Dengan tergesa- gesa Niar memasukkan perlengkapan sekolah ke dalam tas tanpa sarapan terlebih dahulu, meskipun sudah ada yang mengoceh dan menasehatinya supaya mengisi perutnya walau hanya sedikit. Namun nasihat itu tidak terlalu ia hiraukan dan langsung bergegas pamit karena ia tidak mau dua sahabatnya Nino dan Naufal menunggu terlalu lama di teras depan rumahnya "mamahku sayang, aku langsung berangkat saja ya, soalnya kasihan dua sahabatku sudah nunggu lama," ucap Niar dengan nada manja. "ya sudah kalau begitu, tapi jangan lupa di sekolah kamu langsung ke kantin ya untuk sarapan," ucap ibunya Niar yang juga sedang terlihat sibuk karena sedang bersiap untuk pergi ke kantor . "iya mamahku sayang, muahhhhh," Niar pamit sambil mencium pipi ibunya .
"aku kelamaan ya tadi?" dengan muka datar tanpa merasa bersalah "lumayan lah ," celetuk Naufal dengan tampang polosnya . "lumayan jadi pengen jewer kupingmu , hehehe" timpal Nino dengan ekspresi jahilnya . "ah, emang laki2 itu enggak bisa peka sama perasaan perempuan, bohong dikit bisa kali biar aku nggak terlalu merasa bersalah, " dengan wajah memelas "enggak usah di manyunin kali bibirnya, entar imutnya jadi luntur loh," celetuk Nino yang malah membuat mereka bertiga tertawa .
Walaupun sekarang mereka beda kelas, tapi kekompakan persahabatan mereka bertiga tetap berjalan dengan baik dan membuat mereka menjadi semakin solid .