"Fal ntar pulang sekolah latihan basket" Ujar gibran sambil duduk diatas meja naufal
naufal hanya mengangguk, lalu ia bangkit dari duduknya kemudian keluar kelas menuju kantin
gibran mendengus kasar, ia ditinggal sendiri di dalam kelas, karena sekarang jam istirahat kelas menjadi kosong, kemudian ia keluar kelas menghampiri ali yang sedang mendrible bola basket
"woi main kaga ngajak2 lu" Ujar gibran sambil merebut bola dari tangan ali
"Yeu si bangsat" Gumamnya lalu ia mengejar gibran untuk merebut bola, namun ia kalah cepat gibran sudah memasukan bola basket tersebut ke dalam ring
"Gib, udah kasih tau si naufal ntar pulang sekolah latihan?" Tanya ali
"Udah" Balas gibran santai sambil mendrible bola menuju ring
Banyak murid yang berteriak menyebut nama ali dan gibran, keringat yang bercucuran di dahi mereka malah membuat mereka terlihat cool, sehingga banyak murid yang menonton dan memfoto mereka di sisi lapangan, sebenarnya para siswa terlihat kecewa bahwa tidak ada naufal di lapangan
Ketika zeva sedang melewati koridor samping lapangan, ia dapat melihat gibran dan ali saling merebut bola, namun ia tidak menemukan keberadaan naufal, kemana cowok itu berada pikir zeva, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kantin untuk menemui 2 sahabatnya
Pertama kali saat zeva masuk kedalam kantin, ia melihat naufal dan darren sedang berbincang-bincang mereka terlihat sangat akrab, sesekali mereka tertawa entah karena apa, zeva bingung sejak kapan naufal dan darren dekat?
Zeva mengedikan bahunya acuh, malah ia senang naufal dan darren bisa berteman, kemudian zeva mengedarkan pandangnya ke penjuru kantin untuk melihat dimana kedua sahabatnya duduk
"Zeva" Teriak Shafira sambil mengangkat tangan kanannya
Zeva langsug menoleh ke pojok kantin, dan ia tersenyum
"Oh iya, kalian ga liat gibran sm ali main basket?" tanya zeva
"Lho mereka main basket?" tanya akilla bingung
"Pantes aja tadi rame banget yang keluar kantin, gue kira ada undian" lanjut akilla
Shafira menoyor kepala akilla pelan "Di dalam otak lo, adanya undian mulu heran gue"
akilla menyengir tanpa dosa
"Nyengir lagi lo" Ujar shafira sinis
"Apasi lo fir sewot aja sama gue, lg PMS lo?"
Shafira membulatkan matanya "Kalo iya kenapa?" Shafira melotot ke arah akilla
"Waduhh seremm" Balas akilla mengedikan bahunya ngeri
Zeva menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, ia sangat beruntung mempunyai sahabat seperti mereka
"Udah heh gausah ribut" Ujar zeva
"Dia duluan" Balas akilla menunjuk shafira
Shafira hanya menatap akilla sinis
"Dah mending sana lo berdua bawain air mineral buat ali dan gibran"
"Good, zeva pinter deh, udah ah gue mau nyamperin ali bye" Balas akilla kemudian pergi
"yeu si kutu kupret ninggalin gue, yaudah ze makasih sarannya bye" Shafira langsung berlari mengejar akilla
Zeva terkekeh melihat shafira, gaya lari shafira terlihat lucu, Zeva bingung sendiri di meja kantin, kemudian ia memilih bergabung dengan naufal dan darren
"Haii" Sapa zeva
Naufal dan darren menoleh, kemudian tersenyum
"Duduk ze" Titah darren sambil tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta
Teen FictionBagaimana jadinya jika cowok dingin yang nyebelinnya tingkat dewa itu bertemu dengan seorang gadis yang manis namun juga terkesan jutek, apakah keduanya akan bersatu? Atau bahkan akan menjadi musuh bebuyutan terus menerus? Gue harap hati lo tetap u...