13

8.7K 487 0
                                    

Dinda kini tengah duduk di lantai pojok perpustakaan, dirinya tengah bosan dg pelajaran hari ini, apalagi lisa yg dr kemarin tidak menjelaskan masalah putri.

"Ini novel jg kenapa sih menyebalkan" dinda membanting novelnya di ujung kakinya

"Eh itu bukannya putri ya"
Dinda melihat putri dari kaca jendela perpustakaan dia melihat di sana putri tengah mengibaskan cekalan tangan lisa. Dan bima yg hanya berdiri di belakang lisa. Putri hendak berbalik namun gantian bima menahan bahu kanannya. Putri terlihat berkata entahlah dinda tak mendengar namun terlihat putri sedang marah dan bima dg muka datarnya. Lisa ?? Dia terlihat sedih.

"Ehh ada apa sih sebenarnya ?"

"Eh lo dinda kan ?" Ucap siswi yg menemui dinda dg tangan terlipat di dadanya

" eh iya. Kamu lia kan yg duduk di depan ?"

"Lo ada hubungan apa sam bima ?"

"Hah ? Maksudnya"

Tiba2 datang 3 siswi lainnya. Mereka seakan bersekongkol karena terlihat ada yg mengusir sebagian pembaca kemudian siswi yg satunya mengunci pintu perpus dr dalam.

"Eh eh eh kenapa di kunci ?"

"Kalian udah amanin tempat kan ?" Ucap lia

"Ya beres "

"Lo dinda ?"

"Lo tau maksud gue kan ?" Lia

"Maksudnya gimana ? Sumpah gue gak ngerti"

"Lama ia, ni anak emang perlu di kasih pelajaran biar paham" ucap teman lia yg berdiri di belakang sebelah kirinya

"Eh eh sabar, woles dong. Santai. Kalian kalau gak ngejelasin ya mana gue tau. Emang sinetron yg lo ngomong dalam hati semua org pada tau ?" Dinda

"Sumpah ia ni anak ngajak berantem deh. Songong lo" tunjuk teman lia yg berdiri di belakang sebelah kanannya

"Alah lama" teman lia si tomboy yg tadi mengunci pintu langsung narik kerah dinda unk berdiri

"Eitsss kenapa nih ?" Dinda berdiri sambil memegang pergelangan si tomboy

"Lo berdua pegang tangannya" lia menyuruh 2 temannya yg lain memegang kedua tangan dinda. Si tomboy pergi entah kemana. Dinda bukan orang bodoh yg harus pasrah dg keadaan dia melawan dg menghentakkan tangannya dan menendang kaki mereka sebisa yg dia kenai

"Pop cepetan bawa barangnya" geram lia

"Lo bisa diem gak ?" Lia meremas dagu dinda

"Lo gila. Gue gak pernah ya bikin masalah sama lo" dinda

"Ini ia" popi memeberikan cambuk ke tangan lia.
Dinda merasakan sebuah kilasan masa lalu yg sudah ia lupakan. Kilasan seorang anak kecil yg di siksa dg cambuk di sekujur tubuhnya.

"Arghhhhh" dinda meringis sambil memejamkan mata,menunduk merasakan sakit di kepalanya

"Eh ni anak kenapa ia" ucap teman yg memegang tangan kanan dinda

"Alah akting kali biar gak kena pukul" ucap yg sebelah kiri

"Arght" dinda merintih sampai merosot kelantai. Kakinya lemas kilasan2 itu benar2 menyiksa

"Eh eh eh......" ucap yg sebalah kanan kiri secara bersamaan

Si tomboy mencekram dagu dinda unk mendongakkan wajahnya. Dan mereka semua terkejut mendapati dinda yg sudah memucat dg kringat membanjiri wajahnya

" LIA di...di..dia kenapa ia ?"

"Gue jg gak tau. Kabur aja yuk"

"Ih gue jg takut. Kabur yuk" ucap yg sebelah kanan. Akhirnya mereka semua kabur dan hanya menyisahkan dinda seorang

"Arghhhh......" rintih dinda mencengkram rambutnya. Dia merosot kelantai membiarkan wajahnya miring menyentuh lantai. Badannya ambruk

"Ka..ka....kakkk"

My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang