Hari Terakhir

866 53 0
                                    

Vote dulu dong,daripada nanti kelupaan yekan?

Senja menunggu Aldo didalam mobilnya,dia memandang heran rumah Aldo,karena hari ini,rumahnya terlihat agak ramai.

Tak lama kemudian,keluarlah Aldo dengan wajah yang sangat tidak bersahabat,dia menaiki mobil Senja tanpa suara.

Senja yang paham situasi hanya diam,dia tidak mau bertanya dulu karena itu akan memperburuk suasana hati Aldo.

Selama perjalanan Aldo hanya memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu dari headset yang dia bawa dan menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil menandakan dia ingin menenangkan pikirannya sebentar.

Senja tidak berkata-kata dia hanya diam dan fokus menyetir,kadang-kadang melirik kearah Aldo.

Hening tiba-tiba Aldo mengeluarkan suara.

"Hei,Mentari"
Panggilnya dengan menatap kearah Senja.

"Ada apa?"
Senja hanya menoleh sebentar dan kembali melihat jalan,sementara Aldo terus menatap Senja.

"Bagaimana pendapatmu tentang membantu teman?"

Senja agak mengerutkan dahinya,bingung kenapa Aldo tiba-tiba berkata seperti itu.

"Yah,menurutku itu suatu hal yang bagus,memang sesama teman harus membantukan"
jawabnya sambil masih melihat kedepan.

"Bahkan bila harus mengorbankan apa yang kau punya??"
Tanya Aldo lagi sambil mencondongkan tubuhnya kearah Senja.

"Kalau kita mampu kenapa tidak? Tunggu dulu,kenapa kau bertanya seperti itu?"
Ucap Senja sambil menoleh kearah Aldo.

"Andaikan semua orang mempunyai pemikiran sepertimu"
Ucap Aldo sambil kembali ke posisi semula.

"Hei kau belum menjawab pertanyaanku!"
Ucap Senja sambil sedikit berteriak.

"Lupakan,aku hanya penasaran"

Senja menghela nafas,paham dengan sifat Aldo yang suka seenaknya itu,dia hanya diam.

Mereka sampai di sekolahan,segera setelah mereka turun, Aldo langsung menggengam tangan Senja.

"Hei apa-apaan? Lepaskan tanganku"
Senja mencoba menarik tangannya tapi genggaman Aldo sangat erat.

"Diamlah"
Aldo terus berjalan,dia melewati segerombol anak laki-laki yang sedang berkumpul di koridor dengan masih menyeret Senja.

Setelah agak jauh dia melepaskan tangan Senja.

"Sakit tauk! Memang ada apa?"
Ucap Senja sambil menggosok pergelangan tangannya.

"Mereka berandalan sekolah ini" ucap Aldo dengan menoleh kearah anak laki-laki tadi.

"Hee? Ku kira kau yang paling berandal,lagi pula mana mungkin di sekolah seperti ini ada berandalan?"
Senja agak kesal dengan sikap Aldo jadi dia hanya menjawab seadanya saja.

"Kenapa tidak? Hanya karena sekolah ini mempunyai reputasi bagus,belum tentu semua penghuninya orang baik-baik, kita masih remaja sama dengan mereka yang bersekolah di tempat lain"
Aldo menjelaskan dengan nada datarnya.

"Benar juga,tapi mereka tadi nampak biasa saja dan tidak menggangu"
Ucap Senja sambil melihat kearah para pemuda tadi.

"Karena ada aku disana,yah karena reputasiku yang terkenal agak buruk,jadi mereka segan padaku!"
Ucap Aldo sambil menggaruk tengkuknya.

"Bilang saja kau yang paling brandal di sini"
Tuding Senja pada Aldo.

"Hei!! Bicara apa kamu,kalau kamu tidak ku gandeng mungkin kamu bisa saja di palak oleh mereka!"
Dan Aldo juga mulai kesal pada Senja.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang