6.

31 3 0
                                    

Seulgi berlari kecil di area gedung fakultasnya.

Pagi ini ia terlambat bangun karena lupa men-charger ponselnya semalam untuk memasang alarm, dan sialnya jam beker di kamarnya sudah raib karena Suga sudah membanting jam itu ketika Seulgi mencoba membangunkan Suga dua bulan yang lalu.

Ingatkan Seulgi untuk membeli jam beker lagi.

Semalam, dia terlalu lelah dan mengantuk lalu memilih tidur lebih awal karena seharian itu ia menghabiskan waktu dengan Irene.

Kemarin, sebulan sudah Irene bekerja dan mendapatkan gaji pertamanya, dan tentu saja Irene memaksa Seulgi agar mau ia traktir.

Ponsel Seulgi berkedip, antara panggilan telepon masuk dan tanda baterai akan habis. Memang sewaktu ia bersiap tadi, ia men-chargernya meskipun ia hanya mendapat lima belas persen.

Seulgi menunduk, masih sambil berlari kecil dan melihat layarnya ponselnya, namun detik setelah itu ia hilang keseimbangan untuk mempertahankan ponselnya dalam genggaman.

Ya, dia sial lagi pagi ini ketika menabrak seseorang.

Dan orang itu,

"Ah, joesonghabnida Jimin sunbaenim!!" Seulgi sedikit meninggikan suaranya ketika ia kaget melihat orang yang ia tabrak adalah Jimin, seniornya. Ia menunduk saat mengatakannya, lalu ia melihat Jimin mengambilkan ponselnya yang sempat terlempar beberapa meter dari tempat mereka berdiri. (Maafkan saya)

"Ah, seharusnya aku yang meminta maaf. Apa kau baik-baik saja? Sepertinya sedang terburu-buru?" Ucap Jimin sambil menyerahkan ponsel itu kepada pemiliknya.

Seulgi hanya tersenyum kikuk lalu mengangguk dan mengambil ponselnya dari tangan Jimin.

"Terima kasih sunbaenim, sillyehabnida" balasnya lalu mengangguk sekilas dan melanjutkan larinya, yang kali ini lebih cepat dari sebelumnya. (Saya permisi)

Jimin melihat punggung Seulgi yang sudah menghilang dipertigaan koridor.

Ia lalu tersenyum penuh arti sambil menggeleng-geleng tak jelas.

"Ah, maeu gwiyeobdaaaa" ucapnya penuh penekanan. (Imutnyaaaa)

Sementara itu~

"Irene, eotteohge? Sepertinya aku akan meninggal jika melihat Jimin sunbae lagi" ucap Seulgi sambil memegang dadanya dengan debaran jantung yang tak terkendali jika ia mengingat kejadian tadi pagi. (Bagaimana ini?)

Mendengar itu, Irene memukul dahi Seulgi.

"Jebalyo, aku akan menguburmu nanti" jawab Irene asal sambil menyuap makan siangnya. (Silahkan)

Jujur saja, Irene jengah mendengar kalimat yang sama dan berulang-ulang dari Seulgi selama empat jam ini. Dan, baru kali ini ia mengeluarkan suara untuk pertama kalinya merespon gerutuan Seulgi.

"Ya! Kenapa kau jahat sekali?!! Memangnya kau tidak sedih jika aku mati hari ini?" Ucap Seulgi sambil mengangkat sumpitnya ke arah Irene.

Irene hanya memutar bola matanya malas, lalu melihat kotak makan Seulgi yang masih utuh, benar-benar temannya ini sudah membuatnya kesal.

"Sudahlah, cepat habiskan makananmu! Aku tidak mau kau mati hari ini" kata Irene cuek namun terdengar ada nada khawatir disana.

Seulgi terkekeh, ternyata hidupnya dikelilingi oleh orang-orang yang cuek-cuek perhatian.

"Hehe, baiklah!" Balasnya sambil tersenyum lebar.

Irene mengunyah makanan dalam mulutnya keras-keras sampai beberapa kali terdengar bunyi gemeletuk dari mulutnya.

Irene pikir temannya ini memang unik, selain meminta dibawakan bekal yang Irene masak setiap mereka kuliah, Seulgi juga selalu membuatnya betah berlama-lama menghabiskan waktu bersama meskipun sebagian besar yang Irene rasakan hanyalah rasa kesal.

"Irene, sampaikan pada Suga oppa kalau aku sangat menyayanginya" tiba-tiba Seulgi bicara pelan dengan pandangan kosong lurus kedepan

Lantas, Irene yang sedari tadi menunduk ia langsung melihat Seulgi dengan tatapan aneh.

"Mwo???"

"sepertinya detik ini aku akan meninggal!!" Racau Seulgi.

Irene lalu mengikuti arah pandang Seulgi, ketika ia melihat ada orang yang tak ingin Irene lihat lagi seumur hidupnya.

Irene melihat Taehyung yang baru saja datang dan duduk dengan Jimin yang tak jauh dari tempat Irene dan Seulgi.

Taehyung yang memang tidak tau disana ada Irene, tiba-tiba se-persekian detik pandangan mata keduanya bertemu dan terikat, setelahnya Irene memutar tubuhnya lagi dan segera membereskan kotak bekal makan siangnya.

"Aku duluan!" Ucap Irene setelah kotak bekalnya beres ia masukkan kedalam tas dan bergegas dari sana.

"Eodilo gaseyo?" Pandangan Seulgi langsung mengernyit heran melihat temannya. (Kau mau kemana?)

"Aku mau menggali kuburan untukmu!!" Kata Irene cuek lalu pergi begitu saja dari sana.

"Ya!!! Bae Irene!!! Waah benar-benar anak itu!!!" Teriak Seulgi, ia tak sadar sampai berdiri saking berniat meneriaki Irene yang sudah berlalu dari sana.

Kini, Seulgi menyesali perbuatannya barusan. Ia benar-benar malu sekali, karena selain semua yang ada disana melihatnya seperti orang gila, justru Seulgi merasa memang akan gila saat melihat Jimin berjalan menghampirinya.

Jenjang!!! Jantungku akan meledak!!! Batin Seulgi. (Sial!!!)

"Annyeong.." sapa Jimin.

Dan detik itu juga, Seulgi terduduk dan merasakan lututnya lemas.

♡♡♡

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORY (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang