Empat

22 3 1
                                    

Sampailah kami di cafe yang cocok untuk anak muda. Farel mulai mempersilahkan Abel untuk duduk. "Makasih" Abel terpesona sama desain interior cafe tersebut. "Jadi?" Abel tanya yang akan Abel lakuin ke Maya bareng Farel.
"Ya gitulah, baru aja si Maya sama Daffa bikin snap Wa, mereka lagi jalan bareng ke alun-alun kota, trus captionnya 'happy' gue tanya dong,'lo pacar gue Maya...' eh Maya malah jawab 'oh' gue ngga habis pikir sama tuh bocah,gue yang pacarnya aja ngga pernah diajak jalan,nah temen sekelasnya malah diajak jalan,jadi kita harus foto pelukan,karna itu cara satu-satunya biar Maya milih keputusan antara putus atau lanjut" jelas Farel. "Ohh,tapi sebenernya gue pengen bantuin lo,tapi emang harus pelukan ya?" Abel ngga rela tubuh Abel dimanfaatin bukan dengan orang yang Abel sayang.
"Emmm,kalo gitu kita foto biasa trus nanti caption gue tulisannya 'happy with you' gimana?"
Ya ampun,rel lo ngga tau kan caption itu yang gue mau bareng lo, tapi sayangnya itu cuma pura-pura, batin Abel.
"Oke lah" mereka pun selfie berdua dengan caption yang Farel mau, tak selang beberapa menit, WA untuk Farel dan Abel bunyi berisik banget, dan pas Abel liat, hampir semua kontak Abel men-screnshoot snap WA Farel dengan caption yang aneh-aneh.
Milla Putri Sanindya:
Ciee, yang lagi ngeluarin jurus nya, cemungut ya say..
Mira Putri Sanindya:
Lo bego ya, bel.. Gara-gara itu, semua murid ngira lo tuh selingkuhannya Farel, sumpah lo bego banget!!
Maya Anastasya :
Jadi ini balesan lo selama jadi temen gue! Lo nikung pacar gue! Gue tiap hari curhat soal Farel, lo malah jadian sama Farel, lo keterlaluan! Temen tapi bangsat lo!
Grup Kelas:
Zahra: gila si Abel, berani nikung Maya yang anak TB itu! Sumpah dia mau jadi selingkuhannya Farel, padahal dia tau Maya hampir jadi sahabatnya loh! Jijih liat mukanya!
Setyo: muka ngga tau malu dasar!Besok kita labrak aja tuh bocah! Setuju?
Nayla:setuju!
(Hampir sekelas, kecuali abel dan Milla ngga setuju, merek mau ngelabrak abel)

"Bel"
"Iya"
"Lo pasti dibully ya"
Abel cuma ngangguk.
"Maaf jadi ngelibatin lo"
"Iya ngga papa, besok gue dibully"
"Gue tau"
"Snap Wa lo ngga diprivasi?"
"Astagfirullah, gue lupa.. "
"Harusnya lo privasi snap lo, biar cuma Maya yang liat" abel ngomong dengan nada lirih.
"Maaf, apa perlu gue hapus?"
"Percuma, semua udah di ss," suara Abel makin lirih, dan tangis Abel pecah disaat itu juga, Abel engga tau harus gimana lagi, Abel pasrah besok di bully, suatu saat mereka tau yang sebenarnya. Farel menjadi sandaran saat Abel nangis, dia mengusap usap punggu Abel. "Besok gue anterin lo ke kelas". "Buat? " Abel tetep engga bisa berhenti nangis. "Ngelindungin elo, lagian lo udah bantu gue, dan janji"
"Makasih, lebih baik kita pulang"
"Oke"

Maybe I Love UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang