8. Profesor Bethz!

264 19 5
                                    

"Ikut aku!"

***

"Apa kau melihatnya?" tanya Zero tiba-tiba.

"Apa? Lihat apa?" balas Casselyn.

"Kau tidak melihatnya?" tanya Zero lagi.

"Apa maksudmu? Lihat apa?"

"Bu-bukan apa-apa. Lupakan!" ucap Zero kemudian hendak melangkahkan kakinya.

"Hey, katakan padaku!" perintah Casselyn sambil menahan tangan Zero.

"Sudahlah. Lupakan!" balas Zero.

"Tidak! Cepat katakan apa yang kau lihat!"

"Haaah, aku melihat bayangan itu." ucap Zero dengan suara kecil dan datar.

"Apa? Dimana?"

"Tentu saja di kelas kita. Dia tidak lagi menghinggap di dinding seperti yang kita lihat sebelumnya. Dia berdiri di atas lantai tepat di belakang Profesor Bethz." jelas Zero dengan nada serius.

Profesor Bethz adalah seorang wanita tua yang mengajarkan mereka pelajaran sejarah.

"Terus? Apa yang dilakukannya?"

"Dia... Aku tidak tahu apa yang ingin ia lakukan. Dari gerakannya seperti hendak membunuh dan aku sontak langsung memberhentikan waktu. Tapi, bayangan itu sudah hilang saat aku memberhentikan waktu."

"Tapi... Tapi mengapa tidak ada satu pun yang histeris melihat penampakan itu?"

"Itu karena kalian semua tidak memperhatikan! Kalian semua menjatuhkan kepala ke atas meja. Kau juga kan? Makanya kau tidak melihatnya."

"Apa maksudmu? Profesor Bethz sangat membosankan. Jadi, ya wajar saja, kan?" balas Casselyn.

"Terserah."

"Hey, menurutmu untuk apa ia membunuh Profesor Bethz?" tanya Casselyn.

"Apa? Membunuh? Siapa yang membunuh?" tanya sebuah suara. Casselyn dan Zero yang kaget, sontak langsung melihat ke belakang.

"Freezo!" ucap Casselyn.

"Siapa yang dibunuh?"

"Apa? Ti-tidak ada. Kau salah dengar." balas Casselyn.

"Aku juga mendengarnya." kata Lancy.

"Aaaaaa-" Casselyn panik. Otaknya berputar lebih keras saat ini. Ia menoleh ke arah Zero bermaksud untuk meminta bantuan tapi sosok itu sudah tidak ada di sampingnya.

Zero sialan. - batin Casselyn.

"Kau tidak bisa membohongi kami, Casselyn." ucap Ken.

"Huft, baiklah. Aku akan memberitahu kalian tapi tidak di sini. Kalian tahu maksudku kan?"

***

Casselyn menceritakan semua yang telah terjadi kepada teman-temannya. Dari penglihatan pertamanya di menara bagian timur, bayangan yang hampir membunuh Zero, hingga kejadian di kelas tadi.

"Mengapa kau tidak pernah cerita kepadaku, Casselyn? Aku kan teman sekamarmu." tanya Lancy kesal.

"Maaf, aku pikir kalian tak akan percaya." jawab Casselyn.

"Hey, apa jangan-jangan ini yang menjadi penyebab kau bertanya tentang sihir hitam kepadaku?" selidik Lancy lagi.

"Ya."

"Sebenarnya, aku pernah melihat bayangan itu sekali." Kyle akhirnya bersuara.

"Apa? Dimana?" tanya Freezo.

"Di menara timur yang Casselyn bicarakan. Aku pikir itu hanya halusinasiku saja. Ternyata benar." jelas Kyle.

Stacie yang selama ini hanya diam mendengarkan pun akhirnya angkat bicara.

"Aku jadi khawatir dengan Queen Luna Tta. Apa ia benar-benar baik-baik saja?" tanya Stacie.

"Kau dengar sendiri kan dari cerita Casselyn? Zero sudah pernah memberitahu para guru dan mengeceknya. Queen Luna Tta baik-baik saja di sana." ucap Ken.

"Aku tahu. Hanya saja sedikit aneh." balas Stacie ragu.

"Aku tahu maksudmu, Stacie. Aku juga berpikiran seperti itu." ucap Casselyn.

Angin sepoi menerpa surai pink milik Casselyn dengan lembut. Hening. Mereka semua tenggelam dalam lamunan masing-masing. Hingga bunyi bel membuat mereka semua harus memaksakan diri untuk membuang lamunan itu jauh-jauh.

***

Seorang wanita dengan postur tubuh bak model memasuki kelas dengan anggunnya. Surai hitam pekat dibiarkan jatuh dengan gemulainya. Kata Lancy, nama wanita itu Riley Brithany Rennee yang dipanggil Profesor Rennee.

"Seperti yang kalian tahu, di kelasku ini lah tempat kalian mengetahui seberapa kuat kah sihir kalian dan juga tempat untuk meningkatkan bakat sihir kalian itu. Jadi, aku ingin kalian semua membuktikan kepadaku sehebat apa kalian? Apa kemajuan kalian selama ini?" jelas Profesor Rennee.

Profesor Rennee mengambil sebuah bola kristal dari sebuah lemari kayu berukiran rumit di sampingnya.

"Tentu saja kita akan melakukan ini di alam terbuka. Jadi, ayo!"

Profesor Rennee memimpin mereka untuk keluar ruangan menuju halaman kastil yang luar biasa besar.

"Kerahkan lah seluruh kekuatan kalian ke bola kristal ini. Bola ini yang akan memberi nilai seberapa kuatkah kalian."

Bersambung...

---

Haii...  Maaf pendek dan lama update 😭

Aku baca kok komenan kalian..

Makasihh bangett yang nungguin cerita akuu..  Heheh

Btw, aku mau nanya..  Menurut kalian cerita ini alurnya lambat banget gak sih? Soalnya aku ngerasa gitu 😂😂😂

Bantu jawab yaa 😂😂

Thxxx ❤❤

Axelisttaire (Slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang