New Problems

25.4K 1.5K 118
                                    

Hujan sedari tadi berjatuhan seiringnya angin yang begitu kuat. Terlihat gadis itu menunggu di depan gedung kampus, karena angkutan umum yang tak kunjung datang gadis itu memutuskan jalan kaki. Namun apa daya, dirinya terjebak hujan, dan lupa membawa payung.
Sungguh kebetulan yang tak menguntungkan. Entah sampai kapan dia akan menunggu.

"Sendiri?"

Suara bariton itu membuat Queen mengelonjak kaget yang membuat sang pelaku tersenyum kecil.

"Jangan Bari, please .. jangan Bari." Queen berdoa dalam hati dan perlahan menoleh, dan ..

Bingo!

Benar saja, pria itu kini mulai berjalan mendekati Queen dengan tatapan dingin dan wajah datar tanpa emosi itu.

"Gue mau minta ganti rugi," nada dinginnya membuat Queen bergidik ngeri.

Dengan wajah polos, Queen menatap Bari. "Hah?"

Apa-apaan ini. Cowok di depannya tiba-tiba minta ganti rugi. "Ganti rugi apaan?"

"Tanda tangan mahal gue." Bari menatap Queen dingin. "Lo tau, teman-teman lo pada di hukum nyuci toilet seminggu sama senior karena nggak dapat tanda tangan gue," ucapnya yang membuat Queen terdiam kaget.

"Dan lo beruntung, karena gue cuman diam sekaligus ngasih tanda tangan gue ke-lo." Ucapnya percaya diri namun tetap dingin.

"Lo tadi kan nggak ngomong apa-ap-"

Perkataan gadis itu terpotong, detik selanjutnya ia terkejut bukan main.
"Lo asal pergi aja, kan? Gue belum ngomong, dan lo main pergi aja," ucapnya dingin. "Nggak sopan sama senior, lo bisa kena masalah, dan tanda tangan gue nggak gratis,"

Queen dengan berani menatap manik mata tajam cowok itu. "Gue harus ganti rugi?"

Bari menggeleng. Detik selanjutnya, Queen di buat lemas dengan kata-katanya.

"Lo harus jadi pacar pura-pura gue,"

"Nggak ada penolakan,"

"Atau, pertanyaan. Titik."

Queen mematung menatap manik mata tajam milik Bari, tiga detik kemudian Queen menerjap-nerjapkan matanya, menghindari tatapan matanya. Ia tersadar dari lamunannya. "Bukannya gue udah minta maaf?" tanya Queen.

Bodo amat kita harus sopan dengan senior atau tidak. "Gue kan udah minta maaf, dan lo diam aja!" bela Queen.

"Kalau maaf dapat di toleransi, untuk apa profesi polisi di ciptakan?"

Skakmat.

"Tapi-"

"Gue bilang nggak ada penolakan," ucapnya bagaikan titah raja pada si dayang yang tak terbantahkan.

Queen gelagapan. "Gue juga nggak suka kalau lo maksa!" jawab Queen.

Bari memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya, sambil menatap Queen dingin. Terkesan tidak perduli.

"Ga nanya tuh," ucapnya yang membuat Queen naik darah. "Dan, yang bisa mutusin hubungan ini cuman gue," ucapnya dingin.

Brengsek!

"Lo apa-apaan sih? Lo tiba-tiba datang dan ngomong kayak gini?!"

Bari tersenyum kecil, "maaf lo nggak ngaruh buat gue. Gue mau lo nurutin permintaan gue selama enam bulan."

"Ap-apa? Enam bulan?" tanya Queen terkejut.

"Mau selama-lamanya?" tanya Bari ketus.

Queen bergumam, "apa ini yang kayak di film-film? Cowoknya gay terus dia min-"

"Gue nggak gay."

Queen gelagapan, "k-kan siapa tau aja kamu gay kan," ucap Queen asal.

Cowok tinggi itu berdecak kesal.
"Apa perlu gue cium lo sekarang?" tanya Bari yang membuat Queen mematung.
Tanpa sadar Queen membekap mulutnya. "Atau lebih?" tanya Bari.

"Mau dia apa sih?"

"Jadi pacar lo,"

"Kenapa dia bisa dengar kata hati gue ya? Coba tes dulu,"

"Bari jelek,"

"Gue punya kemampuan itu. Lo aja yang kurang pintar untuk mencerna semuanya." Ejek Bari dengan wajah datar seraya menghadap ke arah lain. Ingin sekali Queen menonjok wajah tampannya itu.

Queen menahan nafasnya sesaat, seraya memikirkan tentang bagaimana nasibnya kedepannya. Ia menatap langit yang masih menitikan air hujan, kurang lebih sudah satu jam ia berdiri di depan kampus dan bicara pada orang gila di sebelahnya.

"Pokoknya gue nggak mau!" ucap Queen lalu berjalan meninggalkan kampus.

Queen mulai merasakan hujan yang perlahan jatuh dan memasahi dirinya, tetapi sesaat kemudian ia merasakan tubuhnya tidak di guyur hujan lagi. Ia mendongak ke atas menerjap-nerjapkan matanya takut air hujan masuk ke dalam matanya.
Itu payung transparan.

Apakah bisa berubah menjadi payung bemotif bunga seperti drama i'm not a robot?

Ah, jangan ngaco deh.

Bari menahan tawanya agar tidak pecah melihat kelakuan gadis di depannya ini. Ralat, gadisnya.
"Kata siapa lo boleh pergi?"

Bukannya menjawab, Queen malah tersenyum polos. "Makasih payungnya," ucap Queen lalu dengan wajah tanpa dosa membawa payung dari tangan Bari yang membuat Bari melongo.

Padahal yang Bari inginkan adalah, terjadi kejadian romantis di antara mereka seperti di drama-drama korea. Namun, apa daya, gadisnya terlalu polos untuk memikirkan hal seperti itu.

"Apa-apaan sih lo Bar, kayak cowok murahan aja." Batinnya mulai berperang, di antara si iblis dan si malaikat.

Setelah ini, jangan harap ia bisa lepas darinya.

***

Okay, udah sampai sini ..

Ikuti terus ya 😊😊

Salam penulis Amatiran,
HWANG😂

My Cold Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang