9

12.1K 594 0
                                    

Minggu siang jam 1. Dinda dan kedua kakak kembarnya tengah berlomba ps di ruang tengah. Bram tengah pergi menemui teman kampusnya.

"Argggggggg" ucapan dinda yg kalah bermain. Ini teriakan yg kesekian kalinya

"Hahahahahaha",tawa si kembar

"Permisi non den. Makan siangnya sudah siap nanti keburu dingin "

"Okey bik" ucap bima

"Kita isi ulang dulu. Bahan bakat sudah siap" ucap bima membahana

"Yoi gue jg udah laper"

"Ish kakak sekali lagi ya dinda sebel kalah terus "

" no no no no !! Kita makan dulu kamu butuh energi buat ngelawan kakak hahahahaha"

"Sekali lagi okey. Dinda janji kalau dinda kalah dinda bakal makan banyak"
Bima memandang bara menaikkan dagunya dan mengangkat kedua alisnya bertanya. Bara mengangkat kedua bahunya seolah menjawab *terserah *

"Okey janji ya ?" Bima

"Sip okey. Kak bara wasitnya"

"Okey"

Namun keberuntungan entah mengapa berpihak pada dinda. Tiba2 bima kalah dan dinda berjingkrak2 kegirangan. Kemudian dinda menantang bara, karena merasa tertantang akhirnya bara meladeni tantangan adiknya dan sialnya dinda menang lagi. Sorak2 mereka bertiga menggema di ruangan itu sampai mereka melupakan makan siangnya. Unk kedua kakak kembarnya mungkin tak apa mengingat sarapannya tadi jam 9 pagi, tapi dinda ini sudah jam 4 sore dan sarapannya tadi sebagian hilang karena ia muntahkan maag nya pasti kambuh. Tepat jam setengah limannya bara pulang dan mendapati meja makannya yg masih penuh makanan dan terdengar gelak tawa dinda serta beberapa makian si kembar yg adu mulut. Bram bergegas menghampiri ketiga adiknya. Bram yg melihat bima dan bara yg masih adu mulut langsung melemparkan bantal sofa

"Adaw" bima

"Sukurin" bara

"Astaga" dinda

"Kalian !!!!!"

"Weitsssssss sabar brother" bima mengangkat kedua tangannya

"Kenapa pada gak makan ?"

"Hah ? O iya kita kan belum makan siang bim!" Bara

"Aduhhh" dinda tiba2 merintih dan meremas perutnya.

"Waduh dek kamu gpp ?" Bara

"Bego maagnya kambuh ini" bima

"Ini semua gara2 kalian ck ck ck" bram langsung menggendong adiknya ala bridal style

"Kalian berdua suruh bi imah buat bubur dan bikin susu cepetan" bram menyuruh mereka sambil menaiki tangga. Namun belum juga bara berlari bram berkata lagi

"Satu lagi. Bikin air hangat di bot kaca buat ngompres perut dinda jg minyak oles"

"Siap bos" bara langsung berlari menyusul bima

Bram menaruh tubuh dinda perlahan di kasur adiknya. Dinda yg sudah berada di kasur empuknya langsung meringkuk menahan sakit perutnya. Bram yg melihat adiknya kesakitan menjadi bingung dan mengelus punggung adiknya. Dinda yg merasa elusan itu langsung menarik tangan kanan kakaknya dan meremasnya sbg alat unk mengungkapkan rasa sakit perutnya. Tiba2 pintu di buka paksa dan muncullah mamanya

"Astaga sayang" yura langsung duduk di sampingnya dan mengelus dahi dinda dan melap tetesan keringat dingin di dahinya.

"Bram kamu panggil doktet alex cepetan !!"

Dinda menggeleng dan beralih menggenggam tangan mamanya

"Bram cepetan !!"

Tangan kanan dinda meraih tangan bram dan menggeleng seolah memohon *jangan kak*
Bram yg bingung kemudian menatap mamanya.

"Sayang kamu perlu dokter, mama panggilin ya ?, biar sakitnya cepet ilang katanya pengen sekolah. Kalo dibiarkan nanti malah parah" ucap yura pelan

"Ma" dinda meneteskan air matanya

"Okey bram telvon dokter alex ma" genggaman dinda mengeras pada telapak tangan bram. Bram yg hendak bangkit akhirnya duduk lagi.

"Sayang mama benar kamu butuh dokter"

"Dinda minum obat yg kemarin aja mah. Masih ada kok. Dinda simpen di laci"

"Astaga sayang itu seminggu yg lalu. Kamu harus minum obat yg bener2 baru"

"Gak ma. Obatnya belum expired kok"

"Plisssssss ma" ucap dinda memohon dan meneteskan air matanya serta kaki yg makin meringkuk

"Ahhhh jangan bikin mama pusing dinda" yura menangis melihat kesakitan anaknya

"Sudahlah ma sementara biar dinda minum obat yg ada dulu nanti kita pikirkan lagi"
Dan tepat setelah kata bram mamanya mengangguk dan pintu terbuka munculah bara membawa botol kaca berisi air panas dengan handuk unk membungkusnya serta bima dengan nampan berisi bubur dan segelas susu.

"Ma ini buat ngompres perut dinda"

" ayok sayang duduk bentar ya makan dulu "
Bram memapah dinda duduk di kasurnya dan sang mama yg manaruh botol yg sudah di lapisi handuk pada perut dinda sedikit menekan unk mengurangi sakitnya. Dan bima yg menyuapi bubur. Bram mengelus kepala dinda.

"Udah kak dinda gak kuat"

"Baru 2 suapan sayang"

"Dinda mual"

" udah bim gpp yg penting udah di isi. Sekarang dinda minum susunya ya" dinda meminum susunya

"Dek obatnya udah kakak gerus, kamu minum ya"

Dinda meminum susunya dan kembali berbaring. Mamanya masih setia mengompres perutnya.

"Kalian mandi gih udah jam 6 nanti keburu dingin"

Bara bima bram akhirnya keluar dr kamar adiknya. Berjalan menuju kamar masing2. Bara menyesal sampai melupakan waktu makan adiknya, sedikit mumukul kepalanya karena kebodohannya

"Bodoh bodoh bodoh" ucapnya sambil memukul kepalanya

Di sisi lain bima mengepalkan kedua tangannya merutuki kebodohannya yg gila bermain.

"Arghhhhhh" dia menjambak rambutnya dg kedua tangannya.

My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang