Enam

101 8 5
                                    

Setelah pulang olimpiade orang tua Dekka memutuskan untuk mengizinkan Dekka tidak masuk pada hari jum'at. Mirna dan Daren takut kalau misalnya Dekka kecapean.

Senin pagi yang cerah menyambut Dekka. Waktunya dia untuk berangkat kesekolah dan mengikuti upacara hari senin. Diko dan Dekka berangkat bersama. Saat sampai disekolah, bel tanda upacara langsung berbunyi. Semua siswa langsung berbaris sesuai kelas dan tinggi badan. Berbeda dengan Diko yang selalu rapi dengan pakaian seragam yang lengkap, Dekka malah tidak membawa topi dan baru menyadari dia memakai kaos kaki warna abu-abu. Terpaksalah Dekka berbaris ditempat khusus siswa yang melakukan pelanggaran dan tempat itu sangat VIP terkena paparan sinar matahari. Diko yang melihat Dekka seperti itu ingin dia memarahinya tapi rasa khawatir Diko melebihi itu.

"Anjirrr, kok gue bisa lupa ya? Dasar Dekka begoo baanget deh, bisa gosong nih kulit mulus gue" Kata Dekka merutuki dirinya sendiri.

"Hai Dekk" sapa seorang cewek yang tidak dikenal Dekka

"Hai juga" balas Dekka ramah dengan memasang senyumnya.

"Kenalin aku Friska, kamu ganteng juga ya" puji Friska sambil memperkenalkan dirinya.

"Oh Friska, pacarnya Johan ya?" Kata Dekka akrab.

"Eh tau ya" balas Friska

"Ya iyalah, Johan kan anak basket yang keren, terus nembak kamu dikantin itu kan, semoga langgeng ya" Ucap Dekka

"Iya"
Tapi gue udah bosen sama johan, gue maunya sama lo. Batin Friska dalam hati.

"HARAP TENANG ANAK ANAK UPACARA AKAN DILAKSANAKAN" ucap seorang guru yang kalau nggak salah namanya Pak Yoga.

Upacara pun berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan. Dekka yang dari tadi terpapar sinar matahari langsung duduk dikelas mengistirahatkan tubuhnya itu. Wajah Dekka sangat pucat dan Dekka merasa pusing dikepalanya.
"Dekk mending lo ke uks" kata Elang

"Iya bener" ucap aldi mendukung elang.

"Gak usah udah biasa" jawab Dekka.

"Udahlah dari pada disini kan mending diuks"

"Lo mah niat solob zev" Elang langsung menjawab zevan

"Yaudah deh ayo ke UKS"

"Nah gitu dong Dekk, bisa sekalian push rank"

Mereka berempat pergi ke UKS. Banyak siswa siswi yang memperhatikan wajah pucat Dekka termasuk Friska.
"Anjir Dekka kenapa pucet banget" seru seorang siswa

Friska terlihat ingin langsung ke uks namun bel jam pelajaran memaksanya untuk mengurungkan niatnya itu.

Teman teman Dekka yang tadi di UKS kini meninggalkan Dekka dan kembali kekelas.

Tok tok tok

"Friska???" Tanya dekka terkejut

"Dekka kamu kenapa?" Friska mendekat

"Enggak cuma pusing aja. Lo ngapain disini?"

"Nungguin kamu lah, aku PMR" jawab friska santai

Dekka mulai merasa Friska bukan anak pmr, tapi dia tetap tidur dan Friska duduk disamping. Saat bel istirahat berbunyi para siswa mulai keluar kelas.

BRAKKKKKKKK

Terdengar suara bantingan pintu. Johan datang dengan emosi langsung memukul wajah dekka.
"Lo ngapain deketin pacar gue" tanya johan yang emosi dan sudah sukses membuat bibir Dekka sedikit sobek.

"Udah jo berhenti"

"Gue gak deketin dia, dia anak PMR yang jaga UKS" jawab dekka yang juga sudah terpancing emosi juga.

Perhatian johan sekarang menuju ke Friska.
"Sejak kapan kamu jadi anak PMR? Kamu aja benci sama darah" tanya

Mendengar hal itu Friska bingung dan sangat lama untuk menjawab
"Aaaku tadi disuruh paakk Aagus"

Setelah dengar itu johan tak langsung percaya dengan itu
Dia memukul Dekka lagi membuat pipi dekka memerah tak terima dekka membalas dengan pukulan juga. Teman dekka yang datang saat itu terkejut dan langsung menghentikan pertengkaran itu.
"Jo udah jangan bikin ribut" cegah Friska
"Gue tantang lo tanding basket sama gue, bawa temen temen cupu lo juga"tantang johan

"Gue terima tantangan lo, dan Kalian semua yang ada disini jangan sampai nyebarin berita ini ke abang gue. Sampai abang gue tau, anak itu bakal gue habisin. Ngapain masih disini pergi lo"

Siswa yang mendengar hal itu langsung terdiam dan pergi termasuk Johan.
"Dekka kenapa lo gak ngasih tau abang lo?"

"Gue gak mau dia khawatir, soalnya dia mau refreshing sama temen temennya besok, dan makanya gue dengan senang hati nerima tantangan itu"

"Lo gak takut sama johan main basketnya keren abis" kata zevan

"Gue gak takut, gue juga bisa main basket dan kalian semua kan anak basket jadi ngapain takut" jawab Dekka

"Udahlah Dekk nanti lo malah kecapean kondisi badan lo masih belum fit"

"Gampang gue bisa kok. Ayo kantin gue laper" ajak dekka setelah lukanya diobati, dan ke tiga temannya itu mengangguk.

Diko yang saat itu berada dikantin melihat hansaplast di sudut bibir Dekka langaung menghampiri Dekka.
"Dek bibir lo kenapa? Lo abis berantem?"

"Nggak pa pa ini tadi ketimpuk buku yang dilempar Zevan"

"Ohhh Zev hati hati dong, adek gue nih" kata Diko pada zevan.

"Ehehe iya bang kan gak sengaja, sapa suruh dia ngaggetin gue" jawab zevan

Sempurna. Tidak ada raut curiga diwajah diko dan zevan menjawab itu dengan spontan. Dekka juga merasa lega. Mereka berempat akhirnya duduk di bangku sebelah Diko dan teman temannya dan langsung memesan makanan.

Pulang sekolah
"DEKKA!!! Ayoo!! " teriak Diko dari pintu kelas Dekka

"Bang bilangin bunda dong, Dekka ada kerkel dirumah Zevan nih buat 2 hari lagi"

"Tap-"

"Ayolah bang nanti gue pulangnya dianter sama Elang deh,kan rumahnya searah"

"Yaudah deh kalau gitu gue mau ajak jalan Camella"

"Cih dasar, Yaudah pokoknya bilangin Bunda ya"

Setelah melihat Diko meninggal kan kelas mereka.

"Dekk lo yakin?" Tanya aldi

"Iya Al gue yakin, kalau gue nolak tantangan ini. Johan bakal anggap gue banci"

"Tapi kita masih kurang anggota" ucap Elang

"4 anggota cukup nggausah pake acara nambah, ini bukan pertandingan internasinal"
"Yaudah kuy kita harus bikin strategi supaya menang"

Ditempat lain

"Kenapa gue ngerasa Dekka nyembunyiin sesuatu dari gue ya?" -Diko

-Dekka-
23 Mei 2018

Tbc....
Update nih!!! Kaget yaaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DekkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang