13• Nyebelin!

35 3 0
                                    

-Ngapain sih jalan sama dia? mending sama gue aja-

Ellyna berangkat ke sekolah dengan suasana hati yang cukup baik. Hari ini dia berangkat diantar Kenan, kakaknya. Dia tidak perlu antri untuk mendapat bis di halte dan menyebrang jalan bersama banyaknya polusi di udara.

Dia berjalan menyusuri koridor sendirian sambil bersenandung pelan lagu You Gonna Miss Me When I'm Gone. Tiba-tiba seseorang menarik tangannya dengan sangat cepat hingga dia terseret ke lorong gudang berisi peralatan olahraga yang sudah tidak terpakai. Lorongnya cukup panjang tapi sempit. Kira-kira hanya cukup untuk dua orang ke samping. Itu juga kalau orang nya kecil.

Kalau perutnya sebesar Pak San gak mungkin muat sih.

Tatapannya kini beradu dengan seseorang yang tadi menariknya, wajahnya hanya berjarak satu jengkal darinya, tangan kanan dia masih tercekal di pergelangan tangan Ellyna.

Saat bertatapan seperti ini, jantung Ellyna terasa berdetak lebih cepat dari biasanya, rasanya seperti deg-deg an tidak karuan. Rupanya hal ini tidak hanya terjadi pada Ellyna namun dirasakan juga oleh Riko.

Tatapan mereka terkunci cukup lama sampai Ellyna membuka suaranya.

"Kak lepasin tangan aku! sakit tau!" Ellyna berusaha memberontak karena merasa sakit akibat cekalan Riko yang cukup kuat di tangannya.

Riko melepaskan tangan Ellyna.

Karena takut, Ellyna mundur untuk menjauhkan wajahnya dari Riko. Baru melangkahkan satu kakinya untuk mundur, punggungnya sudah mentok ke dinding belakangnya. Jaraknya dengan Riko masih tetap dekat.

Tapi setidaknya jauh lebih baik berjarak satu langkah dari Riko dibanding hanya satu jengkal, bisa copot jantungnya.

"Ngapain sih kemaren sama Bayu lagi?" Tanya Riko sinis.

"Cuma beli novel doang kok sama buku rumus. Setelah itu langsung pulang." Jawab Ellyna takut. Dipikirannya sekarang hanyalah sebuah pertanyaan 'Kenapa Riko marah-marah saat dia jalan sama Bayu?'

"Ngapain sih jalan sama dia? mending sama gue aja," ujar Riko.

"Kak Riko mana mau."

"Emang udah nanya?"

"Yaa belom sih."

"Kalo gak tau, jangan sok tau," cibir Riko ketus.

Ellyna hanya bisa menunggu kapan bel masuk agar dia bisa cari alasan untuk pergi meninggalkan tempat yang seram ini bersama orang yang seram pula.

"Besok-besok, kalo mau kemana-mana sama gue aja. Kalo gue gak bisa, nanti gue minta tolong sama Raka atau Gozza kan bisa," ujar Riko lagi. Kini berbeda. Enggak sinis. Ketus juga enggak. Justru dengan senyum nya yang sangat amat manis.

Sebenarnya banyak hal dari Riko yang membuat Ellyna bingung. Namun untuk sekarang hanya ada dua hal yang membuat Ellyna bingung. Pertama, kenapa jalan sama Bayu membuat Riko  marah?
Kedua, kenapa Riko ngelarang dia jalan sama Bayu dan menawarkan diri untuk mengantar kemanapun Ellyna pergi? Sampai ribet mencadangkan teman-temannya jika suatu saat Riko gak bisa.

"Gak usah lah kak." Ellyna menolak karena dia takut jadi gosip lagi dan pasti nya akan merepotkan Riko yang tidak lama lagi akan melaksanakan Ujian Nasional.

"Kenapa sih kayaknya lo takut sama gue? Emang gue setan? Mana ada setan ganteng gini."

Sekarang yang dibingungkan nambah satu, jadi tiga.
Ketiga, kenapa Riko itu aneh? Kadang baik, kadang jahat. Dia manusia atau emang setan sih? Sumpah, aneh banget.

"Kak Riko serem sih," cibir Ellyna dengan tertawa kecil.

"Apa kata lo?!"

"Serem!" Ellyna masih tertawa meledek.

Riko mendekat kan telinga ke bibir Ellyna, "Bilang lagi apa barusan?"

"KAK RIKO SEREM!" Ujar Ellyna dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Telinganya sudah tidak lagi di depan bibir Ellyna. Dia menegakkan badan nya dan memajukan jari telunjuk nya menyentuh bibir Ellyna, "Ngomong gue serem sekali lagi, gue cium lo!" Ancam Riko.

Ellyna yang tadi tertawa langsung memberhentikan tawanya. Rasanya sekarang sangat takut. Dia tau Riko orang nya nekad jadi dia takut bahwa Riko benar akan menciumnya. Mimik mukanya berubah jadi cemas.

"Bercanda," ujar Riko tersenyum sambil mencolek dagu Ellyna.

Ellyna blushing, jika ada kaca pasti dia sudah melihat pipinya yang memerah.

Akhirnya bel berdering.

Ellyna merasa lega.

Tanpa basa-basi, dia langsung meninggalkan lorong itu.

Saat dia sampai di ujung lorong, Riko berteriak di belakang nya, "Beneran entar gue cium,"

Ellyna sontak memberhentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
Dia mendapati Riko sedang tersenyum ke arahnya.

"Ntar kalo udah nikah," Riko melanjutkan ucapannya.

Ellyna tidak mempedulikan ucapan Riko barusan. Pasti dia hanya sedang gombal. Ellyna paham, Riko tidak mungkin suka padanya. Di hati Riko hanya ada Azhira, selalu.

Δ WHEN IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang