01. Im Yoora

441 28 0
                                    

Happy Reading^^

-SATU-

'Semuanya sama saja, tidak ada yang menarik setelah semuanya berubah.'

***

Prolog: Namaku, Im Yoora darisepasang kekasih yang berbeda negara. Ibuku Korea sedangkan Ayahku Indonesia, lelaki pribumi dengan wilayah tropisnya. Dan yang perlu kau ketahui, kalau aku juga memiliki nama Indonesia, yang lebih tepatnya nama asliku. Katya Yoora Yudhistira. Sudah, itu saja. Dan adanya aku di Korea ini, dengan keluarga baru yang dibangun 7 tahun lalu sejak usiaku 12 tahun lalu. Dan aku memiliki kakak lelaki Kim Namjoon dan Kim Taehyung.

***

Langit senja kini mulai terganti dengan hitam pekat yang mendatangkan malam bersama hembusan udara dingin seperti biasanya.

Meski cuaca dingin terus menembus helaian kain yang di pakai, Yoora tetap diam duduk enggan pindah dari tempat sejak sore. Padahal sedari tadi dirinya hanya diam mematung menatap lurus di depannya dengan tatapan kosong.

Setelah beberapa jam selanjutnya suara dering ponsel terdengar nyaring di pendengaran, membangunkan Yoora yang sedang terkalut dalam imajinasi pun sadar kembali ke dunia nyata. Namun, respondnya pun tetap sama. Dia hanya diam engga untuk melirik, apalagi menyetuh benda sumber suara.

Yoora menyibak rambutnya ke belakang, seolah mengizinkan angin menerpa kulitnya lebih leluasa bebas.

Kemudian menghirup udara dalam-dalam setelahnya membuanganya kasar, dan tetap membiarkan suara dering dari ponsel yang tak hentinya terus berbunyi.

Yoora meronggoh tas nya, bukannya mengambil ponselnya yang terus minta di angkat, melainkan Yoora mengambil kotak kecil berisikan kertas yang selalu Yoora bawa sejak dulu.

Dia mulai mengankat seluruh kertas di dalam kotak itu dan hanya menyisakan selembar kertas bersama dengan kata singkat yang ditorehkan tinta hitam yang sedikit memudar.

13 oktober 2011

Lee Ji Hwa.

-eomma.-

"Bogoshipo" Yoora membaca isi dari kertas itu, dan setetes air mata malah jatuh ke pipi dan di susul dengan isakan-isakan kecil penuh lirih.

Berbeda orang-orang yang melihatnya dengan beribu jenis tatapan mengintimidasi. Namun lain halnya dengan respond mereka yang sama dan begitu kompak dalam diam 'aneh' itu yang melambangkan keadaan Yoora sekarang menangis de tengah keramaian dengan isakan yang tak ingin berhenti, di tambah lagi tak ada pun bekas luka yang di tunjukan atau pun pelaku yang membuatnya menangis sekarang.

Dan itu sepertinya sudah menjadi kebiasaan sejak 4 tahun kepergian mendiang ibunya.

Sudah puas melampaiskan kesedihannya Yoora menghela nafas kasar lalu menyeka air matanya yang sudah mengering. Kemudian Yoora kembali meletakan kertas itu ke posisi semula, dengan berat Yoora terus-terus menghela nafas kasar seolah banyak beban berat yang belum dia singkirkan.

Kembali kedalam tas, kini Yoora menggantinya dengan ponsel yang sudah ada di genggamannya, dan terus men-scroll setiap notifikasi yang tertera di layar.

Serindipity ⚫ JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang