya. Iruka adalah orang terpilih yang diutus langsung untuk menjadi kandidat perawat pribadi Kakashi. Jadi, harus ia patenkan dalam hati bahwa keadaan ini adalah salah satu uji coba kemampuan dirinya mengendalikan dan menyembuhkan orang yang sedang ia rawat. Iruka tahu, dia tak bodoh, mana ada yang tahan dengan godaan macam ini, terlebih Jounin yang berada didepan mu bak patung pahatan maha karya yang tak terlihat cacat sama sekali.
Kakashi kembali mengulum bibirnya, kali ini lebih kuat, daging tak bertulang itu mempresensi jajaran giginya, menjilat gusi dalamnya. Iruka bisa merasakan salivanya kini seperti berbaur menjadi satu dengan milik Kakashi. Makin lama ia kulum, makin jadi aktifitas yang dilakukan Kakashi. Tangan kanannya memeluk Iruka seolah mencegah chuunin didekapannya kabur, tangan kirinya turun perlahan meraba tulang selangka, berdiam di bantalan empuk itu, meremas perlahan tetap terus mengulum bibirnya.
Iruka merasakan pergerakan itu semakin menjadi-jadi. Ia jelas mendengar erangan pelan terdengar mengudara, entah siapa yang memulainya. Iruka yakin benar kali ini ia benar-benar lepas kendali kesadaran. Otaknya bilang 'hentikan' hatinya dan tubuhnya bersuara 'ayo ini akan jadi kenangan yang tak terlupakan'.
Detik demi detik berlalu, Iruka mulai menyukai permainan lidah Kakashi, terbukti saat Jounin itu mendorongnya kearah dinding, menghilangkan jarak, Iruka tak hanya diam dan atau pun melawan. Kini guru akademi itu mulai membalas walau tak selihat orang didepannya.
Tunggu jangan coba berpikir jauh, Iruka paham akan tugasnya. Iruka melakukan ini semua karena ia tahu betul hasrat murni yang Kakashi tunjukan adalah imbas dari aktifitas misi yang melelahkan. Sebagai seorang perawat ia lah yang bertanggung jawab penuh atas Kakashi. Tak akan secuil pun ia berani melangkah lebih jauh. Ini masih dalam konteks pekerjaan. Tak akan juga ia tega membiarkan orang kepercayaan nona Tsunade menyakiti diri sendiri padahal ia tahu Kakashi sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Kali ini Iruka menaikan tangannya kebelakang kepala Kakashi, menggerayangi kepala berambut perak itu dengan ujung jari jemarinya. Iruka mencoba multitasking disaat yang bersamaan. Pertama, ia harus sebisa mungkin seolah-seolah menikmati kuluman mulut, remasan dibagian empuk belakangnya, napas yang berderu, hangat tubuh, dan hasrat Kakashi. Kedua, ia harus mencari titik chakra dikelapa Kakashi guna memudahkan memberikan refleksi. Mencoba menenangkan Kakashi.
Dia hampir tidak menyadari saat tangan Kakashi meninggalkan sisinya. Iruka tersentak, tetapi memaksakan dirinya untuk rileks, saat Kakshi memaksakan kakinya merapat padanya. Gerakan itu membuatnya kesulitan untuk tetap berdiri, dan Iruka berpegangan erat pada leher pria itu, berharap dia tidak menjatuhkan keduanya ke dasar pancuran. Kakashi menundukkan kepalanya, menggigit bibir bawah Iruka dengan lembut dan menyebabkan api berkobar di dasar perutnya.
.
.
.
minna-san, terimakasih yang sudah menunggu, saya kira udah gak da yang mau baca lagi, makannya gak pernah buka whattpad lagi eh. wkwkwk.
tunggu bab selanjutnya ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touchstone
Narrativa generaleSetiap Anbu yang ditugaskan untuk membunuh pasti kembali dalam keadaan tidak stabil. Insting liar, kewaspadaan tinggat tinggi, kemampuan bertarung dan bertahan, intelektual bersatu padu menjadikan mereka monster tanpa mereka ketahui. Touchstone Per...