Bagian 17 -

29 5 0
                                    

Sehari setelah ulang tahun Tiara, Malvin yang telah dimarahi habis-habisan oleh Tiara kini sudah mulai menampakkan batang hidungnya.

Kondisi di pagi hari ini benar-benar membuat seseorang menjadi malas melakukan apapun seperti pasangan yang satu ini, eh bukan pasangan tapi belum pasangan.

Perjalanan melewati jalan raya yang belum terlalu ramai membuat Tiara merasa nyaman berada di boncengan jok motor Malvin. Tangan yang sudah mulai dilingkarkan di pinggang keras Malvin, tubuh yang sudah mulai mendekat bak kera mendekap pohon.

Karena hari ini Tiara tidak mengenakan helm dengan alasan baru keramas. Keramas dikamar mandi atuh neng!

"Heh, jangan tidur dijalan dong. Masih pagi juga!" Kata Malvin setelah menyadari bahwa wajah yang memberatkan punggungnya sudah mulai tak bergerak atau tidur.

Seketika Tiara bangun dari surga paginya. "Apaan sih Lo! Gue nggak tidur kali!"

"Lha.. itu tadi Lo nggak bergerak. Sekarang buruan turun udah sampe tuh!"

"Bentar, ini juga udah mau turun."
"Vin, nanti pulang beli rujak es cream ya?" Pinta Tiara bak orang ngidam.

"Hm, " jawab Malvin singkat.

*****
Hari ini seluruh pelajaran terasa membosankan bagi banyak siswa-siswi terkecuali Tiara. Kali ini dia sedang sibuk mencatat materi yang sedang dijelaskan oleh guru mapel.

"Buset deh Tir.. kok Lo nggak bosen sih?" Tanya Linda yang duduk dibelakang bangku Tiara.

"Iya tuh, gue aja liat muka gurunya udah males!" Tambah Maya yang duduk disamping Linda.

"Itu yang ditengah bicara in apa ya, bisa disampaikan ke depan!" Suruh Bu Gunem yang sedari tadi telah memperhatikan mereka.

"Nah Lo, cerewet sih!" Umpat Lisa menyalahkan sahabatnya.

Kring...
Bel pulang berbunyi, seluruh siswa meninggalkan kelas setelah selesai menyanyikan lagu Indonesia raya.

"Gue duluan ya gaes, soalnya mau beli rujak dulu. Takut tuh tuan takut marah besar!" Kata Tiara menunjuk kearah Malvin yang sepertinya sudah menunggunya sedari tadi.

Setelah melihatnya, Lisa mengejeknya. "Cuellah, kayak ngidam aja Lo!"

"Gue juga mau balik, bay max!!!" Pamit Linda yang sudah digandeng pacarnya.

Malvin yang terlihat kesal karena mungkin sudah menunggu Tiara sejak tadi. "Lama bener, katanya mau beli rujak
?"

"Iya, orang baru bel gue udah langsung kesini kok!" Jawab Tiara tak mau kalah.

"Tir, tapi gue masih nunggu jawaban Lo yang dulu!" Klisah Malvin disela ia memakai helm.

Tapi Tiara masih saja berusaha menghindari pertanyaan itu. "Apaan sih Vin, yaudah buruan. Keburu tutup."

"Okelah kalo Lo belom mau jawab. Tapi nunggu itu nyebelin Tir!"

Hening. Keduanya tidak ada yang membuka pembicaraan, seolah mereka hanya ingin sendiri-sendiri saja.
Hingga kini mereka sudah sampai tempat tujuan.

"Tir, gue mau nyampein ini satu kali lagi. Tolong dijawab ya?" Sahut Malvin setalah memesan rujak yag diinginkan oleh Tiara.
"Gue bener-bener suka sama Lo, karena berkat Lo gue udah bisa nemuin pasangan yang mungkin sampai ke jenjang lebih jauh lagi. Lo mau nggak jadi pacar gue?" Sisi romantis Malvin mulai keluar.

Tiara masih berpikir-pikir untuk kedepannya nanti, namun sebenarnya Tiara juga memiliki perasaan yang sama jadi ia pun menjawab. "Emmth, iya Vin."

"Maksud Lo iya apanya?" Tanya Malvin untuk memastikan yang ia dengar benar adanya.

"Ya, gue mau jadi pacar Lo!" Jawab Tiara.

"Seriusan nih?" Malvin berdiri beralih memeluk Tiara dengan penuh kasih sayang.

"Ih, malu malu diliatin banyak orang."

"Gue nggak peduli. Gue udah bahagia banget.

"Mas, ini rujaknya udah."

"Oh iya pak, lepasin Vin. Gue ma bayar.

"Nggak usah biar gue yang ambilin."

Lagi-lagi dibayar Malvin, keduanya pulang dengan perasaan bahagia. Disisi lain Tiara sebenarnya masih bimbang akan pilihannya semoga saja benar.

"Yaudah makasih ya Vin buat hari ini. Lo pulang gih keburu malem.

"Gue yang makasih kalik. Tapi Lo nerima gue bukan karena kasihan kan?" Tanya Malvin bercanda.

Pertanyaan itu membuat merona pipi Tiara. "Menurut Lo, udah sono pulang!"

"Oke, yaudah titip salam ya buat mamah."

"Mamah pala Lo peang?"

Malvin sudah langsung melajukan motor ninjanya membelah ibukota. Hatinya kini benar-benar bahagia, hampir setiap detik ia tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

Namun takdir berkata lain, sebuah truk besar menabraknya karena rem yang mati seketika.

Brukkkk...
Malvin tergeletak lemas menunjukkan tubuhnya yang terbalut oleh banyaknya darah. Sementara motor kesayangannya sudah hancur sampai tidak berwujud motor.

Kerumunan warga yang berusaha membantu membawa Malvin ke rumah sakit terdekat. Dan pengemudi truk dituntut untuk mengurus segala keperluan selama proses penyembuhan korban.

Seorang warga mengambil hp milik Malvin yang kebetulan sudah terbuka kuncinya dan menelpon seseorang yang terakhir kaki Malvin telpon untuk memberikan kabar duka.

"Halo ... Permisi mbak..."

"Iya ?"

"Maaf, pemilik hp ini sedang dibawa kerumah sakit terdekat karena kecelakaan."

Tubuh Tiara melemas, hampir ia menjatuhkan hpnya karena kaget namun ia mengurungkan niatnya karena itu tidak berguna.

"Ruma sakit mana ya pak?"

"Rumah sakit didekat jalan induk semang mbak, ini juga sedang diantar."

"Oke Pak, saya segera kesana. Terima kasih pak." Jawab Tiara berusaha tegar.
'next time

Hallo ...
Ini part yang ke 17 semoga kalian tambah suka baca kelanjutannya.

Jangan lupa kasih vote n komen ya, follow juga @djmiko977_

Makasih masih stay di cerita ini. Semoga memberikan dampak positif bagi readers nya.

Ditunggu kelanjutannya ya, se you Babay...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EngagedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang