Pipi Queen kini memerah kalau ia harus menemui Bari. Buktinya, Bari tengah memboncengnya, bahkan Queen enggan melihatnya. Bayangan soal di mana Bari memberi nafas buatan itu selalu terbayang oleh Queen.
"Astaga Queen? Lo mikir apaan?" batinnya mengatakan. "Jangan bilang lo harap Bari cium lo? Enggak .. nggak mungkin!"
"Mikir buat cium aku?" suara bariton itu mengagetkannya.
"Sini, morning kiss."
Pria itu menunjuk bibirnya lalu tersenyum manis. Nggak baik pagi-pagi jantung berdebar. Queen mendekati Bari perlahan. "Eng-enggak kok!"
Sementara, mahasiswa dan mahasiswi tengah menatap mereka dengan tatapan geli. "Pangeran kampus bisa romantis cuy!" teriak seseorang.
Pasti kalian sering mendengar suara cempreng tiba-tiba nyaut, tapi nggak tau siapa orangnya.
Queen menjadi malu di buatnnya. "Aku, masuk duluan Bari, dah!"
Queen dengan cepat berlari meninggalkan Bari, dan menuju kelasnya. Untung saja, dosennya belum datang. Di kejauhan, Bari tersenyum, dan ingin berteriak pada dirinya sendiri sekarang.
"Aku bahkan nggak sendiri, buktinya ada bidadari yang temanin aku di sini."
Bari memasuki ruang musik khusus grupnya. Grup MAMA. Di sana, Feran, dan Gavin tengah asik bergoyang kaki sambil makan cokelat.
Feran duluan melihat Bari langsung heboh. "Bari! Untung lo dateng, gue ada informasi buat lo!" ia begitu antusias, lalu mengambil beberapa kertas.
"Gue rasa, ada beberapa tersangka di sini," ucap Gavin menjelaskan. "Gue sama Feran, ambil tulisan masing-masing yang mencurigakan,"
"Cess, Olla, Ara, Jenny, dan Vanny."
"Setelah gue teliti lagi, tulisan ini mirip punya Cess, Olla, dan Vanny. Tiga-tiganya mirip, dan gue susah bedainnya."
Bari mengangguk faham. Lalu menatap keduanya heran. "Olla siapa?"
"Musuh dalam selimut, mungkin?" Gavin terkekeh. "Tulisan itu mirip punya Vanny."
Bari tersenyum miring. "Cess. Dia sering gangguin Queen. Tapi, kenapa dia bisa di rumah Olla, dan mengacaukan segalanya?"
"Mereka kerja sama. Tikus kecil bodoh!" ia terkekeh dingin. "Gue bakalan temuin Vanny, dan Cess sekarang!"
Bari memicingkan matanya, lalu tersenyum miring. "Acting kalian bagus," Feran dan Gavin ber-tos'ria' dengan Bari. Lalu Bari melanjutkan, nyaris berbisik. "Now, i got you!"
Segera Bari membuat pengumuman agar wanita yang bernama Cess dan Vanny datang ke ruang musik. Tak perlu lama, keduanya datang.
"Bari, lo mau ngajak gue pacaran?" suara genit dan sok lembut ini punya Cess. "Lo nyesel kan?"
Feran, dan Gavin tersenyum licik. "Bari nggak di sini."
"Kalian, ngejebak gue?" tanya Cess. Feran dan Gavin mengangguk.
Vanny melotot, "lo nuduh gue?" tanya Vanny. "Emang kurang ajar lo ya!"
Tiba-tiba Feran membisikan sesuatu pada Vanny, yang membuat dirinya menegang.
Sementara di sisi lain, dengan langkah lebar Bari berjalan mengikuti mata-mata itu, ia menggunakan pakaian biasa dan memakai masker hitam membuat Bari sulit memastikan siapa orang itu.
Bari tersenyum miring. "Untung lo cewek, kalau lo cowok, lo bakalan habis di sini."
Bari tau ia adalah penguntit ulung, dan segala aktivitas Bari sudah di pantaunya. Bari sengaja membicarakan tentang tersangka dengan kedua temannya, agar dia merasa puas dan segera pergi, setelah memastikan dirinya tak di curigai.
"Berhenti, gue udah tau lo siapa," ucap Bari dingin lalu berjalan mendekati orang itu, orang itu berjalan semakin cepat dan berlari. Terlambat, Bari sudah duluan mengcengkram tangannya kuat.
"Buka masker lo!" ucap Bari santai, namun orang itu tetap kekeuh tidak ingin membukanya.
Dengan paksa Bari langsung membuka masker itu dari wajahnya, telihatlah wajah yang selama ini menjadi penguntit, dan mencelakakan Queen kemarin.
"Ternyata emang lo, bangsat." Umpat Bari. Ia hendak berlari, namun barang bawaannya terjatuh.
Sebuah kamera, dan banyak foto berserakan di lantai. Bari menatapnya tak percaya. Ia benar-benar memantau segala aktivitas Bari. Bahkan, entah darimana ia mendapatka foto Bari tengah mandi, berenang, tidur, momen bersama Queen. Dan, yang paling parah, terdapat satu foto yang menampakan dirinya tengah telanjang.
Bari berdesis. "Gue nggak nyangka, ternyata lo penguntit!"
"Gue minta berhenti gangguin gue dan Queen!" Bari mengucapkannya dengan dingin. "Untung gue nolak jadian sama lo, kalau gue nerima penguntit kotor kayak lo gimana? Foto gue, dari mana lo ambil?"
Ia tak kunjung menjawab, Bari mengcengkram lengannya semakin kuat, hingga ia meringis kesakitan. "G-gue motret lo, dan sebagian dari kamera tersembunyi, di hp-lo. Gue, minta orang hack hp, lo."
"T-tapi, gue cinta sama lo, apa gue kurang buat lo?"
"Cih, ga nanya dan ga perduli. Lo ternyata mesum jadi cewek, dan nggak tau diri juga ya?" ia terkekeh dingin. "Lo kaya, karena lo jual video gue lagi mandi di situs porno kan?"
"Gue tau kebusukan lo selana ini. Berhenti gangguin gue," ucap Bari lalu mendorong cewek itu, cewek itu terdorong sedikit. "Kalau bisa, lo pergi dari sini. Gue benci sama lo, rasa benci gue lebih besar kalau lo ada di sini, jangan nguntit gue ataupun Queen lagi. Lo bakalan gue laporin polisi, kalau lo nggak pergi."
"Lo tau? Lo itu bukan cewek. Tapi lo iblis yang terobsesi sama gue." Bari meninggalkannya sendirian dengan amarah yang mengebu-gebu.
Olla terisak lalu berjalan pelan merutuki dirinya sendiri, "kalau itu yang lo mau, gue bakalan pergi."
Sementara Vanny terkikik saat melihat Feran, dan Gavin menyuruh-nyuruh Cess seperti pelayan. Mereka mengancam akan memberitahu Bari yang sebenarnys, kalau Cess juga ikut menyelakai Queen.
Bari tau, tapi kesalahannya masih bisa di toleransi, bukan?
"Makasih ya Van, lo udah bantuin. Lo boleh balik ke kelas, sebelum dosen datang." Ucap Feran. Sementara Cess? Ia harus membersihkan ruang musik milik grup MAMA.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Bad Boy
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI HAPUS] Amazing cover by: suputri21 . . Bari Delano Bradly, cowok urakan yang paling menyebalkan yang pernah Queen temui. Ia juga yang telah mengajari Queen semua tentang kasih sayang dan cinta, mengajari tentang kejamnya dunia luar...