fifteen

57 7 6
                                    

"hold my hands. I'll give you the best shoulder in every load." -

Happy Reading!

***

Setelah berjalan-jalan menyusuri semua wahana Yoora dan Jimin kembali ketempat semula.

Tapi hanya ada Seokjin kemana yang lain?

"Oppa kemana yang lain? Eunha? Taehyung? Ah.. apa jangan-jangan mereka sedang jalan-jalan ya?" Ejek Yoora.

Seokjin mengedikan bahu tidak tahu. "Baiklah.. apa kalian sudah selesai jalan-jalannya."

"Apanya yang jalan-jalan jika membawa bocah 3 tahun seperti ini. Merepotkan." gerutu Yoora dalam diam.

"Ya sudah Seokjin! Aku dan Yoora banyak menaiki!" Seru Jimin bersemangat. Seokjin mengernyitkan dahi, lalu tersenyum maklum. "Apakah seru?"

Jimin mengangguk.

Setelah itu mereka berjalan-jalan lagi.

***

"Dah!"

"See u next time, Yoora dan yang lainnya!" Yoora dan yang lain hanya melambaikan tangan sebagai jawaban.

"Kajja Jimin! Waktunya beristirahat." Seokjin langsung memboyong Jimin kembali ke apartemen.

Lagi Jimin malah menghentikan langkahnya. "Ada apa?" Tanya Seokjin bingung.

"Sebentar" Jimin berjalan menuju pintu apartemen keluarga Kim 'untuk apa?'

"Jimin.." panggil Seokjin

"Jamkkanman , Hyung" Jimin menekan bel yang ada di samping pintu apartemen. Suara pintu terdengar. Muncul Namjoon dengan kaus gantinya. Namun muka lelah tak hilang.

"Wae?"

Jimin tersenyum "Ada Yoora?"

Namjoon meangguk, tak selang beberapa waktu Yoora keluar dengan wajah datarnya. "Ada apa?"

Jimin justru malah diam. Dengan itu malah membuat keadaan Yoora malah tambah kesal. "Tak bisakah kau berbicara? Bukan termangu seperti ini." Yoora menatap Jimin sinis.

"Park Jimin" yang dipanggil menoleh.

Seokjin khawatir dengan Jimin yang dihentak oleh Yoora, bukannya pulih dari psikis ingatannya takut semakin tertekan. Mengenaskan. "Kau sudah."

"Belum, jamkkanman."

Kini Jimin menatap Yoora lagi, dengan senyum yang belum juga pudar. Sejenak hening sebelum Jimin merogoh saku jeansnya.

Muncul secarik kertas karton dipotong panjang yang terlihat rapi, dengan lipatan telaten berbentuk beberapa lipatan zlip. Yoora tahu itu, dia langsung terperangah. 'dari mana dia mendapatkannya?'

Jimin menyodorkan kertas berwarna ungu itu. Yoora tidak langsung menerimanya, hanya diam mengadah dengan pandangan yang sulit di artikan.

Memangnya ada apa, bukankah itu hanya secarik kertas kecil yang di modif cantik?

Seokjin yang tak melihat pergerakan apapun, khawatir takut hal yang tidak diinginkan terjadi. Apalagi yang diperhatikannya kini Yoora sedang tidak menyukai Jimin. Berbeda dengan Namjoon yang selalu memantau perubahan baby big itu.

Apalagi.. setelah pernyataan perasaan Jimin terhadap Yoora. Konyol, tapi apa boleh buat dengan kondisi Jimin yang lupa ingatan entah separah apa hingga membuatnya tak mengenal tanah bumi. Memang bayi besar.

Serindipity ⚫ JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang