"Apa kau tahu tentang sihir hitam?"
"A-apa?" balas Lancy dengan wajah kaget.
"Mengapa kau tiba-tiba bisa membahas sihir hitam?" tanya Lancy lagi.
"A-aku hanya penasaran. Aku kebetulan mendengar orang-orang bercerita tentang sihir hitam." bohong Casselyn.
"O-oh."
"Jadi, apa kau mau memberitahuku?"
"Em, baiklah. Tapi, ku rasa kau harus ke toilet dulu bukan?"***
Lancy mengajak Casselyn ke tepi danau yang sepi agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.
"Hm, sihir hitam. Sihir hitam itu sihir yang paling berbahaya sepanjang masa. Sihir hitam itu muncul karena Vlarre. "
"Apa itu Vlarre? "
"Vlarre itu panggilan. Panggilan untuk dia. Si pencipta sihir hitam. Aku tidak tahu nama aslinya."
"Untuk apa dia menciptakan sihir hitam? Maksudku, dia tahu kalau itu sangat berbahaya bukan?"
"Ya, tapi ia tidak akan peduli. Yang ia inginkan hanya Axelisttaire. Ia ingin menguasai Axelisttaire. Aku pernah mendengar kisahnya, ia dulunya siswi sekolah ini. Dia sedikit tertutup tapi ia benar-benar berbakat. Ku dengar ia punya adik angkat. Orang tuanya mengadopsi adik angkatnya itu karena dia terlahir tidak sempurna. Kau tahu maksudku, bukan? Nah, Vlarre tidak menyukainya. Karena apa? Karena orang tuanya terlihat lebih menyayangi adik angkatnya itu. Orang tuanya bukan tidak sayang padanya, hanya saja mereka merasa sangat iba dengan gadis kecil yang terlahir tidak sempurna itu. Tapi, Vlarre berpikiran lain. Kemudian, saat hari kelulusannya di sekolah ini, ia mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Ia yakin orang tuanya pasti akan lebih menyayanginya sekarang. Tapi, itu tidak sesuai harapannya. Saat ia kembali ke rumah, dengan bahagianya ia memberikan nilainya kepada orang tuanya. Tapi, orangtuanya tidak memberikan respon sesuai ekspetasinya karena gadis kecil cacat itu meninggal dunia di hari yang sama. Vlarre benar-benar pada puncaknya hingga ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan mencoba meningkatkan sihirnya lagi dan lagi. Tapi, karena kebencian yang menyelimuti dirinya, itulah yang dihasilkan. Sebuah sihir hitam." jelas Lancy.
"Benar-benar mengerikan. Terus, di mana ia sekarang? Apa dunia ini sudah dikuasai olehnya? "
"Belum. Tapi, hampir. Ia mengumpulkan pengikut yang sangat banyak, kau tahu? Dan ia membunuh orang tuanya juga. Terjadi perang besar-besaran waktu itu. Kira-kira sekitar 16 tahun yang lalu. Untung saja, The five guardians sempat membuat perlindungan di beberapa daerah yang belum dikuasainya."
"The five guardians? Apa itu?"
"Mereka adalah orang-orang terkuat di Axelisttaire. Mereka itu ibaratkan penjaga kami. Mereka berhasil membuat perlindungan untuk Axelisttaire. Tapi, sayangnya mereka belum bisa mengalahkan Vlarre."
"Jadi, Vlarre itu masih ada?" tanya Casselyn kaget.
"Ya, di suatu tempat di luar perlindungan ini pastinya."
"Sekolah ini dilindungi, bukan?"
"Tentu saja. Jangan khawatir." jawab Lancy.
Jika sekolah ini dilindungi, mengapa bayangan itu bisa masuk? - batin Casselyn.
"Oh ya, tapi pelindungan ini ada kekurangannya." lanjut lancy.
"Apa?" balas Casselyn antusias.
"Jika The five guardians mati, perlindungan ini akan musnah dan sekarang empat dari lima itu sudah mati." ucap Lancy lemah.
"A-APA? Tapi, perlindungan ini masih ada kan? "
"Tentu saja ada. Walaupun tidak sekuat dulu. Tapi, aku yakin perlindungan ini masih kuat karena Queen Luna Tta adalah orang yang paling kuat di antara kelima guardians. Kami memanggil setiap anggota The five guardians dengan king jika ia pria dan queen jika ia wanita." jelas Lancy.
"Em, si Queen Luna Tta itu benar-benar masih hidup, bukan? Maksudku, dia baik-baik saja, kan?" tanya Casselyn.
"Tentu saja ia masih hidup dan ia baik-baik saja. Buktinya, jika perlindungan ini sudah musnah, Vlarre pasti akan langsung menyerang, bukan?"
"Y-ya, tentu saja."
Benar juga, Vlarre pasti akan langsung menyerang jika perlindungan ini musnah. Terus bayangan itu apa? - batin Casselyn.
***
"Selamat tidur." ucap Lancy.
"Hm." balas Casselyn.
Gelisah, itulah yang dirasakan Casselyn sekarang. Alam mimpi belum juga menjemputnya hingga jam 1 malam. Akhirnya, ia memutuskan untuk menghilangkan rasa gelisahnya dengan berjalan-jalan. Saat keluar dari lokasi asrama, ia bertemu dengan seseorang.
"Kyle, kau sedang apa?"
"Ca-casselyn! A-aku hanya berjalan-jalan sebentar. Aku mau kembali ke asrama dulu ya." balas Kyle yang langsung meninggalkan Casselyn.
Casselyn hanya diam menatap kepergiannya. Kemudian, ia kembali ke tujuan awalnya. Tak seberapa jauh ia berjalan, ia bertemu seseorang dengan wajah khasnya dan pakaian serba hitam khasnya juga.
"Zero!" panggil Casselyn.
"Apa?"
"Aku sudah mengetahuinya. Tempat ini dilindungi, seharusnya bayangan itu tidak bisa masuk, kan? " ucap Casselyn.
"Y-ya." jawab Zero lemah.
"Ba-bagaimana jika pelindung ini sudah hilang? Kita harus melaporkannya ke kepala sekolah." tanya Casselyn.
"A-pa? Tidak!" jawab Zero cepat.
"Kenapa?"
Zero menghelakan nafasnya panjang.
"Aku sudah pernah mencobanya. Tapi, mereka tidak mempercayaiku. Mereka memiliki sebuah cermin yang dapat memperlihatkan siapa saja. Jadi, saat itu cerminnya diminta untuk memperlihatkan Queen Luna Tta dan ia baik-baik saja di tempatnya. " jawabnya."T-tapi kalau begitu-"
"Sudahlah." potong Zero.
"Biarkan saja. Untuk apa dipikirkan? Kau juga seharusnya memikirkan bagaimana caranya kau pulang, bukan?" lanjut Zero kemudian berjalan meninggalkan Casselyn.
"Biarkan saja? Kau sendiri selalu menyelidikinya diam-diam, bukan? Dan sekarang pun pasti kau ingin ke sana, kan? Dasar!" ucap Casselyn yang membuat Zero berhenti melangkah sebentar kemudian melanjutkan jalannya lagi.
"Hei!" teriak Casselyn kemudian berlari dan menyamakan langkahnya dengan Zero.
.
.
.
.Bersambung....
---
Pendek? Iya tau.. Maaf yaa 😢
Ini pun sengaja ku up dulu,, soalnya besok udah mulai masuk sekolah 😭😭
Tapi ku usahain bakal terus up kok 😊😊
Don't forget to klik vote and comment...
Thx 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Axelisttaire (Slow update)
FantasyCasselyn Grego Tta, seorang gadis yang memiliki kemampuan aneh sejak ia dilahirkan. Kemampuan aneh yang dapat melukai orang-orang di sekitarnya membuat ia membenci dirinya sendiri. Hingga ia menemukan suatu benda aneh yang terlihat seperti kerang be...