6. Apakah mungkin?

85 26 2
                                    

Seorang Elysa yang dikenalnya tak pernah mengerjakan tugas, selalu terlambat, tidur di jam pelajaran, keluar di saat jam pelajaran, beradu mulut dengan guru dan lain sebagainya. Dan saat ini, ingin mengerjakan tugas milik Farid.

"Rin? Ke warung mang Ujang dulu ya?" ucap Elysa yang berjalan beriringan bersama Ririn. Ririn mengalihkan pandangannya menatap punggung Elysa, kenudian menatap Elysa dengan tatapan bertanya. Namun Elysa hanya mengedikkan bahunya. Elysa pulang tak membawa tasnya, ia berjalan dengan tangan kosong, kecuali hanya ada handphone dan uang pada saku bajunya.

"El, Rin!" teriak salah satu temannya dari belakang yang kemudian menyelinap diantara Elysa dan Ririn. Ia masih mengatur napasnya yang naik-turun seperti baru saja dikejar-kejar binatang buas.
"Lo pada mau kemana? Kok Elysa ga bawa tas? Kok gue ga ditungguin sih?" rentetan pertanyaan diajukannya, belum sempat ada jawaban dari kedua orang yang ditanyainya. Namun ia sudah mengajukan pertanyaan lagi "Terus kok lo ga bawa motor El?"

"Gue jawab satu-satu ya Milan sayang." ucap Ririn geram terhadap salah satu temannya tersebut. Membuat Milan hanya menyengir menampilkan gigi gingsulnya.
"Pertama, gue diajak Elysa ke warung mang Ujang. Kedua, bukannya ga nungguin, lo nya aja gak muncul-muncul. Ketiga Motor Elysa di rumah gue, tadi pagi dia berangkat naik angkot sama gue.  Kalo Elysa ga bawa tas lo tanya aja sendiri sama dianya." Tutur Ririn menjelaskan. Kemudian Milan menatap Elysa seolah meminta jawaban.

"Males Lan, gue ga mau pulang ke rumah, gue mau pulang ke rumah Ririn aja" ucap Elysa menjawab pertanyaan dari Milan.
"Gue ikut boleh?"
"Iyya ikut aja, tapi lo yang bayarin makan gue." ucap Elysa kemudian sembari merangkul pundak Milan. Milan yang menyadari Elysa sedang ingin memanfaatkannya menatap sinis ke arah Elysa. Membuat Ririn tertawa melihat tingkah keduanya
"Ah lo berdua, hari ini gue yang traktir deh," ucap Ririn mengangkat kedua alisnya yang dinaik turunkan. "Gimana?" sambungnya kemudian.

"The most pengertian friend" Milan yang menggunakan bahasa campurannya. Membuat Elysa dan Milan menahan tawa mendengarnya.

Mereka bertiga menyusuri jalan menuju warung Mang Ujang yang letaknya tak jauh dari SMA Taruma Bangsa hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit dengan berjalan kaki agar sampai di warung tersebut.
Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Elysa dan Ririn harus mendengarkan temannya yang tak henti melantunkan lagu-lagu yang di hapalnya, belum selesai dari satu lagu, ia pindah ke lagu lainnya. Untungnya saja suaranya tidak terlalu sember sehingga Elysa dan Ririn tidak terlalu terganggu oleh suaranya. Namun yang membuatnya terganggu adalah tatapan dari orang-orang yang seolah menahan tawa melihat Milan yang bertingkah seolah sedang menjadi diva di atas panggung.

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms Barefoot on the grass, listening to our favorite song When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath But you heard it, darling, you look perfect to night

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah ELYSA yang selalu salah dan bikin ribet orang-orang, atau alam mulai enggan bersahabat dengan ELYSA coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang... Ooo...ooo...ooo

Elysa dan Ririn hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah temannya. Dan sesekali Elysa menyubit Milan karena menggunakan namanya dalam lirik lagu yang dinyanyikannya. Warung Mang Ujang sudah hampir sampai. Hanya tinggal berbelok ke arah kiri di samping rumah ber-cat cream di depan, maka warung Mang Ujang akan langsung terlihat, karena memang disana menjadi tempat favorit remaja untuk nongkrong dengan teman se-gengnya, mengerjakan tugas, atau hanya mencari angin segar -karena  terdapat pohon nangka yang besar di pekarangan warung Mang Ujang dan Mang Ujang pun menyediakan tikar di bawahnya sehingga jika didalam sudah tak tersedia bangku yang kosong, maka mereka yang berdatangan akan duduk disana. Walaupun sebenarnya lebih banyak yang berminat untuk menggunakan tempat yang disediakan diluar -dengan tikar dan pohon nangka sebagai tempat berteduh. Dengan alasan lebih nyaman, dapat menghirup udara segar, dan lebih menikmati suasana sekitar.

The Most Complicated GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang