About Bari 2

19.9K 1.2K 45
                                    

Queen pusing memikirkan soal tadi perasaannya campur aduk, ia berjalan melewati gang yang sepi sambil bengong, lalu selanjutnya ia menyadari, ia tak melihat satu batang hidungpun preman jalanan yang biasanya menunggu mangsa untuk di palak. Hussh .. membayangkannya aja udah seram.

Hufft .. gadis itu menghembuskan nafas lega. Setelah ia mengira ia aman, dan ternyata ia salah. Tampak seorang berkulit pucat tengah terbaring tengan kondisi acak-acakan.

"Ap-apa dia mabuk?" tanya Queen dalam hati.

Kalau ia adalah pembunuh seperti drama-drama yang ia nonton bagaimana?

Ah, ngaco.

Ia memikirkan berbagai cara agar bisa kabur. Lalu, perlahan ia mulai mengenali sosok itu. "Bari? Bari?! Itu elo kan?" panggilnya keras. "Bangun!" persetan dengan rasa takutnya, ia penasaran!

Dengan segera Queen mendekati sosok itu dan mengamati wajah lebam dan penuh luka itu. "Bari?! Astaga, lo .. kenapa bisa luka gini?"

Nafas cowok itu tak teratur, tercium bau anggur yang keluar dari hawa nafasnya. "Lo-lo mabuk?" tanya Queen. Si cowok hanya bisa terdiam. "Gu-gue bawa ke rumah sakit ya?" cowok itu menggeleng.

Queen semakin bingung, dan panik di buatnya saat menyadari ada darah yang keluar dari perut kirinya, dan ia tak sadarkan diri.

"Bari? Bari?! Bangun, gue mohon!" gadis itu semakin panik saat menyadari dirinya tak bisa membopongnya karena terlalu berat.

Ia menjatuhkan Bari, lalu merengangkan otot-ototnya, "berat banget sih? Bangun dong, bantu gue!" mohonnya, namun tak ada sahutan sama sekali.

Mau tak mau, salah satunya cara adalah seret! Ia harus menyeret Bari sampai ke rumahnya, kalau ke rumah sakit terlalu jauh.

Ia menyeret Bari hingga ke rumahnya. Gila memang, tapi harus gimana lagi? Toh, itu satu-satunya jalan untuk membawa pria itu menuju rumahnya.

Tunggu!

Kenapa harus rumahnya? Di sana, ia harus menemui papa, dan mamanya. Mampus!
Ia benar-benar dalam masalah kali ini, lagi, pusat masalahnya adalah Bari!

Tapi, ia tidak tega membiarkan ia tergeletak begitu saja. Apalagi, cowok ini sudah menemaninya menjaga Reo.

Sudah hampir setengah jam Queen menyeret Bari dengan nafas terengah-engah, akhirnya ia sampai, tatapan matanya menemukan sang ibu yang berada di luar tengah mengamati bintang yang mulai bermunculan, bersama Reo.

Kesempatan emas!

Ia segera menyeret Bari. "Ini gue nyeret badan atau beton sih?" batin Queen sebal.

Pintu pun tak terkunci, Queen segera masuk dengan menyeret Bari. Lantai di rumahnya menjadi basah. Kini, ia harus melewati tangga. Beberapa kali Bari terjatuh berguling.

Akhirnya mereka sampai di kamar Queen. Ia membaringkannya di lantai. Dengan gerakan secepat kilat, ia turun ke bawah dan membersihkan semuanya.

"Loh? Queen udah pulang?" suara mamanya. Astaga, mati sudah.

"Uin .. Uin," Reo tertawa lalu bertepuk tangan, membuat Queen harus tahan agar tak mencium pipi gembulnya.

Queen terkekeh. "Iya ma, Queen masuk ke kamar dulu ya, dah!" ia berlari secepat mungkin, sebelum mamanya memanggilnya.

Brakk!

Queen menutup pintu dengan kecang, dengan alasan tak sengaja. Lalu, ia menatap Bari yang tak kunjung sadar. Ia segera mengambil baskom berisikan air hangat, dan kotak P3K yang selalu siap sedia di kamarnya.

My Cold Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang