1.

64 5 0
                                    

Kim Taehyung adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di Seoul, saat ini ia sedang memimpin rapat kepanitiaan untuk penerimaan mahasiswa baru.

"Baiklah, sebelum aku menutup rapat ini. Apa ada yang ingin mengajukan pertanyaan?" Tanyanya, melihat satu-persatu anggota panitia itu.

Tidak ada yang membuka mulut mereka, Taehyung pikir ia sudah harus menutup rapat mereka kali ini.

"Sepertinya tidak ada yang ingin bertanya, cham-yeohae jusyeoseo gamsahabnida, tto bwayo" ucapnya.
(Baiklah, terimakasih atas partisipasinya, sampai jumpa)

Tidak lama, satu persatu dari mereka keluar dari ruang rapat itu. Namun, Taehyung memutuskan untuk tetap diruangan itu karena jujur saja ia sedang tidak mood untuk berpapasan dengan orang-orang dan ia menampilkan wajah baik-baik saja.

Suara ketukkan di pintu menyadarkan lamunannya.

"Ah, gwaenchanha??" Tanya Jimin, lalu ia masuk begitu saja dan ikut duduk didekat Taehyung. (Apa kau baik-baik saja??)

Tidak ada jawaban dari sahabatnya, yang Jimin dengar hanyalah hembusan nafas Taehyung yang terdengar lelah.

"Ah, sekarang aku tau kau tidak baik-baik saja. Apa rapat tadi tidak berjalan dengan lancar?"

Taehyung mengernyit, mengapa sahabatnya satu ini begitu bawel sekali pikirnya.

"Ani, Rapatnya berjalan lancar kok"
(Tidak)

"Lalu, kenapa dengan wajahmu yang kusut itu?" Cecar Jimin.

"Ceritakan padaku" tambahnya.

Taehyung tahu, ia tidak akan terbebas dari rasa penasaran Jimin jika ia mengatakan baik-baik saja, ia kenal betul sahabat sejak kecilnya itu tidak akan percaya begitu saja jika Taehyung berbohong padanya.

"Aku bertemu gadis itu seminggu yang lalu" ungkap Taehyung.

Kini, giliran wajah Jimin yang mengernyit menandakan ia tampak bingung.

"Gadis yang mana? Apakah Mirae-ya?" Tanya Jimin.

"Ya! Kenapa kau menghubungkan wajah kusutku dengan Mirae sih? Ini sama sekali tidak ada hubungannya!" Ucap Taehyung dengan nada kesal.

Jimin hanya terkekeh, lalu mengangkat bahunya.

"Entahlah, yang ku tahu kau kan masih menyayangi mantan cantikmu itu" ucapnya Jimin tanpa rasa berdosa sama sekali.

"Ya! Dasar kau.." Taehyung sudah akan meraih rambut Jimin untuk menjambak sahabatbya itu. Namun Jimin buru-buru menghindar sambil tertawa.

"Kau ingat Hoobae kita saat di High School yang kutolong, namun dia justru memarahiku?" Kali ini Taehyung menjelaskan lebih lanjut.

"Ah ne, aku ingat. Dia sangat manis, cantik, seksi, dan sangat galak!" Jawab Jimin sambil tertekekeh.

"Kau mengingatnya dengan baik ternyata, hmm aku bertemu gadis itu seminggu yang lalu. Dia dihadang tiga preman, lalu aku menolongnya, tapi bisa kau pikirkan sendiri reaksi dia bagaimana padaku" cerita Taehyung dengan wajah sendu.

"Dia memarahimu lagi?" Tanya Jimin, belum yakin dengan jawaban yang ada dikepalanya.

Lalu, Taehyung hanya mengangguk lesu.

"Daebak! Sepertinya kau berjodoh dengan gadis itu" Jimin tersenyum penuh arti.

"Mwolagu? Wae?" Tanya Taehyung heran. (Apa? Kenapa?)

"Ah, aku baru ingat apa tujuanku kemari. Sebenarnya aku ingin bilang, ada seorang gadis yang kulihat pagi ini, dan dia benar-benar mirip dengan gadis yang kau tolong setahun yang lalu" jelas Jimin panjang lebar.

"Ya! Park Jimin! Nongdam hajima!" Taehyung mulai kesal dengan sahabatnya. (Jangan bercanda!)

"ani, ani, naneun jinjihae! Kalau tidak percaya, ikut saja sekarang ke gedung fakultasku" bela Jimin.
(Tidak, tidak, aku benar-benar serius!)

Taehyung lalu berhenti dengan aktifitas tangannya yang membereskan berkas-berkas didepannya lalu berdiri.

"Jeongmal?" Tanyanya untuk meyakinkan dirinya sendiri. (Benarkah?)

"Ne, cepat sebelum dia menghilang dan kau menganggapku berbohong!" Canda Jimin.

"Aish!! Memangnya dia itu hantu?!" Gerutu Taehyung.

"Memang, gadis itu kan sudah menghantui hatimu Taehyungie!" Balas Jimin lalu berlari dari ruangan itu.

Taehyung akhirnya ikut menyusul Jimin. Sepanjang menuju gedung fakultas Jimin, tidak sedikit mata yang memandang keanehan mereka. Terkadang Taehyung dan Jimin lupa menempatkan usia mereka di berbagai tempat, contohnya ya seperti sekarang ini, berlari saling mengejar satu sama lain sambil menjitak kepala dan tertawa nyaring.

♡♡♡

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORY (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang