6• Kaiva Bayu

127 53 31
                                    

Sepulang sekolah,Ellyna mengunci dirinya dikamar. Menutup rasa sakitnya dan bertanya pada hati nya, apa ini cinta? mengapa secepat itu?

Apakah nyaman bisa menjadi salah satu alasan manusia jatuh cinta?

Tiba-tiba,

Tsania calon Raka aamiin calling...

"Sumpah demi mimi peri itu dia sendiri yang ngasih nama astagfirullah," gerutu Ellyna sebelum ia menjawab panggilan telepon Tsania.

"Eh lama amat lo ngangkat nya."
"Sabar"
"Gue mah sabar,nunggu Raka aja sabar huh."
"Kenapa telpon? tumben banget. Biasanya juga cuma whatsapp,lo kan irit pulsa."
"Heh gue ni banyak pulsa. Oke lanjut lah to the point. Oke jadi gini, gua meneliti bahwa elu suka nih sama Kak Riko. Kalo gak suka gak mungkin lu bete gitu liat kejadian tadi. Gue udah tau. Dan lo harus tau bahwa itu adalah cemburu, dan cemburu tanda cinta hahaha."

Ellyna tertawa kecil dibalik layar ponsel nya, sedikit membenarkan perkataan Tsania yang entah memang benar nyata atau hanya perasaan ilusi.

"gak tau kenapa,Tsan."
"Oke. Gue tunggu Kafe Triple Jack, 20 menit lagi. Gak pake ngaret. Oke? ini M I S I." ucap Tsania dengan menegaskan kata misi lalu menutup sambungan telepon.

Dengan cepat Ellyna mengganti pakaian lalu menjalankan mobil nya menuju Kafe Triple Jack.

Sesampai nya di Kafe Triple Jack, gadis itu menghampiri meja teman nya itu,rupanya Tsania sudah sampai lebih dulu disana.

"Ternyata bukan otak lo doang ya yang lemot, lo ini itu semua nya juga lemot astatangggg." cibir Tsania dengan muka yang frustasi karena menunggu lama.

"Iya iya maaf. Ada apa?" tanya Ellyna.

"Beberapa pertanyaan lo jawab jujur dengan cepat dan jawaban hanya IYA, TIDAK, BISA JADI. Oke paham?" Entah berapa kali dalam sehari Tsania menyebut kata 'oke'

"Siap kapten."

"Lo suka Kak Riko?"

"Tidak."

"Nyaman sama Kak Riko?"

"Tidak."

"Cemburu sama Kak Riko?"

"Bisa jadi.... Eh Tidak."

"Oke pertanyaan selesai. Oke gue tau lo baper dan mulai suka sama Kak Riko. Jujur dong sama gue, gue ini sahabat lo kan?"

"Iya gue jujur tapi, lo berhenti ngomong O K E. Bosen tau."

"Yaudah buruan buruan buruan. Time is money," ucap Tsania dengan melihat jam tangan nya.

"Gue bener-bener gak tau, hati gue ini kenapa. Yang jelas gue gak ada perasaan nyata untuk Kak Riko."

"Kalo cinta, gak usah muna." ucap Tsania dengan menepuk bahu Ellyna lalu pergi meninggalkan Ellyna yang masih mematung di kursi nya berusaha memahami kata-kata Tsania tadi.

"Huh, gue bisa kok tanpa Kak Riko, gue  gak cemburu juga. Justru beban hidup gue makin berat sejak kedatangan Kak Riko di hidup sejahtera gue ini. Btw dia langsung pergi gitu aja tanda nya gue dong yang bayar minum nya?"

Δ WHEN IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang