Part 22 (HE)

9K 356 2
                                    

Saat ini umurku 53 tahun beberapa tahun lagi aku akan pensiun dan aku akan menghabiskan sisa umurku dan hari tua hanya seorang diri tanpa istri, anak, menantu maupun cucu.
hidup dengan kesepian sampai ajal menjemputku.

Butuh waktu 23 tahun aku
menyadari semua kesalahanku,
keangkuhanku dan keegoisan diriku.

Butuh waktu yang lama aku tahu bahwa aku mempunyai anak kandung darah dagingku sendiri bukan hanya 1 tapi 2 yang telah aku sia-sia kan, yang tak akan pernah aku miliki.

Butuh waktu 35 tahun untuk aku mengetahui betapa besar cinta suci yang kau miliki hanya untukku. Dulu aku berpikir bahwa kau sangat tidak pantas untukku, tapi kini aku menyadari bukan kau yang tidak pantas untukku, tapi aku yang tidak pantas untukmu.

Aku menikahimu saat aku duda cerai dengan 1 anak dan kau menerimaku dan anakku dengan ikhlas dan lapang dada.

Aku selalu berpura-pura dan tidak pernah jujur padamu dan ibumu, aku memanfaatkan kelemahan keluargamu hanya karena kau orang desa, miskin, tidak punya ayah,dan tidak punya saudara laki-laki yang bisa menjaga dan melindungi dirimu dan ibumu.

Saat menikah denganmu, aku berpura-pura tersenyum bahagia di hadapan dirimu dan ibumu, seolah-
olah pernikahan tersebut sangat aku inginkan.

Saat malam pertama kita, aku sangat bersyukur saat itu kau sedang datang bulan, aku tidak perlu berbohong dan mencari alasan agar aku tidak berhubungan badan denganmu. Tapi aku tidak bisa menghindar lagi saat kau telah beberapa hari selesai dengan menstruasimu, dengan sangat terpaksa aku melakukan hubungan suami istri denganmu, saat itu yang aku bayangkan bahwa aku sedang bercinta bukan denganmu tapi dengan mantan istri pertamaku.

Aku memang laki-laki yang sangat berengsek dengan sangat kejam aku
memfitnahmu di depan ibu yang sangat kau sayangi dan kau hormati.
Aku mengatakan bahwa saat kau menikah denganku kau sudah tidak perawan lagi dan kau telah berselingkuh dengan pria lain. Padahal semua itu tidak benar. Aku tahu saat itu kau masih perawan, masih jelas di benakku seprai putih di atas kasurku ada noda merah tanda keperawananmu yang tidak pernah aku lihat saat malam pertamaku bersama mantan istri pertamaku, karena saat aku menikah dengan mantan istri pertamaku dia sudah tidak perawan lagi. Masih ku ingat kau berjalan menahan rasa sakit di selangkanganmu dengan tertatih-tatih menuju kamar mandi saat habis bercinta denganku.

Kau adalah bidadari surga yang telah aku sia-sia kan, kau adalah seorang anak yang baik untuk kedua orang tuamu, kau adalah istri dan menantu yang sempurna dan terbaik untukku dan orang tuaku yang pernah kami miliki, kau adalah ibu yang sempurna untuk anak-anakku. Tidak satu katapun kau berkata buruk tentangku, bahkan meskipun telah bercerai denganku kau tetap memakai namaku di belakang nama kedua anak-anak.

HE...Haikal Ezhar...

SHE & HE (1-24 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang