Chapter 6

25 11 0
                                    

Angin malam sampai kan rinduku padanya. Katakan bahwa disini aku masih menunggu. Bagaimana pun juga dia telah menjadi salah satu dari kisah ku. Walaupun satu sisi aku lah yang tersakiti. Tapi entah mengapa perasaan ini masih berpihak padanya.

Oh tuhan aku butuh kepastian. Digantungkan sungguhlah sakit. Ayolah kapan kau berpihak dengan ku, mengapa sulit sekali membencinya. Semakin berusaha melupa mengapa semakin tersiksa.
Bintang apakah kau melihat nya?jika iya beritahu aku. Banyak hal yang ingin aku sampai kan padanya.

Berdiri dibalkom kamar menikmati keindahan malam sambil memandang sebuah foto lelaki mantan kekasihnya yang dia ambil saat di pantai bersama dirinya.
Semakin kuat pula perasaan yang ada.

Jarry mantan kekasih allicia yang tega meninggalkan nya demi wanita lain dan memilih pergi dari allicia.
Kejadian itu sudah cukup lama tapi masih membayanginya.

Mungkin belum merela atau hanya perasaan nafsu semata.

Begitu sulit melupakan apa yang sempat dipejuangkan. Jauh dari kata merelakan.

Dan suara telvon membuyarkan lamunanya

I can see to my self...

Allicia bergegas menuju naskas disamping meja belajar untuk mengambil handpone nya.

Rangga. nama yang tertera pada layar hp nya.

"Rangga,mau apa dia nelvon gue malem gini"

Ada keraguan untuk mengangkat telvon dari rangga.

I can see you..

Handpone nya kembali berdering,untuk kedua kalinya rangga menghubungi allicia.

"Hallo?"ketusnya saat mengangkat telvon dari rangga

"Gue mau minta maaf soal kejadian sore tadi. Tapi untuk kejadian itu gue gk maen maen"

"Hmm"

"Lo marah sama gue?"

"Gue maafin!" Kata allicia sembari menutup telvon sepihak

Allicia mendengar ada Nada keseriusan dari rangga

"Kalo gue liat sih dia emang serius,tpi gue masih enggan buka hati buat siapa pun " kata allicia sambil mondar mandir cantik😂

Waktu terus berlalu,jarum pendek menunjuk angka 11 malam,tapi allicia belum juga memjamkan mata.
Ucapan rangga sore tadi masih memutari otaknya.

"Shit! Kalo gue gk bisa tidur gini alamat deh besok gue telat lagi"kesalnya

Butuh waktu lama untuk dirinya mencoba memejamkan mata namun apalah daya. Matanya sedang tidak bersahabat,tubuhnya lelah ingin segera diistirahatkan.

****

Sinar mentari mulai muncul di singgasananya, sedikit demi sedikit cahaya menyelinap masuk kedalam kamar rangga.
Merasa terusik dengan cahaya terang,sayup sayup rangga mulai membuka mata.

Mulai bangkit dari tidurnya dan duduk ditepi ranjang lalu melihat jam yang terletak dinarkas dekat tempat tidur.

Jam menunjukan pukul setengah enam pagi. Dengan mata yang enggan terbuka,rangga berjalan sempoyongan kearah kamar mandi.

30 menit berlalu,rangga sudah rapi dengan pakaian osis lengkap dengan dasi yang melingkar dilehernya dan rambut klimis kya seluncuran TK.

Melihat penampilannya di depan cermin sambil menempelkan bedak ke mukanya. Perfect.
Satu kata untuk mendeskripsikan allicia. Allisnya tebal,bibir tipis ramun,pipi cubby,mata belo dan hidung mancung melekat indah dalam dirinya.

Heart's OwnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang