Check

554 89 4
                                        

Kata orang-orang bijak yang membuat sebuah quote di akun Instagram yang aku lihat, cinta itu butuh kepercayaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang-orang bijak yang membuat sebuah quote di akun Instagram yang aku lihat, cinta itu butuh kepercayaan. Banyak juga orang-orang yang disekitarku mengatakan hal yang sama.

Dan akupun membenarkan hal tersebut.

Hubunganku bersama lelaki itu adalah hubungan terlama yang pernah aku jalani. Bukan hal yang mudah bertahan dengan orang yang sama selama itu. Banyak sekali rintangan yang kami lewati selama itu. Perlu diketahui jika menjalin hubungan lelaki yang berusia lebih muda dariku sering membuatku merasa agak cemas. Rasa takut ia akan lebih memilih daun yang lebih muda sering sekali hinggap dalam diriku, walau sebenarnya perbedaan usia kami hanyalah satu tahun.

Dan tentunya karena saling percaya, kami bisa menginjak angka empat tahun.

Kepercayaan sangat dibutuh dalam setiap hubungan...

Dan saat ini aku harus percaya pada Park Jimin, pacarku selama empat tahun ini.

Walau rasanya berat.

Aku kembali melihat ke arah perempuan cantik yang duduk di depanku ini. Lagi-lagi aku memandangnya dengan tatapan ragu, lidahku terasa kelu ketika ingin mengucapkan sesuatu.

"Kamu... Yakin?"

Yerim—gadis yang sekarang duduk bersamaku dibangku taman kampusnya—mengangguk mantap. Manik coklatnya menyorot keyakinan penuh atas ucapannya sebelumnya.

"Aku yakin seratus persen kalo orang yang aku lihat kemaren itu Kak Jimin. Aku gak mungkin salah lihat untuk sekarang, Kak."

Aku hanya bisa terdiam mendengar ucapan Yerim. Gadis itu mengucapkannya dengan tegas dan aku sangat yakin Yerim tidak mungkin berbohong kepadaku, apalagi masalah ini bukanlah masalah sepele.

Aku menggeleng ragu, masih merasa tidak percaya dengan apa yang kudengar dari Yerim. "Tapi Jimin—Bukan orang kayak gitu, Yerim."

Ia menatapku dengan nyalang, alisnya tertaut yang menandakan ia memang sedang serius dengan ucapannya.

"Tapi faktanya yang aku lihat itu Kak Jimin lagi sama cewek di kafe deket sini, kak."

Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam. Aku memandang kosong kedua tanganku yang saling bertautan. Aku meremas kuat tanganku sebagai pelampiasan atas kebimbangan yang aku rasakan.

Entah mana yang sebenarnya terjadi. Setahuku Jimin memanglah bukanlah orang seperti itu, ia adalah orang yang setia. Mungkin memang hubungan kami kadang-kadang agak merenggang, namun semua itu hanya karena kesibukan kami masing-masing. Bukan karena orang ketiga.

Namun entah aku merasa sedikit cemas karena aku dan Jimin belum bertemu lagi sejak dua minggu lalu. Dan lagi hal tersebut diiringi oleh laporan dari teman-temanku yang melihat Jimin sedang bersama perempuan lain.

Sebuah tangan lain memegang tanganku. Yerim  tersenyum simpul ke arahku. Ia meremas tanganku pelan, seakan-akan ia bisa menyalurkan kekuatannya padaku lewat itu.

Full of Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang