BAB 9

64 6 5
                                    

Gaung klason mobil memperingatkan Gabriel ketika ia tak sadar melangkah ke tengah jalan tanpa melihat-lihat dulu.
Cepat-cepat ia kembali ke trotoar dengan perasaan bersalah.

Ia mengakui dirinya masih separo terguncang.  Nenek tampak amat sehat ketika Gabriel mengunjunginya hingga ia sangat terpukul mendengar sang spesialis dengan serius memberitahukan bahwa hasil tes menunjukkan kondisi nenek jauh lebih buruk dari pada dugaan mereka.

"Berapa...berapa lama lagi waktunya?" Gabriel bertanya terpatah-patah setelah bisa bicara.

"Tanpa operasi?" Sang spesialis menggeleng. "Saya rasa tak lama. Tapi ini  gambaran terburuk kondisinya. Nenek anda pada dasarnya sangat kuat dan kita tahu operasi ini meskipun sangat rumit dan lama punya tingkat kesuksesan sangat tinggi. Tidak ada alasan mengapa, setelah sepenuhnya sembuh dia tak bisa terus menikmati satu atau mungkin dua dekade lagi kehidupan yang sehat."

"Tentu saja banyak hal tergantung pada penanganan periode pemulihan setelah operasi. Saya sangat ingin dia masuk rumah perawatan khusus selama sedikitnya satu bulan, mungkin dua bulan setelah operasi."

"Dua bulan...," gumam Gabriel, bertanya-tanya dari mana ia akan mendapatkan biaya ekstra itu.

"Saya menyesal harus memberikan berita buruk ini." ujar sang ahli jantung.  "Tapi coba lihat sisi baiknya. Seperti yang saya katakan, operasi ini punya tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Oleh karenanya, melihat memburuknya kondisi nenek anda, kami ingin tetap mempertahankannya di rumah sakit dan menjadwalkan operasi secepat mungkin."

"Kapan?" tanya Gabriel dengan mulut kering.

"Kemungkinan akhir minggu ini, atau mungkin awal minggu depan," sang ahli jantung memberitahu Gabriel dengan penuh pertimbangan. "Kami pertama-tama ingin menstabilkan sistem tubuhnya sebanyak mungkin, dan itu berarti memberinya serangkaian obat khusus."

"Apakah anda sudah memberitahu nenek? Apakah nenek sudah tahu?"

"Belum," jawab sang spesialis itu. "Saya ingin bicara dengan anda dulu."

"Bolehkah saya? Saya...saya... ingin berada bersama nenek waktu anda memberitahunya," Gabriel besikeras.

"Tentu saja," ahli jantung itu menyetujui.

Gabriel lega ketika melihat reaksi nenek tentang hal itu ternyata lebih baik dari pada dugaannya. Sistem tubuhnya masih mengandung beberapa obat penenang yang mereka berikan padanya sebelum memulai tes, kata sang spesialis.

Apa pun obat-obat itu, Gabriel berharap sekarang ia punya beberapa untuk diminum. Kini ia beberapa kali memastika jalanan sepi sebelum kembalu mencoba menyebrang.

...

Kemudian Gabriel tidak tahu pasti bagaimana ia bisa dengan selamat tiba dari rumah sakit ke Hettingdean Manor, atau mengapa ia memilih pergi ke sana dan bukannya kembali ke rumah nenek.

Ketika ia memasuki dapur, begitu melihat wajahnya yang pucat dan matanya yang menyorot sedih Jenny langsung membimbingnya kesebuah kursi, mencecarnya, "Ada apa? Apa yang terjadi?"

Masih dalam keadaan terguncang, Gabriel menceritakan semuanya.

"Yah, setidaknya ahli jantung itu yakin operasinya akan sukses," Jenny mencoba menghiburnya.

"Ya," Gabriel setuju. "Aku tahu, aku bersikap bodoh. Hanya saja, aku tak mengira..."

"Kau terguncang," ujar Jenny, berhenti bicara ketika pintu dapur tiba-tiba membuka dan Gideon melangkah masuk.

Semula ia tidak melihat Gabriel dan berkata,  "Jenny, lupakan makan siang hari minggu," Gabriel mendengarnya bicara dengan nada yang jauh lebih hangat dan lebih ramah dari pada yang biasa ia dengar. "Rupanya aku telah di undang makan siang oleh Sir Brian dan Lady Sara. Meski aku ragu..."
Kalimatnya terhenti ketika ia tiba-tiba melihat Gabriel.

Lelaki Dalam IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang