ten

106 15 0
                                    

"Sudah. Lebih baik kita kembali, akan ku urus ini nanti. Jengah aku melihatnya sebelum kebencian ini bertambah pula." Sarkistik lelaki itu sambil membuang permen yang ada di mulutnya.


***

"Lebih baik kita pulang, aku mendapatkan telepon dari Namjoon hyung agar menyusulnya di restorant pukul tujuh nanti." Sela Taehyung memutus pembicaraan penuh gembira dari mereka.

"Memangnya ada apa?" Tanya Hoseok, yang sedang membuka segel minuman kaleng.

Taehyung bangkit, "tidak tahu, dia tidak memberitahunya.

"Baiklah, lagi pula kita juga sudah lama disini." Ujar Hoseok, ikut bangkit. Dan semuanya mengikuti.

"Baiklah kalau seperti itu aku pulang bersama Jungko-

"Soekjin hyung aku juga disampaikan bahwa kau juga harus ikut, jadi kita akan pulang dulu untuk bersiap."

Soekjin mengangguk, ditariknya Jimin agar berdiri mengikuti.

"Lalu aku pulang dengan siapa?" Tanya Irene, mensapirkan tas selampang yang dibawa. "Aku kesini bersama kau Kim Taehyung."

"Pulang saja dengan angkutan umum. Susah sekali."

Irene langsung naik pitam, "mwo? kau bilang apa bar--

"Sudah-sudah, kau pulang denganku saja Bae Irene. Bukannya rumah kita searah?" Sahut Jungkook, Irene langsung senyum sumrigah.

"Baiklah, kau ini benar-benar teman terbaikku. Bukan seperti dia yang.."

"Lagipula aku bukan temanmu!"

"Yak siapa yang mengakui kalau kau adalah temanku? Aku belum menyel--

Hoseok yang sedari tadi cekikikan bersama Jimin langsung mencegah perdebatan panjang Irene dan Taehyung yang kalau dibiarkan malah makin panjang seperti perebutan harta gondok gini. "Sudah, lebih baik kalian sisakan untuk besok saja. Tak ada waktu panjang lagi. Hanya menguras tenaga."

"Lagipula siapa pula yang ingin bertengkar dengannya? Tak sudi."

"Teserahmu. Pendek!" Taehyung berlalu menyisakan kepulan asap amarah yang hampir meledak. "Apa katamu! Alien!"

"Dasar lelaki berwajah alien, tak beruang, keras kepala. Ish." Cerca Irene menyumpah serapah buruk Taehyung sambil menendang-nendang rumput lapangan.

"Sabar Irene." Sahut Yoora, merangkul Irene. "Kau harus sabar-aabar jika berdekatan dengannya." Ujar Yoora sambil memberi cengirnya yang merasa lucu juga jika Irene dan Taehyung jika bedekatan, selalu saja bertengkar.

Namun tak lama tiba-tiba saja Jimin berada disebelah Irene seolah mengapit Irene yang disebelahnya juga ada Yoora. Lalu tersenyum lembut jika orang yang melihat akan ikut tersenyum juga, menenangkan. "Ah.. Irene." Jedanya. "Sebenarnya aku tak begitu mengerti. Tapi aku ingin mengatakan, yang sabar Irene. Kau pasti kuat." Elus Jimin mengusap pundak Irene meragakan gerak-gerik Yoora yang sudah melongo. "mengapa dia mengikutiku?" Gumamnya.

Jungkook sudah tertawa terpikal-pikal.

Sama halnya dengan Soekjin, dan Hoseok.

Serindipity ⚫ JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang