eighteen

35 4 1
                                    

Nothing about you, but you always anything my life?

***

"Argh!"

"Aduh!" Suara gadis itu memenuhi ruangan bersamaan dengan suara remukan kertas, Dan hampir terjatuh karena dia juga menginjak pulpen.

Kini yang dirasakan Yoora kepalanya pusing dan dia mulai kedinginan. Apa temperatur disini begitu rendah?

Dia mulai mencari remote ac disini namun...

Tunggu.

Asing. Namun dia mengenal tempat ini?

Bukankah ini kamar Park Jimin?

Ah.. dia ingat kejadian semalam mengantarnya hingga sampai disini. Mengingat kejadian semalam membuat rasa takutnya kembali.

Yoora terus menerus memegang kepalanya yang terasa sakit Dan memerhatikan sekitar, mengapa banyak sekali tulisan? Yaa.. hampir seperti quote.

Apakah Park Jimin seorang sastrawan? Ah! Tapi tidak mungkin dulu ketika dia ditemukan saja Jimin saja tidak mengenal aksara.

Mungkin ini ajaran Seokjin.

Yoora menjelajahi setiap lembar yang menempel di setiap dinding kamar bernuansa serba putih ini.

Berpulanglah rindu..
Jumpa menunggumu..

Apa yang kau tau tentang kesendirian?
Kematian? Atau dianggap sampah buangan?

Tenang. Luka yang kau cipta.
Akan kembali kepada hakikat luka yang ditentukan.

Menjelma menjadi rasa.
Dianggap tak kasat mata.

Nothing about you, but you always anything my life?

"Uwow!" Yoora terperangah. Sungguh dia selalu senyum-senyum sendiri melihat hasil karya Jimin. Yoora masih terperangah sambil mengusap halus kepalanya. Boleh juga dengan kemampuan Park Jimin ini.

"Ada apa kau melihat catatanku?" Refleks membalikan badan Yoora langsung memasang wajah tak berdosanya.

"Tidak, aku hanya.. penasaran saja" Yoora langsung menghampiri Jimin yang sedang tersenyum. Oke, Yoora Tak mengerti senyuman itu. Mungkin bahagia? 

Sudahlah lupakan, Yoora kini beranjak meninggalkan Jimin, namun tuhan berkata lain..

"Aduuuh!" Yoora tersandung kaki meja dekat pintu sehingga menubruk Jimin yang kelimpungan menahan beban Yoora.

Kini posisi mereka sangat dekat, Yoora berada di dada Jimin dan Jimin yang kini memerhatikan pucuk kepala Yoora.

Jantung Yoora berdesir kecepatannya lebih berkali-kali lipat, semoga Jimin tak mendengarnya ya tuhan..

Yoora tak suka jika begini.

Gadis Im itu segera menarik dirinya jauh-jauh, refleks tragedi jatuh itu hampir terjadi kedua kalinya kalau Jimin tidak langsung berpegangan dengan ambang pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serindipity ⚫ JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang