15

8.7K 489 3
                                    

" kamu ya didi kenapa tugas kemarin tidak di kerjakan ? Udah ngerasa pinter ? Hayo siapa lagi yang belum ngerjain tugas ibu kemarin ?" Bu siska

"Mati gue. Bim lo udah ngerjain belum ?" Budi

"Gue ?? Ya jelas lah " bima

"Duh mati gue tu guru kiler bener dah, udah tua juga gak mau sodakoh sama murid2 kek kita. Sekali aja ngediskon masalah PR. Heran gue"

"Idihhhhh"

Dret..dret..dret..
Bima menarik ponselnya dari saku celananya

"Eh si putri nelvon. Lo jagain ya kalau bu siska udah deket " bisik bima

Sekarang bu siska sedang menyidak tugas2 PR tempo hari ke bagian barisan meja yg masih di depan

"Yoi sip. Gue pinjem buku lo."

"Hm"

"Put ? Ada apa ?"

"Ke perpus sekarang penting"

* gilak, yg butuh dia jg gak ada ngerayu2 nya kek biar gue mau dateng* batin bima

"Gue bilang BURUAN "

*busyed ngegas. Hari ini sial mulu gue bu siska kiler teman juga extra kiler* batin bima sambil melirik bu siska yg marah2 di murid yg di bangku pojok no 2 dari depan

"Eh i...iya. kenapa sih emangnya ?" Ucap bima masih mode berbisik

"Gak usah banyak tanya buruan gue bilang"

* e busyed * batin bara

"Bentaran put, bu siska masih di depan" bima melirik bu siska

" bim plisss buruan dinda pingsan di perpus"

"Hah ?" Bima syok dan bingung otaknya masih mencerna perkataan putri jg kengerian bu siska di depan

Tut..tut..tut

"Maksu.......d, anjir udab mati"

"Bu siska saya ijin ke toilet tugas saya di sini ya" bima merampas buku yg masih di pegang budi. Melambai-lambaikan ke bu siska

"Sudah beres tapi kan ? Jangan ngerjain ibu atau kamu saya hukum"

"Sudah bu itu pokoknya saya taruh di situ" bima berbicara sambil berlari keluar

Bima berlari di setiap koridor letak kelasnya berada di lantai 1 jadi dia harus ke atas menuju perpus. Dia terus berlari tak peduli omelan dr sesekali guru yg sedang mengajar di beberapa kelas. Mungkin sang guru terganggu bunyi sepatunya

"Hosh hosh hosh" suara hembusan nafasnya yg tersengal2

"Kok di kunci ?"

Tok..tok...tok
Bima mengetuk pintu memastikan kalau memang benar masih ada orang di dalam.
"....."

"Put ?"

Cklek..cklek

"Bim" suara putri

"Haishhhh" bima kesal karena pintu di kunci dia mengambil ancang2 hendak mendobrak

"Eh..eh...eh...kamu mau ngapain ?" Ucap bu nuke

"Bu ada siswi di dalam. Dia ke kunci dari dalam. Tolong saya bu"

"Ya gak usab pake acara mau ngedobrak lah kamu cari aja mak maman"

"BIM DINDA DINGIN BIM"

" bu tolongin saya bu adek saya pingsan di dalem "

"Hah ?! Sa...say saya cari mak maman dulu dia lagi ngajar di kelas 10. Tunggu ya" bu nuke langsung lari

"Put dinda gimana ? Udah coba lo bangunin belum?" Bima berbicara dari depan pintu

"Din...hiks hiks.. dinda gak mau bangun bim"

"Haishhhh" bima yg panik tanpa ragu langsung mendobrak pintu

Brakkk

Brakkkk

Brakkkk

"Tuhannnnnnn bantu saya demi dinda" ucap bima yg frustasi karena selalu gagal membuka pintu tersebut

Bruaaaakkkkkkkk

"Put ????" Bima mengelus lengan kanannya sambil mencari2 keberadaan putri

"Hlo bim ?" Bu nuke datang dg kunci namun pintu sudah terlanjur rusak

"Put" bima mencari di setiap lorong rak

" bu bantuin saya cari putri"

"Put??putri" teriak bu nuke

"Hiks...hiks...hiks" suara putri terdengar

Bima langsung berlari menuju suara

"Astaga put. Ini dinda kenapa?"

Bima kaget karena melihat dinda yg di peluk putri sangat erat dg putri yg benar2 terlihat berantakan tangisnya yg sampai tak bersuara
Bima yg sudah paham situasi langsung menarik dinda dan menggendong ala bridal style keluar dari perpus.
Bu nuke yg baru melihat bima yg hendak mengendong dinda langsung menarik membantu putri berdiri.

" kita bagi tugas. Ibu ke depan buat ijinin kamu buka gerbang. Kamu sama putri ke parkiran bawa salah satu mobil kalia,. Ayok cepetan !"

Putri dan bima mengangguk dan langsung berlari. Sesampainya di lantai bawah mereka langsung berpencar.

"Put lo bawa kunci mobil lo ?"

"Hm ada"

"Oke lo duluan kasih tau arah mobil lo"

"Hm" putri berpindah posisi yg tadinya mengikuti bima sekarang di depannya menuju mobilnya

"Sini bim" putri membukakan pintu dan langsung putar posisi hendak ke kursi pengemudi

"Lo ke belakang ?"

"Hah ?"

"Buruan paha lo buat alasan kepalanya dinda"

"Oh... i..iya" putri langsung duduk di sebelah dinda. Membawa kepala dinda ke pahanya. Membenarkan rambut2 yg hinggap di wajah dinda

"Okey. Gue jalan sekarang"

Putri tak menjawab dia masih sibuk membelai kepala dinda memandang wajah pucatnya.

Tit..... bima mengklakson bu nuke dan pak satpam sebagai tanda terimakasih

"Put lo tolong hub bara ya pake ini " bima menjulurkan ponselnya namun wajahnya masih fokus ke depan

"Gu..gu..gu..gue...?"

"Iya. Plisssss put bantu gue sekali lagi" ucap bima sambil melirik spionnya

Hah... putri menghela nafas

"Apa sandinya ?"

"31122016"

*itu kan ????* batin putri
Bima melirik spionnya lagi

*sorry put* batinnya

"Udah gue sms. Nih. Sekarang buruan cari rumah sakitnya"

"Iya tu udah di depan tinggal puter balik nih langsung nyampek"

"...." putri menunduk memandang wajah dinda lagi





My Possesive Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang