1. Penyesalan

244 50 33
                                    


"Lo itu masalah!" ucap Farid mengepalkan tangannya geram, dengan wajah yang sudah sangat memerah , menahan amarah yang meluap-luap. Farid tak pernah sekesal ini sebelumnya. Kalau bukan karena cewek menyebalkan itu.

Hanya dengan waktu beberapa detik, ucapan Farid barusan membuat cewek dihadapannya diam mematung. Kemudian ia berdecak sebal, seraya berlalu meninggalkan farid yang masih terdiam menatap lekat ke arah cewek tersebut.

Farid bukan tipe manusia yang akan kesal hanya karena hal sepele. Karena baginya, meladeni hal yang terlalu penting bisa membuatnya melakukan kegiatan yang lebih menguntungkan. Seperti mengerjakan pr kimia yang tingkat kerumitannya membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Atau ia lebih senang jika menghabiskan waktunya untuk meminum secangkir coklat sembari memecahkan kerumitanm fisika.

Farid Januar Yasiz. Anak yang dilahirkan dari pasangan Hendriansyah Yasiz dan Hilda Melisa. Dibesarkan di Ibu Kota dan lahir dengan selamat. Bahkan berparas tampan dan memiliki lesung pipit serta model rambut spike. Dengan paras tampannya dan senyum manisnya yang membentuk lesung pipit pun menjadikan alasan ia dikagumi oleh sebagian besar siswi SMA Taruma Bangsa.

Tak hanya sampai disitu, ia pun menjadi kebanggaan dan kepercayaan para guru. Karena ia tercatat sebagai salah satu murid pintar di sekolahnya.

Kehidupan Farid di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah serba berkecukupan -materi maupun kasih sayang-ia memiliki banyak teman, dan keluarga yang menyayanginya. Bisa dibilang cukup sempurna kehidupannya.

Namun mungkin tidak, setelah ia merasakan pertemuannya dengan salah satu siswi yang sejak awal masuk sudah membuat rumit hari-harinya, sudah mengubah kehidupannya.

***

Cowok tersebut berlari menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Kelas XI IPA 2. Walaupun berlari, tetapi ia tetap berhati-hati. Berjaga-jaga kalau-kalau ada petugas pembersih kelas yang baru saja mengepel lantai. Ia bisa saja terjatuh. Ia berlari dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Ia tak pernah mengalami hari seperti ini sebelumnya, karena ia termasuk salah satu siswa rajin yang selalu mentaati peraturan -terutama disiplin. Dan sialnya hari ini ia harus terlambat karena pertemuannya dengan cewek yang menyebalkan baginya itu.

"Maaf Bu, tadi ban mobil saya bocor." Ucap Farid sekenanya, masih sembari mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Oh yasudah Rid, besok-besok kamu cek dulu mobil kamu sebelum berangkat ke sekolah. Sudah kamu duduk sana Rid." Ucap Bu Meti perhatian terhadap Farid.

"Anak kesayangan, coba gue yang telat, paling gue di duruh bersih-bersih." Gerutu salah satu siswa, yang kemudian mendapatkan tatapan tajam dari Bu Meti.

Bu Meti adalah guru kimia di kelas XI IPA. Dan termasuk salah satu guru killer di SMA Taruma Bangsa. -yang barusan menatap tajam ke arah salah satu siswa- Sudah menjadi kebiasaannya menghukum murid dengan memebersihkan koridor, kelas, kamar mandi, bahkan halama sekolah jika mood-nya sedang tidak bagus.

Cewek tersebut memasuki kelas dan langsung duduk kemudian menaruh asal tasnya. Ia mengatur napasnya yang naik-turun seperti baru saja di kejar-kejar kerbau mengamuk.

"Haduh capek gue lari-lari Rin," ucap Elysa terhadap salah satu temannya. Yang kemudian dijawab dengan pukulan olehnya.

"Liat dong El, itu siapa di depan," Ririn menyubit lengan Elysa, geram melihat kelakuan temannya tersebut. Entah, sudah bosan rasanya Ririn memarahi Elysa dari mulai cara paling halus sampai cara paling kasar. Rasanya jika tak berpikir tentang persahabatan yang telaha lama dijalinnya. Ia ingin pensiun menjadi teman Elysa.

The Most Complicated GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang