2. Axelisttaire world

325 23 2
                                    

Kilau cahaya terasa menusuk ketika kelopak manik violet itu mulai saling menjauh. Casselyn mengedipkan matanya berkali-kali berusaha menyesuaikan matanya. Sebentang langit ungu teranglah yang menyambut dirinya dengan beberapa tumbuhan aneh yang menjulang tinggi layaknya pohon tapi bukan pohon pada umumnya. Casselyn melihat kesekelilingnya. Ia tidak mengenal tempat ini.

Apa itu pulau? Pulau itu terbang?  -  batin Casselyn.

Ya, tempat ini dipenuhi dengan sesuatu yang terlihat seperti pulau dan anehnya  pulau itu terbang. Casselyn sendiri bertapak di salah satu pulau yang terbang itu. Casselyn mencoba melihat ke bawah dari tepi pulau tempat ia berpijak dan ia sama sekali tidak dapat mengukur berapa ketinggian pulau ini terbang.

"Apa kau ingin jatuh? "

" Ap- AAAAKKKKKKK! "

Sontak Casselyn terkejut dan kehilangan keseimbangannya. Angin terus-terusan berdesing di telinganya. Pulau tempat ia berpijak semakin mengecil, dan tiba-tiba saja semua itu berhenti. Seseorang dengan surai hitam pekat sudah menangkapnya. Seseorang yang membuat ia terjatuh tadi sudah menangkapnya di tengah udara. Ya, dia terbang dan membawa gadis ini ke pulau terdekat.

" Ka-kau. Kau tadi... Kau tadi terbang? "

" Apa itu aneh? " responnya dengan wajah datar.

" Apa kau gila? Seseorang bisa terbang? "

" Semua orang bisa terbang di sini. " jawab laki-laki yang terlihat seusia Casselyn itu tanpa merubah ekspresinya.

" Ha? " respon Casselyn dengan wajah bodohnya. Laki-laki itu mengabaikannya dan melangkah menjauh.

Casselyn benar-benar bingung. Apa ia bermimpi? Semua ini tidak masuk akal. Pasti ia bermimpi, batinnya. Ia segera saja mencubit tangannya tapi tidak terjadi apa-apa. Kemudian ia mencoba menutup manik violetnya sekencang mungkin dan langsung membukanya. Tapi, hasilnya nihil. Ia masih berdiri di tempat yang sama.

" Hei. " panggil Casselyn ke pria tadi dan mengejarnya.

" Tempat apa ini? " lanjutnya.

" Axelisttaire world."

" Apa? Bisa kau ulangi? "

" Axelisttaire world. "

" O-oh. Apa kau tinggal disini? " tanya Casselyn.

" Hm. "

Keduanya tidak lagi bersuara hingga Casselyn merasa gusar. Ia sama sekali tidak mengerti ini dan si pria terbang di sampingnya ini bahkan tidak berinisiatif untuk memberitahunya. Akhirnya, Casselyn lagi-lagi memulai percakapan.

" Aku Casselyn. Kau? " ujar Casselyn walaupun sebenarnya ia sama sekali tidak mau memperkenalkan diri lebih dulu tapi mau bagaimana lagi.

" Zero "

" Oh. " kata Casselyn dan semuanya kembali sunyi lagi.

Siapa gadis ini? Mengapa ia terlihat tidak tahu apa-apa. Ah, biarlah. - batin Zero. 

Casselyn tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang jadi ia hanya mengikuti Zero berjalan.

Semakin jauh mereka berjalan, semakin aneh pula pemandangan yang ditangkap oleh mata Casselyn. Mulai dari langit yang berwarna ungu, tumbuhan anehnya yang beraneka ragam, ada yang terlihat seperti kubus namun dari permukaan kubus tersebut mencuat sesuatu yang terlihat seperti jari-jari manusia. Kemudian, ada pula yang tidak memiliki bentuk. Tumbuhannya hanya terlihat seperti gas berwarna oranye tetapi ia memiliki tangkai yang tertancap di atas tanah. Dan tumbuhan-tumbuhan lainnya yang tak bisa dideskripsikan oleh Casselyn.
Kesunyian di antara keduanya akhirnya berakhir dengan sebuah suara dari Zero.

Axelisttaire (Slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang