2.

41 5 0
                                    

Bae Irene memandangi makanan dihadapannya dengan wajah tak berselera, ia benar-benar kehilangan mood makan siangnya.

Sekali lagi ia melirik seseorang dari sudut matanya yang sudah memperhatikannya terang-terangan sejak sepuluh menit yang lalu.

'Ah, kenapa hidupku sial sekali!!' Gerutunya dalam hati.

Dan akhirnya Irene menyesali keputusannya yang telah menerima beasiswa untuk menempuh pendidikan di universitas ini, hanya karena ia baru tahu, bahwa Kim Taehyung juga berkuliah disini, dan sekali lagi Irene sudah menganggap hidupnya dua kali lipat tertiban sial.

Mencoba untuk menenangkan hatinya, Irene lalu membereskan kotak makannya dan tiba-tiba saja seseorang duduk dihadapannya.

"Annyeong.." sapanya. (Hai)

Irene mengernyit heran, ia menoleh kekanan dan kiri untuk memastikan kepada siapa orang dihadapannya ini berbicara, merasa dirinya ditatap sedemikian rupa, lalu Irene menunjuk wajahnya sendiri.

"Ah, mianhae. Apa kau berbicara denganku?" Katanya. (Maaf)

Gadis dihadapnnya hanya tersenyum sambil mengangguk.

Gadis aneh, batin Irene.

"Aku Kang Seulgi, mari berteman!" Ucap gadis itu tulus sembari mempertahankan senyumnya dan mengulurkan tangan pada Irene.

"Ne, asal nanti kau jangan menyusahkanku ya. Aku Bae Irene" jawab Irene jujur. (Iya)

Seulgi yang mendengar itu hanya tertawa.

"Kau sangat lucu, Irene-ssi!" Ungkapnya polos dan kali ini disertai tepuk tangan disela tawanya.

Oke, sekarang Irene benar-benar menganggap gadis di depannya ini adalah orang aneh.

"Ya! Aku sedang tidak melawak. Mianhae, aku harus pergi. Annyeong Seulgi-ssi!" (Maaf, Dah)

"Annyeoooong.." jawab Seulgi kali ini sambil melambaikan tangan. (Dah)

Di sisi lain~

"Chim, kau membuatku seperti seorang penguntit!" Keluh Taehyung.

Jimin menanggapinya dengan tertawa.

"Memangnya aku punya pilihan lain? Kau tidak lihat bagaimana wajah gadis itu saat kita memperhatikannya?" Tanya Jimin, Taehyung hanya melirik sebal pada sahabatnya.

"Palli, kita bisa kehilangan jejak Hoobae itu!" Tambah Jimin sambil bersiap untuk mengejar Irene. (Cepat)

"Andwae! Aku benar-benar tidak mau menjadi penguntit!" Keluh Taehyung. (Jangan)

"Tapi kau bilang kau penasaran padanya?" Jimin bertanya heran, lalu duduk kembali disamping Taehyung.

"Ini urusanku, Chim. Aku harus pergi, aku ada kelas luma menit lagi, jalgayo" jawab Taehyung, lalu tak lama ia pergi meninggalkan Jimin. (Dah)

"haeng-un-eul bil-eoyo!!" Teriak Jimin sebelum Taehyung benar-benar jauh melangkah. (Semoga berhasil!)

Semua orang yang ada disana menatap Jimin dengan pandangan yang sebagian kagum dengan ketampanannya, sebagian iri, sebagian merasa geli.

Di sepanjang langkahnya kembali ke gedung fakultasnya, Taehyung berpikir keras.

Sebenarnya apa yang membuat gadis itu membencinya? Taehyung berusaha mengingat apa kesalahan yang sudah ia perbuat? Namun nihil, pikirannya buntu ketika ia hanya tahu bahwa ia bertemu dengan gadis itu baru tiga kali ini.

Entahlah, saat ini ia tidak ingin mengambil pusing. Tetapi, ia berjanji pada dirinya sendiri, jika nanti Taehyung bertemu lagi dengan gadis itu, Taehyung akan benar-benar menanyakan pertanyaan yang membuat hatinya mengganjal setahun lebih ini.

♡♡♡

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORY (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang